Orientasi Pedagogi kritis Tinjauan Pedagogi Kritis Paulo Freire
29 berdasarkan dengan apa yang ada di dekat peserta didik, pendidikan tidak
menjauhkannya dari realitas dan peserta didik menjadi peka terhadap permasalahan sosial.
Kurikulum menurut
pandangan Freire
berpusat pada
“problematisasi“ realitas konkret. Peserta didik bersama pendidiknya memaknai berbagai persoalan hidupnya dan berusaha memecahkannya.
Sebagai mediator dan fasilitator, pendidik berfungsi menyakinkan akan realitas yang diketahui oleh peserta didik, kemudian secara bersama
menganalisisnya dan peserta didik akan membangun pengetahuannya sendiri secara kritis. Peserta didik mencari arti pengetahuan yang telah
dibangunnya melalui diskusi dengan pendidik maupun dengan kawan- kawannya. Pendidik bukanlah orang yang mengetahui segalanya,
sehingga, pendidik juga harus aktif dalam mencari kejelasan, menanyakan kebenaran, dan mengevaluasi alternatif yang ada Siti Murtiningsih, 2006:
109. Bagi Freire, kurikulum yang berorientasi dari realitas konkret
pengalaman siswa dan berprinsip dinamis, bukan pola-pola yang statis seperti dalam pendidikan sistem bank, adalah mutlak bagi proses
pendidikan yang sejati membebaskan. Membebaskan berarti sesuai apa yang diinginkan siswa. Apa yang dibutuhkan siswa dari kurikulum yang
baik adalah muatan kurikulum yang mampu menumbuhkan kesadaram kritis Siti Murtiningsih, 2006: 109. Artinya, kurikulum dapat
30 mengembangkan cara berfikir kritis dari pengalaman yang pernah siswa
rasakan serta mengembangkan kemampuan refleksi. Realitas kehidupan yang wajar dengan aspek-aspek persoalan
hidup yang kompleks, menjadikan hal tersebut sebagai sumber utama sebuah kurikulum yang baik. Pijakan kurikulum berorientasi pada
problematisasi pengalaman hidup dan dibuat sebagai perwujudan kehidupan yang wajar. Alasannya adalah bahwa dalam realitas kehidupan,
problematisasi hidup yang dihadapi manusia selalu hadir saling kait mengkait. Pendidikan yang baik tidak saja menyiapkan pribadi bagi tujuan
yang akan datang. Tetapi sekaligus membimbing siswa perasaan, pikiran, dan maupun tindakan, agar mampu merombak hegemoni dalam
lingkungannya dan menjadikannya orang yang dapat dewasa dan bijaksana dalam segala hal Siti Murtiningsih, 2006: 110.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran Freire adalah berdasarkan
dari realitas kehidupan. Peserta didik dibimbing untuk dapat memahami setiap permasalahan kehidupannya. Tak hanya itu, kurikulum ini
diharapkan dapat mengembangkan kemampuan kritis dan refleksi diri. Peserta didik bersama-sama untuk merefleksi masalah pengalaman yang
pernah mereka alami. Dengan berpijak pada problematis pengalaman peserta didik, ia akan dihadapkan pada suatu masalah yang riil kehidupan.
31 Dengan demikian, peserta didik akan belajar mendeskripsikan,
menganalisis serta memecahkan masalah pengalaman nya secara nyata.