Hubungan Antara Shift Kerja Dengan Stress Kerja

168 mengenai jumlah pekerjaan dengan kapasitas pekerja, rotasi tingkat kesulitan dan tantangan pada tiap pekerja, serta mengembangkan kemampuan dan performa pekerja dalam bekerja ILO, 2012.

6.25 Hubungan Antara Shift Kerja Dengan Stress Kerja

Shift kerja yang bertentangan dengan pola tidur akan berisiko menimbulkan gangguan kesehatan baik secara psikologis, fisik, dan perilaku. Gangguan yang dapat dialami pekerja shift berupa gangguan pernapasan, detak jantung, tekanan darah, eksresi urin, mitosis sel, produksi hormon, dan gangguan irama sirkadian. Shift kerja terutama pada malam hari akan menyebabkan perubahan kerja dimana para pekerja diharuskan lebih aktif pada waktu malam yang seharusnya digunakan untuk beristirahat. Selain itu, penyesuaian diri terhadap shift bukan suatu hal yang mudah. Hal ini dikarenakan penyesuaian yang dilakukan tidak hanya berkaitan dengan aktivitas yang akan dilakukan tetapi juga berkaitan dengan proses sirkadian di dalam tubuh serta aktivitas sosial lainnya Authority, 2006. Dari hasil penelitian ini didapatkan jumlah pekerja yang bekerja secara tidak shift 56,5 lebih banyak dibandingkan dengan pekerja yang bekerja secara shift 43,5 . Pekerja yang bekerja secara shift merupakan subjek yang rentan mengalami stress kerja, seperti kelelahan, mudah marah, depresi dan kurang minat bekerja Speegle, 2013. Menurut hasil penelitian Riber dan Derriennic 1999 masalah kesehatan yang seringkali dirasakan pekerja shift adalah gangguan tidur dan kelelahan. Menurut Akerstedt 1998 tiga dari empat pekerja shift mengalami masalah kesehatan dan mengalami kurang tidur Sonnentag et al., 2009. 169 Berdasarkan hasil analisis bivariat, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara shift kerja sengan stress kerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dirken 1966 menemukan bahwa meskipun pekerja shift merasakan kelelahan dan malaise lebih tinggi tetapi tidak ditemukan adanya perbedaan gejala berarti dibandingkan dengan pekerja non-shift. Hasil survei literatur yang dilakukan Rutenfranz et al 1977 juga menemukan hal yang serupa yaitu pekerjaan shift tidak memiliki dampak yang signifikan terhdapa penyakit jantung dan saraf Ivancevich Ganster, 2014. Pada penelitian ini, tidak terdapatnya hubungan antara shift kerja dengan stress kerja dapat terjadi karena pekerja shift sudah beradaptasi dengan baik dengan jadwal kerja mereka yang harus bergilir sehingga rata-rata tingkat stress pekerja baik shift 1,41 maupun tidak shift 1,42 tidak berbeda jauh. Selain itu, pengaruh pekerjaan terhadap pekerja yang berbeda shift bisa saja tidak berbeda sehingga stress yang dialami para pekerja tidak dipengaruhi oleh faktor shift kerja tetapi faktor pekerjaan lainnya, seperti beban kerja. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat stress kerja pekerja shift dengan tidak shift. Walaupun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara shift kerja dengan stress kerja tetapi sebaiknya pihak manajemen melakukan langkah pengendalian untuk mencegah timbulnya stress kerja akibat pengaruh shift kerja. Langkah pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan tetap mempertahankan pola shift kerja pagi-siang-malam untuk mengurangi gangguan tidur , menyesuaikan pencahayaan pada malam hari agar terlihat terang, menyediakan diet makanan yang sehat serta penentuan jam makan yang 170 sesuai, pelarangan konsumsi alkohol dan obat terlarang Stranks, 2005, serta diupayakan agar pekerja berusia tua tidak bekerja secara shift lagi karena pekerja berusia tua lebih berisiko mengalami masalah gangguan sirkadian dibandingkan pekerja berusia muda Barling et al., 2005.

6.26 Hubungan Antara Aktivitas di Luar Pekerjaan Dengan Stress Kerja