147
6.16 Hubungan Antara Konflik Interpersonal Dengan Stress Kerja
Konflik di tempat kerja merupakan hal yang biasa terjadi dimana ketidaksepakatan atau diskusi yang panas merupakan kondisi yang tidak
terelakkan yang terjadi di lingkungan pekerjaan. Beberapa konflik dapat mendorong dalam meningkatkan produktivitas jika pekerja berusaha mencari
solusi permasalahan yang kreatif. Akan tetapi, ketika perbedaan dan ketidaksepakatan tersebut memicu terjadinya perasaan sakit hati maka hal ini
dapat menimbulkan stress jangka panjang dan perasaan tidak senang Edelmann, 2000. Hubungan sosial yang baik antar sesama pekerja memang
dapat mengurangi perasaan stress di tempat kerja tetapi apabila yang terjadi tidak demikian maka hal ini dapat menyebabkan timbulnya tekanan dalam
bekerja Rout Rout, 2002. Dalam penelitian ini, nilai rata-rata skor yang didapatkan untuk variabel
ini yaitu sebesar 2,27 dengan nilai minimum 1 dan nilai maksimum 3,94. Jika dibandingkan dengan nilai total skor antara 1-5 maka skor tersebut telah masih
berada di bawah nilai median sehingga rata-rata skor tersebut memiliki kecenderungan tidak tinggi. Sedangkan konflik interpersonal yang seringkali
terjadi yaitu perbedaan pendapat di antara anggota departemen. Meskipun kecenderungan skor dari variabel ini tidak tinggi tetapi dampak adanya konflik
interpersonal cukup serius. Konflik interpersonal memiliki dampak terhadap stress kerja yang sangat
nyata terutama dalam jangka waktu yang panjang. Dampak yang paling signifikan akibat adanya konflik interpersonal yaitu perasaan gelisah. Perasaan
gelisah merupakan emosi yang muncul untuk mengantisipasi permasalahan dan
148
tantangan di masa depan. Sehingga apabila seseorang pernah mengalami konflik interpersonal maka orang tersebut akan menghabiskan waktu yang
lama untuk merenungkan masalah yang pernah dialaminya dan lebih merasa khawatir mengenai kemungkinan terjadinya masalah serupa di masa depan Jex
Britt, 2008. Secara statistik, konflik interpersonal berhubungan positif dengan stress
kerja yang dialami para pekerja berarti semakin tinggi konflik interpersonal yang dialami para pekerja maka akan semakin meningkatkan stress kerja yang
mereka alami. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya konflik yang dirasakan oleh para pekerja baik dengan sesama anggota departemen maupun dengan
anggota departemen lainnya. Bentuk konflik interpersonal dapat terjadi dalam bentuk aktif maupun pasif. Konflik interpersonal secara aktif dapat terjadi
ketika seseorang berargumen dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada orang lain. Sedangkan konflik interpersonal pasif dapat terjadi misalnya ketika
seseorang lupa mengundang rekannya untuk menghadiri sebuah pertemuan yang dianggap penting. Sehingga dapat dikatakan bahwa konflik interpersonal
merupakan salah satu variabel penting yang dapat berdampak kompleks bagi pekerja yang mengalaminya Jex Britt, 2008.
Berdasarkan hasil analisis multivariat, variabel konflik interpersonal merupakan salah satu variabel yang masuk ke dalam model multivariat. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada pekerja di Jepang menunjukkan bahwa pada pekerja baik laki-laki maupun perempuan
konflik interpersonal berpengaruh terhadap stress secara psikologis Tsuno et al., 2009. Dalam penelitian lainnya yang dilakukan pada perusahaan
149
manufaktur skala kecil dan sedang di Jepang menunjukkan bahwa tingginya konflik interpersonal dapat berpengaruh terhadap peningkatan gejala depresi
Ikeda et al., 2009. Untuk mencegah timbulnya dampak yang merugikan akibat adanya
konflik interpersonal maka pihak manajemen harus berupaya melakukan langkah pengendalian. Langkah pengendalian ini dapat dilakukan dengan
melakukan komunikasi yang efektif dengan pekerja yang bertikai. Komunikasi efektif ini dilakukan dengan cara melakukan komunikasi dua arah yang
menghasilkan umpan balik. Komunikasi yang efektif ini sebaiknya dilakukan secara rutin setiap meeting mingguan tiap departemen untuk mengendalikan
bahkan mencegah terjadinya konflik interpersonal antar pekerja. Melalui komunikasi yang efektif, maka pihak manajemen dapat menggali informasi
mengenai permasalahan yang dihadapi antar pekerja tersebut. Untuk penyelesaian lanjutannya, pihak manajemen dapat menerapkan strategi
manajemen konflik. Strategi yang dapat diterapkan yaitu penyelesaian dengan mengambil jalan tengah atau kompromi atau menggunakan peraturan
perusahaan yang berlaku sebagai cara penyelesaiannya Wijono, 2010.
6.17 Hubungan Antara Ketidakpastian Pekerjaan Dengan Stress Kerja