Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

77

4.6 Pengumpulan Data

1. Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh pekerja di PT X dan pengukuran tingkat pencahayaan dan suhu udara. Berikut ini adalah teknik pengumpulan data masing-masing instrumen: a. Pengisian kuesioner Teknik pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada pekerja yang menjadi sampel penelitian ini dan terlebih dahulu akan dijelaskan maksud dan tujuan penelitian serta cara pengisian kuesioner. b. Pengukuran tingkat pencahayaan Pengukuran cahaya dilakukan pada area office dan plant. Pengukuran cahaya dilakukan pada penerangan setempat, yaitu pada masing-masing meja kerja responden. Pengukuran dilakukan menggunakan alat luxmeter. Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan kalibrasi terlebih dahulu. Kemudian alat tersebut akan diletakkan pada meja responden. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali pada setiap meja dan hasil akhirnya merupakan rata-rata dari ketiga pengukuran tersebut. Hasil akhir pengukuran dari setiap meja akan dibandingkan dengan batas minimal pencahayaan berdasarkan SNI 03-6197-200 mengenai konservasi energi pada sistem pencahayaan. Adapun batas minimal pencahayaan pada masing-masing ruang kerja adalah sebagai berikut: 1. Lobby : 100 lux 2. Ruang kerja : 350 lux 78 3. Laboratorium : 500 lux 4. Plant : 200lux c. Pengukuran suhu udara Pengukuran suhu udara dilakukan pada seluruh area kerja responden, yaitu area office dan plant. Pengukuran dilakukan menggunakan termohigrometer. Alat tersebut akan diletakkan di area kerja sekitar pekerja dan didiamkan selama 15 menit. Setelah 15 menit maka alat akan menunjukkan suhu dan kelembaban udara sekitar. Hasil pengukuran akan dibandingkan dengan persyaratan suhu dan kelembaban ruang kerja berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405 Tahun 2002, yaitu suhu sebesar 18 – 28 o C dan kelembaban sebesar 40 – 60 . d. Pengukuran ventilasi Pengukuran ventilasi dilakukan pada seluruh area kerja responden yaitu di area office. Pengukuran dilakukan menggunakan alat ukur meteran. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui luas ruangan serta luas ventilasi yang terdapat di ruang kerja responden. Hasil pengukuran ini akan dibandingkan dengan persyaratan ventilasi minimum berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405 Tahun 2002, yaitu luas ventilasi minimum 15 dari luas lantai. 2. Data Sekunder Adapun data sekunder yang digunakan yaitu berupa data hasil pengukuran kadar debu dan kebisingan milik Departemen HSE PT X. Berikut adalah tata cara pelaksanaan pengukuran yang dilakukan: 79 a. Pengukuran kebisingan Hasil pengukuran kebisingan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh Departemen HSE PT X pada bulan Desember 2013. Pengukuran kebisingan ini dilakukan pada beberapa titik, yaitu depan office, mill 1, mill 3, warehouse, dan kompresor. Pengukuran dilakukan menggunakan alat Sound Level Meter. Hasil pengukuran kebisingan ini akan dibandingkan dengan NAB kebisingan berdasarkan Permenaker No 13 Tahun 2011, yaitu sebesar 85 dB. b. Pengukuran kadar debu Hasil pengukuran kadar debu yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil pengukuran kadar debu yang dilakukan oleh Departemen HSE PT X pada bulan Mei 2014. Pengukuran kadar debu ini dilakukan pada 17 titik di lingkungan kerja. Pengukuran kadar debu dilakukan dengan menggunakan alat AirChek XR500. Sebelum dilakukan pengukuran, alat akan dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan calibration jar. Kemudian alat tersebut dipasangkan dengan cassette yang berfungsi sebagai wadah penampung debu. Setelah itu, alat tersebut akan diletakkan di lingkungan kerja yang akan diukur selama 8 jam kerja. Setelah pengukuran selesai dilakukan pada seluruh area maka hasilnya akan dianalisis di laboratorium dan didapatkan hasilnya. Hasil analisis tersebut akan dibandingkan dengan NAB kadar debu silika kristalin berdasarkan Permenaker No 13 Tahun 2011, yaitu sebesar 0,5 mgm 3 . 80

4.7 Pengolahan Data