Cara Pengukuran Stress Kerja Instrumen Pengukuran Stress Kerja

56 dan manajemen stress marupakan pendekatan yang paling sesuai untuk dapat mengurangi stress di tempat kerja NIOSH, 1999a.

2.8 Cara Pengukuran Stress Kerja

Menurut Karoley 1985 dalam Desy, 2002, teknik pengukuran stress dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: a. Self Report Measure Pengukuran dengan metode ini dilakukan dengan menanyakan intensitas pengalaman baik psikologis, fisiologis dan perubahan fisik yang dialami seseorang menggunakan kuesioner. Teknik ini seringkali disebut life event scale. Teknik ini mengukur stress dengan cara mengobservasi perubahan perilaku seseorang, seperti kurangnya konsentrasi, cenderung berbuat salah, bekerja dengan lambat, dll. b. Physiological Measure Pengukuran metode ini dilakukan dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada kondisi fisik seseorang, seperti perubahan tekanan darah, ketegangan otot bahu, leher, dan pundak. Cara ini dianggap memiliki reliabilitas paling tinggi akan tetapi sebenarnya tergantung pada alat yang digunakan serta pengukur itu sendiri. c. Biochemical Measure Pengukuran metode ini dilakukan dengan melihat respon biokimia melalui perubahan kadar hormon katekolamin dan kortikosteroid setelah dilakukan pemberian stimulus. Reliabilitas pengukuran dengan metode ini tergolong cukup tinggi tetapi hasil pengukurannya dapat berubah jika subjek penelitiannya memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol, dan kopi. Hal 57 ini dikarenakan kandungan dalam rokok, alkohol, dan kopi dapat mempengaruhi kadar hormon tersebut di dalam tubuh. Dari ketiga cara di atas pengukuran life event scale paling sering digunakan dalam pengukuran stress. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang mudah serta biaya yang relatif mudah meskipun tidak dapat dihindari adanya keterbatasan tertentu.

2.9 Instrumen Pengukuran Stress Kerja

Saat ini telah berkembang banyak penelitian mengenai stress kerja yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan pun menggunakan berbagai macam jenis instrumen mengenai kondisi pekerjaan, potensial stressor, kesehatan dan kesejahteraan pekerja, kepuasan kerja dan keadaan suasana hati. Berbagai macam instrument pengukuran yang telah distandarisasi dan teruji baik validitas maupun reliabilitasnya. Berikut ini adalah beberapa macam instrumen pengukuran stress kerja. 54 Tabel 2.3 Perbandingan Instrumen Pengukuran Nama Instrumen Penyusun Kelebihan Kekurangan Job Content Questionnaire Karasek, 1985 a. Dapat digunakan untuk mengukur stress yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja terutama yang berkaitan dengan kejadian penyakit jantung koroner b. Relevan untuk digunakan dalam mengukur motivasi pekerja, kepuasan kerja, absenteisme dan turnover pekerja c. Validitas dan reliabilitas kuesioner sudah teruji d. Dapat digunakan pada berbagai sektor industri a. Hanya berfokus pada penilaian situasi psikologi dan sosial di lingkungan kerja b. Tidak ada penilaian kepribadian dan faktor di luar pekerjaan 55 Nama Instrumen Penyusun Kelebihan Kekurangan AnOrganizational Stress Screening Tool ASSET Cartwright dan Cooper, 2002 a. Faktor sumber stress yang dinilai berorientasi pada lingkungan kerja b. Mengukur efek stress pada kondisi psikologis dan kesehatan fisik pekerja Quality of Worklife Questionnaire NIOSH dan Institute for The Social Research University of Michigan a. Digunakan untuk mengevaluasi faktor yang berhubungan dengan stress kerja dan kepuasan kerja b. Dapat digunakan juga untuk mengetahui karakteristik organisasi dan hubungan terhadap kualitas kesehatan dan keselamatan pekerja a. Hanya mengukur efek stress pada kesehatan fisik 56 Nama Instrumen Penyusun Kelebihan Kekurangan Job Stress Survey JSS Spielberg, 1994 a. Dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan dan frekuensi faktor lingkungan tempat kerja yang berdampak pada psikologis pekerja b. Dapat digunakan mengevaluasi dan peningkatan lingkungan kerja, menurunkan kondisi stress dan meningkatkan produktivitas kerja a. Fokus penilaian hanya pada faktor lingkungan kerja dan dampaknya terhadap perubahan psikologis b. Validitas dan reliabilitas diragukan 57 Nama Instrumen Penyusun Kelebihan Kekurangan NIOSH Generic Job Stress Questionnaire Hurrell dan McLaney, 1988 a. Mengukur sumber stress yang berasal dari dalam maupun luar lingkungan pekerjaan serta faktor pendukung lainnya b. Mengevaluasi efek stress pada kondisi akut dan kronis c. Reliabilitas dan validitas instrument telah teruji d. Tersedia dalam berbagai bahasa a. Pengukuran stress kronis dibutuhkan konsultasi bersama petugas medis The Hassles and Uplifts Scales Kanner, Coyne, Schaefer dan Lazarus, 1981 a. Dapat digunakan untuk mengukur kondisi stress yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari b. Sumber stress yang diukur berasal dari dalam maupun luar lingkungan kerja a. Menyediakan informasi yang sedikit untuk melakukan intervensi pencegahan stress kerja 58 Sumber: HSE, 2001 Dari hasil perbandingan di atas, peneliti memilih menggunakan kuesioner NIOSH Generic Job Stress Questionnaire. Hal ini dikarenakan kuesioner tersebut memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan kuesioner lainnya terutama faktor sumber stress yang Nama Instrumen Penyusun Kelebihan Kekurangan HSE Indicator Tool HSE Health and Safety Executive a. Dapat digunakan untuk menanggulangi faktor risiko stress yang berhubungan dengan pekerjaan b. Penggunaannya dapat dipakai sebagai instrument tunggal atau digabungkan dengan instrumen lainnya a. Hanya dapat digunakan untuk mengukur sumber stress yang terdapat di lingkungan kerja b. Hasil temuan dalam instrumen ini harus didiskusikan lagi bersama dengan para pekerja serta dilengkapi dengan data pendukung, seperti data turnover pekerja, tingkat absenteisme, dll. Life Event Scale Thomas Holmes dan Richard Rahe, 1967 a. Digunakan untuk memprediksi hubungan antara kejadian yang dialami 6 bulan terakhir dengan munculnya penyakit a. Penggunaannya harus dilakukan dengan disertai konsultasi pada dokter atau data medis 59 diukur lebih bersifat komprehensif. Selain itu, kuesioner ini merupakan instrumen baku pengukuran stress kerja yang disahkan oleh NIOSH. Reliabilitas dan validitas kuesioner juga dapat dipercaya karena sudah diuji dan sering digunakan dalam penelitian 60

2.10 Kerangka Teori