91
5.2 Analisis Univariat
5.2.1 Stress Kerja
Pada penelitian ini stress kerja yang diteliti yaitu stress kerja akut merupakan dampak yang timbul akibat adanya sumber stress yang
bersifat jangka pendek. Biasanya sumber stress tersebut seringkali terdapat di aktivitas yang dilakukan individu kemudian dengan cepat
menghilang. Stress akut dapat memicu terjadinya gangguan fisiologis, emosional, dan psikologis. Berikut ini adalah hasil analisis distribusi
frekuensi pada variabel dependen stress kerja:
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Stress Kerja Pada Pekerja di PT X Tahun 2014
Variabel Mean ± SD
Min-Max 95 CI
n
Stress Kerja 1,42 ± 0,37
0,71-2,6 1,33-1,51
69
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan hasil distribusi frekuensi bahwa rata-rata tingkat stress kerja yang dialami responden, yaitu sebesar 1,42 dengan
tingkat kepercayaan 95 berada pada rentang nilai 1,33-1,51.
5.2.2 Faktor Individual
Pendeskripsian faktor individual yang berkaitan dengan stress kerja terdiri dari tujuh variabel, antara lain jenis kelamin, umur, status
pernikahan, jumlah anak, masa kerja, kepribadian tipe A, dan penilaian diri. Berikut ini adalah hasil analisis distribusi frekuensi faktor individual
pada pekerja di PT X:
92
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin dan Status Pernikahan Pada Pekerja di PT X Tahun 2014
Variabel Kategori
n
Jenis Kelamin Perempuan
9 13
Laki-laki 60
87 Status Pernikahan
Tidak Menikah 15
21,7 Menikah
54 78,3
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Umur, Jumlah Anak, Masa Kerja, Kepribadian Tipe A, dan Penilaian Diri Pada Pekerja
di PT X Tahun 2014 Variabel
Mean ± SD Min - Max
95 CI n
Umur 33,09 ± 6,09
20 - 48 31,62
– 33,09 69
Jumlah Anak
1 ± 0,91 0 - 3
0,71 – 1,15
69
Masa Kerja 71,64 ± 57,94
2 - 200 57,72
– 85,56 69
Kepribadian Tipe A
3,24 ± 0,22 2,65 - 4
3,19 – 3,29
69
Penilaian Diri
3,59 ± 0,45 2,7
– 4,8 3,48
– 3,69 69
1. Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 5.2, didapatkan hasil bahwa dari jumlah pekerja laki-laki yang menjadi responden pada penelitian ini lebih banyak
dibandingkan pekerja perempuan, yaitu sebanyak 60 responden 87 dari 69 responden.
93
2. Status Pernikahan
Berdasarkan tabel 5.2, didapatkan hasil bahwa jumlah responden yang telah berstatus menikah, yaitu sebanyak 54 responden 78,3 dari 69
responden.
3. Umur
Rata-rata umur responden, yaitu sebesar 33,09 tahun dengan tingkat kepercayaan 95 berada pada rentang nilai 31,62
– 33,09.
4. Jumlah Anak
Rata-rata jumlah anak yang dimiliki responden, yaitu sebesar 1 dengan tingkat kepercayaan 95 berada pada rentang nilai 0,71
– 1,15.
5. Masa Kerja
Rata-rata masa kerja yang telah dilalui oleh responden, yaitu sebesar 71,64 bulan dengan tingkat kepercayaan 95 berada pada rentang nilai
57,72 – 85,56.
6. Kepribadian Tipe A
Rata-rata skor kepribadian tipe A yang dimiliki responden, yaitu sebesar 3,24 dengan tingkat kepercayaan 95 berada pada rentang
nilai 3,19 – 3,29.
7. Penilaian Diri
Rata-rata skor penilaian diri terhadap diri responden, yaitu sebesar 3,59 dengan tingkat kepercayaan 95 berada pada rentang nilai 3,48
– 3,69. 5.2.3
Faktor Pekerjaan
Pendeskripsian faktor pekerjaan yang berkaitan dengan stress kerja terdiri dari enam belas variabel, antara lain kebisingan, pencahayaan, suhu,
94
ventilasi, konflik peran, ketaksaan peran, konflik interpersonal, ketidakpastian pekerjaan, kurangnya kontrol, kurangnya kesempatan kerja,
jumlah beban kerja, variasi beban kerja, tanggung jawab terhadap pekerja lain, kemampuan yang tidak digunakan, dan shift kerja. Berikut ini adalah
hasil analisis univariat faktor pekerjaan pada pekerja di PT X:
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Kebisingan, Pencahayaan, Suhu, Ventilasi dan Shift Kerja Pada Pekerja di PT X
Tahun 2014 Variabel
Kategori n
Kebisingan Bising
32 46,4
Tidak Bising 37
53,6 Pencahayaan
Buruk 17
24,6 Baik
52 75,4
Suhu Tidak Nyaman
38 55,1
Nyaman 31
44,9 Ventilasi
Buruk 48
69,6 Baik
21 30,4
Shift Kerja Shift
30 43,5
Tidak Shift 39
56,5
95
Tabel 5.5 Hasil Pengukuran Kebisingan, Pencahayaan, Suhu, Kadar Debu dan Ventilasi Pada Area Kerja PT X Tahun 2014
Jenis Pengukuran
Hasil Pengukuran n
Kebisingan Sesuai standar
Tidak sesuai standar 43
26 62,3
36,8
Pencahayaan Sesuai standar
Tidak sesuai standar 32
37 46,4
53,6
Suhu Sesuai standar
Tidak sesuai standar 41
28 59,4
40,6 Kadar Debu
Sesuai standar Tidak sesuai standar
69 100
Ventilasi Sesuai standar
Tidak sesuai standar 60
9 86,96
13,04
96
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Faktor Pekerjaan Pada Pekerja di PT X Tahun 2014
Variabel Mean ± SD
Min - Max 95 CI
n
Konflik Peran
3,56 ± 0,83 1 - 5,62
3,36 – 3,76
69 Ketaksaan
Peran 2,48 ± 0,73
1 – 5,33
2,3 – 2,66
69 Konflik
Interpersonal 2,27 ± 0,63
1 – 3,94
2,12 – 2,42
69 Ketidakpastia
n Pekerjaan 2,7 ± 0,91
1 - 5 2,48
– 2,92 69
Kurangnya Kontrol
2,93 ± 0,75 1
– 4,88 2,75
– 3,11 69
Kurangnya Kesempatan
Kerja 3,29 ± 0,8
1 - 5 3,09
– 3,48 69
Jumlah Beban Kerja
3,26 ± 0,38 2,55
– 4,45 3,17
– 3,35 69
Variasi Beban Kerja
3,62 ± 0,59 2 - 5
3,48 – 3,76
69 Tanggung
Jawab terhadap
Pekerja Lain 2,96 ± 1,06
1 - 5 2,7
– 3,21 69
Kemampuan yang Tidak
Digunakan 2,55 ± 0,81
1 - 5 2,36
– 2,74 69
Tuntutan Mental
3,09 ± 0,4 2,2 - 4
2,99 – 3,19
69
97
1. Kebisingan
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden berpendapat bahwa area kerja mereka tidak bising, yaitu sebanyak 37
responden 53,6 . Adapun berdasarkan tabel 5.5, dari hasil pengukuran kebisingan yang dilakukan, jumlah responden yang bekerja
pada area tidak bising yaitu sebanyak 43 responden 62,3 .
2. Pencahayaan
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden berpendapat bahwa pencahayaan di area kerja mereka baik, yaitu
sebanyak 52 responden 75,4 . Adapun berdasarkan hasil pengukuran pencahayaan pada tabel 5.5 didapatkan bahwa jumlah responden yang
bekerja di area kerja dengan tingkat pencahayaan tidak sesuai standar mencapai 37 responden 53,6 .
3. Suhu
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden berpendapat bahwa suhu udara di area kerja mereka tidak nyaman, yaitu
sebanyak 38 responden 55,1 . Sedangkan dari hasil pengukuran suhu udara pada tabel 5.5 didapatkan hasil bahwa jumlah responden
yang bekerja di area kerja dengan suhu udara yang sesuai standar mencapai 41 responden 59,4 .
4. Ventilasi
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden berpendapat bahwa ventilasi di area kerja mereka buruk, yaitu sebanyak
48 responden 69,6 . Adapun berdasarkan hasil pengukuran kadar
98
debu pada tabel 5.5 didapatkan bahwa seluruh responden 100 bekerja pada area kerja yang memiliki kadar debu pada tingkat yang
aman. Sedangkan berdasarkan hasil pengukuran ventilasi pada tabel 5.5 didapatkan bahwa 60 responden 86,96 berada pada ruang kerja
yang memiliki ventilasi sesuai dengan standar minimum luas ventilasi.
5. Shift Kerja
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki sifat pekerjaan yang tidak shift, yaitu sebanyak 39 responden
56,5 .
6. Konflik Peran
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil bahwa rata-rata skor konflik peran yang dimiliki oleh responden, yaitu sebesar 3,56 dengan tingkat
kepercayaan 95 berada rentang nilai 3,36 - 3,76.
7. Ketaksaan Peran
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil bahwa rata-rata skor ketaksaan peran yang dimiliki responden, yaitu sebesar 2,48 dengan tingkat
kepercayaan 95 berada pada rentang skor 2,3 – 2,66.
8. Konflik Interpersonal
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil bahwa rata-rata skor konflik interpersonal yang dimiliki oleh responden, yaitu sebesar 2,27 dengan
tingkat kepercayaan 95 pada rentang skor 2,12 – 2,42.
99
9. Ketidakpastian Pekerjaan
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil bahwa rata-rata skor ketidakpastian pekerjaan yang dimiliki oleh responden, yaitu sebesar
2,7 dengan tingkat kepercayaan 95 pada rentang skor 2,48 – 2,92.
10. Kurangnya Kontrol
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil bahwa rata-rata skor kurangnya kontrol yang dimiliki oleh responden, yaitu sebesar 2,93 dengan tingkat
kepercayaan 95 pada rentang skor 2,75 – 3,11.
11. Kurangnya Kesempatan Kerja
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil bahwa rata-rata skor kurangnya kesempatan kerja yang dimiliki oleh responden, yaitu sebesar 3,29
dengan tingkat kepercayaan 95 pada rentang skor 3,09 – 3,48.
12. Jumlah Beban Kerja
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil bahwa rata-rata skor jumlah beban kerja yang dimiliki oleh responden, yaitu sebesar 3,26 dengan
tingkat kepercayaan 95 pada rentang skor 3,17 – 3,35.
13. Variasi Beban Kerja
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil bahwa rata-rata skor variasi beban kerja yang dimiliki oleh responden, yaitu sebesar 3,62 dengan
tingkat kepercayaan 95 pada rentang skor 3,48 – 3,76.
14. Tanggung Jawab terhadap Pekerja Lain
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil bahwa rata-rata skor tanggung jawab terhadap pekerja lain yang dimiliki oleh responden, yaitu
100
sebesar 2,96 dengan tingkat kepercayaan 95 pada rentang skor 2,7 –
3,21.
15. Kemampuan yang Tidak Digunakan
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil bahwa rata-rata skor kemampuan yang tidak digunakan yang dimiliki oleh responden, yaitu
sebesar 2,55 dengan tingkat kepercayaan 95 pada rentang skor 2,36 – 2,74.
16. Tuntutan Mental
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan hasil bahwa rata-rata skor tuntutan mental yang dimiliki oleh responden, yaitu sebesar 3,09 dengan
tingkat kepercayaan 95 pada rentang skor 2,99 – 3,19.
5.2.4 Faktor Aktivitas di Luar Pekerjaan
Aktivitas di luar pekerjaan juga dapat berpengaruh dalam menimbulkan kondisi stress bagi seorang pekerja.
Aktivitas di luar pekerjaan yang dapat mempengaruhi kondisi stress sangat beragam,
seperti masalah keuangan, penikahan, kehidupan sosial, anak, dsb. Sumber stress yang berasal dari aktivitas di luar pekerjaan dapat
memperburuk kondisi stress yang dialami pekerja akibat aktivitas pekerjaannya. Berikut ini adalah hasil analisis univariat faktor di luar
pekerjaan pada pekerja di PT X:
101
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Aktivitas di Luar Pekerjaan Pada Pekerja di PT X Tahun 2014
Variabel Mean ± SD Min-Max
95 CI n
Aktivitas di Luar
Pekerjaan 2,19 ± 1,17
0 - 5 1,91
– 2,47 69
Berdasarkan tabel 5.7 rata-rata skor aktivitas di luar pekerjaan yang dimiliki oleh responden, yaitu sebesar 2,19 dengan tingkat kepercayaan 95
berada pada rentang nilai 1,91 – 2,47.
5.2.5 Faktor Dukungan Sosial
Hubungan yang baik antara individu dengan orang lain di lingkungannya akan memberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan
individu tersebut. Hal ini yang kemudian menjadikan dukungan sosial yang baik dapat berdampak positif bagi kesehatan pekerja. Hal ini dapat
terjadi dikarenakan lingkungan yang baik dapat mencegah timbulnya faktor yang dapat menyebabkan stress. Berikut ini adalah hasil analisis
univariat faktor pendukung pada pekerja di PT X:
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Pada Pekerja di PT X Tahun 2014
Variabel Mean ± SD
Min-Max 95 CI
n
Dukungan Sosial
3,87 ± 0,67 2,12 - 5
3,71 – 4,03
69
102
Berdasarkan tabel 5.8, didapatkan hasil bahwa rata-rata skor dukungan sosial yang dimiliki oleh responden, yaitu sebesar 3,87 dengan tingkat
kepercayaan 95 berada pada rentang nilai 3,71 – 4,03.
5.3 Analisis Bivariat
5.3.1 Hubungan Antara Faktor Individual Dengan Stress Kerja
Faktor individual merupakan faktor instrinsik yang dapat mempengaruhi munculnya stress kerja pada diri seseorang. Adapun faktor
individual yang dapat mempengaruhi munculnya stress kerja, yaitu jenis kelamin, umur, status pernikahan, jumlah anak, masa kerja, kepribadian
tipe A, dan penilaian diri. Berikut ini adalah hasil analisis bivariat hubungan antara faktor-faktor individual dengan stress kerja pada pekerja
di PT X seperti pada tabel 5.9 dan 5.10
Tabel 5.9 Hubungan Antara Jenis Kelamin dan Status Pernikahan Dengan Stress Kerja Pada Pekerja di PT X Tahun 2014
Variabel Kategori
Mean SD
n 95 CI
Pvalue
Jenis Kelamin Perempuan
1,34 0,348
9 -0,17
–0,36 0,479 Laki-laki
1,43 0,374
60
Status Pernikahan
Tidak Menikah
1,39 0,32
15 -0,17
–0,26 0,726 Menikah
1,43 0,38
54