Keterbatasan Penelitian Stress Kerja

120

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

1. Jumlah pertanyaan yang terlalu banyak dapat membuat responden merasa kelelahan sehingga tidak fokus dalam mengisi kuesioner tersebut tetapi hal ini telah ditangani dengan melakukan uji reliabilitas terlebih dahulu. 2. Kuesioner yang digunakan menggunakan tipe self-report sehingga memungkinkan pekerja untuk tidak mengisinya tidak sesuai dengan kondisi aktual. 3. Analisis multivariat menggunakan uji regresi linier ganda untuk variabel dependen yang tidak normal seharusnya menggunakan uji analisis yang lain. 4. Keterbatasan jumlah sampel mengakibatkan tidak terpenuhinya asumsi klasik untuk dilakukannya uji regresi linier ganda. 5. Penelitian ini dilakukan pada musim kemarau sehingga memungkinkan terjadinya bias recall terhadap persepsi pekerja mengenai suhu udara saat musim hujan.

6.2 Stress Kerja

Dalam penelitian ini, pengukuran stress kerja dilakukan dengan melihat hubungan dengan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya stress kerja baik berupa faktor individual, faktor pekerjaan, faktor di luar pekerjaan maupun faktor pendukung. Pengukuran berbagai faktor tersebut dilakukan dengan mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pengalaman yang dirasakan oleh responden terhadap berbagai faktor yang mereka hadapi selama bekerja. 121 Secara umum, gejala stress kerja yang dialami seseorang dapat terlihat dari berbagai perubahan, baik psikologis, fisiologis, dan perilaku NIOSH, 1999b. Hasil penelitian mengenai gambaran stress kerja pada pekerja di PT X tahun 2014 berada pada tingkat yang tidak terlalu tinggi. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi stress kerja yang dialami responden, nilai rata-rata skor stress kerja dari seluruh responden yaitu sebesar 1,42 dengan nilai minimum sebesar 0,71 dan nilai maksimum sebesar 2,6. Jika rata-rata skor stress kerja yang didapatkan dibandingkan dengan median rata-rata total skor sebesar 2 maka rata-rata skor yang didapatkan dalam penelitian ini masih di bawah nilai rata-rata total skor. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan tingkat stress kerja yang dialami oleh para responden tidak terlalu tinggi. Meskipun rata-rata tingkat stress kerja yang dialami para responden cenderung tidak tinggi tetapi faktor-faktor yang melatarbelakangi peningkatan tingkat stress kerja tersebut secara statistik terbukti berhubungan signifikan dengan faktor pekerjaan. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, terdapat lima variabel yang masuk ke dalam model multivariat, yaitu suhu, konflik interpersonal, kurangnya kesempatan kerja, jumlah beban kerja, dan variasi beban kerja. Hal ini membuktikan bahwa pihak manajemen sebaiknya melakukan langkah pencegahan dan pengendalian untuk dapat mengurangi tingkat stress kerja yang dialami para pekerja mereka. Stress kerja yang dialami para pekerja dapat berdampak jangka panjang dengan munculnya berbagai gangguan kesehatan apabila tidak diatasi dengan baik Perlmutter Villoldo, 2011. Berdasarkan hasil studi kohort yang dilakukan pada populasi MONICAKORA di Jerman menunjukkan bahwa 122 pekerja sehat yang mengalami paparan stress di tempat kerja secara signifikan mengalami peningkatan tekanan darah dan menghadapi risiko penyakit jantung dua kali lebih besar. Selain itu, dari penelitian ini juga ditemukan bahwa stress akibat kerja dapat memicu dampak psikologis yang berbahaya, seperti depresi, gangguan tidur, dan berbagai perilaku tidak sehat lainnya Emeny, 2013. Selain berdampak bagi kesehatan pekerja, stress kerja yang dialami oleh para pekerja juga dapat berdampak bagi perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pekerja di Malaysia didapatkan hasil bahwa stress kerja yang dialami para pekerja dapat berdampak besar pada kepuasan kerja yang dirasakan para pekerja. Selain itu, kepuasan kerja ini yang kemudian dapat meningkatkan terjadinya absenteisme dan turnover pekerja di suatu perusahaan Yahaya, Yahaya, Amat, Bon, Zakariya, 2010. Pada penelitian lainnya yang dilakukan pada pekerja sektor swasta dan negeri di Yunani ditemukan bahwa meningkatnya stress kerja yang dialami para pekerja berdampak secara signifikan terhadap menurunnya produktivitas perusahaan. Hal ini dapat terjadi ketika pekerjaan yang mereka miliki sudah mulai mengganggu kehidupan pribadi pekerja maka hal ini akan berdampak negatif bagi produktivitas perusahaan Halkos Bousinakis, 2010.

6.3 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Stress Kerja