154
beban kerja yang membebani para pekerja sehingga kesempatan para pekerja untuk mengontrol pekerjaan yang mereka miliki saat ini masih belum mampu
membantu mereka dalam mengurangi perasaan stress yang mereka alami. Pekerja yang memiliki beban kerja tinggi yang tidak disertai kemampuan untuk
mengontrol pekerjaan dengan baik akan memiliki risiko untuk mengalami kematian penyakit jantung atau penyakit yang berhubunngan dengan peredaran
darah Byrne Rosenman, 1990. Meskipun variabel ini sudah memiliki kecenderungan yang baik, tetapi
sebaiknya pihak manajemen tetap memastikan bahwa setiap pekerja memiliki kontrol yang baik terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Langkah
pengendalian yang dapat dilakukan berupa melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kondisi pekerjaan, cara
melakukan pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan mereka bekerja, dan libatkan para pekerja untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi
sehingga partisipasi pekerja meningkat ILO, 2012. Keterlibatan pekerja ini dapat dilakukan ketika pelaksanaan rapat perencanaan, pelaksanaan maupun
evaluasi kerja. Dengan menjamin bahwa kontrol terhadap pekerjaan dapat dilakukan dengan baik maka hal ini dapat mencegah terjadinya stress kerja
akibat kurangnya kontrol pekerja terhadap pekerjaan yang mereka lakukan.
6.19 Hubungan Antara Kurangnya Kesempatan Kerja Dengan Stress Kerja
Kurangnya kesempatan kerja yang tersedia dapat menjadi suatu masalah besar bagi individu. Hal ini dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan yang
tersedia dapat memicu terjadinya stress. Ini dapat terjadi dikarenakan munculnya kekhawatiran dalam diri individu terhadap kemungkinan
155
kehilangan pekerjaan dan sulitnya mencari pekerjaan kembali Bizymoms, 2013.
Dalam penelitian ini didapat nilai rata-rata skor untuk variabel kurangnya kesempatan kerja sebesar 3,29 dengan nilai minimum 1 dan nilai maksimum 5.
Jika dibandingkan dengan total skor antara 1-5 maka nilai rata-rata tersebut sudah melebihi nilai median untuk skor variabel ini yaitu 2,5. Hal ini
menunjukkan bahwa skor yang didapatkan dalam variabel ini sudah memiliki kecenderungan tinggi mendekati skor maksimum. Kurangnya kesempatan kerja
yang dirasakan oleh para pekerja bukan disebabkan faktor internal perusahaan tetapi dikarenakan kekhawatiran mereka terhadap ketersediaan lowongan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka di perusahaan lain. Kurangnya kesempatan kerja yang dirasakan oleh para pekerja menyebabkan
terjadinya stress kerja yang kemudian memicu terjadinya frustasi Swain, 2008. Kekhawatiran akibat kurangnya kesempatan kerja yang terjadi terus
menerus dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi individu yang merasakannya L. B. Singh, 2006.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang positif antara variabel kurangnya kesempatan kerja dengan stress kerja. Hal ini berarti
semakin tinggi rasa khawatir para pekerja mengenai kurangnya kesempatan kerja akan semakin meningkatkan stress kerja yang dialami mereka. Dalam
penelitian yang dilakukan selama tahun 1997 hingga 2001 pada pekerja di Jerman menemukan bahwa kekhawatiran pekerja akibat masa depan pekerjaan
mereka dapat mengakibatkan efek yang merusak bagi kesehatan pekerja,
156
meningkatkan perilaku konsumsi alkohol dan rokok, serta depresi dan stress Eurofound, 2010.
Selain itu, berdasarkan hasil analisis multivariat, variabel kurangnya kesempatan kerja merupakan salah satu variabel yang masuk ke dalam model
multivariat. Hal ini dapat terjadi karena rendahnya keyakinan para pekerja untuk bisa mendapatkan kesempatan bekerja dan ketersediaan lowongan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka di tempat lain. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Warr 1983
yang menunjukkan bahwa perasaan khawatir akibat kurangnya lapangan pekerjaan dapat memicu terjadinya gangguan kesehatan mental, ketidakstabilan
emosi, dan kecemasan. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Cobb dan Kasl 1977 menunjukkan bahwa meskipun seorang pekerja telah berusaha
mengantisipasi kemungkinan sulitnya mendapatkan pekerjaan lagi maka hal tersebut tetap dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya depresi dan
perasaan gelisah L. B. Singh, 2006. Selain berdampak menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan dan
stress, kekhawatiran pekerja terhadap kurangnya kesempatan kerja juga dapat berdampak pada munculnya stress kronis jika terjadi secara terus menerus
Heaney, Israel, House, 1994. Menurut Vuuren 1990, perasaan khawatir yang terus dirasakan pekerja dapat membahayakan kesejahteraan dan
kesehatan pekerja. Seorang pekerja yang mengalami dua kekhawatiran dalam waktu yang bersamaan akan memiliki tingkat kesejahteraan yang buruk.
Selain merugikan bagi pekerja, kekhawatiran yang dialami pekerja juga dapat berdampak buruk bagi perusahaan. Kekhawatiran yang dirasakan para
157
pekerja dapat menyebabkan menurunnya komitmen mereka terhadap perusahaan, hilangnya kepercayaan terhadap manajemen, perlawanan terhadap
perubahan organisasi dan menurunnya performa kerja Witte, 2005. Oleh karena itu, para pekerja sebaiknya mengatasi perasaan khawatir mereka
terhadap keberadaan kesempatan bekerja di tempat lain. Langkah pengendalian yang dapat yaitu berupa manajemen stress. Manajemen stress yang dapat
mereka lakukan yaitu dengan selalu berpikir positif terhadap kemampuan yang dimiliki dan mengembangkan keterampilan diri dalam bekerja serta
membangun relasi dengan rekan kerja di perusahaan saat ini maupun di tempat lain untuk memudahkan mencari lowongan kerja yang baru. Dengan
melakukan langkah pengendalian tersebut diharapkan para pekerja dapat mengatasi perasaan khawatir mereka serta selalu berpikir positif terhadap
kesempatan kerja yang akan mereka dapatkan.
6.20 Hubungan Antara Jumlah Beban Kerja Dengan Stress Kerja