samping itu, sektor ekonomi kakao memberikan kontribusi yang cukup nyata bagi penyerapan tenaga kerja di pedesaan, khususnya di sentra-sentra produksi kakao.
Pada tahun 1995, perkebunan kakao telah menyerap sebanyak 86.394 orang tenaga kerja. Jumlah penyerapan tenaga kerja tersebut terus meningkat lebih dari dua kali
lipat pada tahun 2003.
6.1.1. Peran Kakao dalam Pembentukan Output
Struktur output perekonomian regional Sulawesi Selatan tahun 2003 mengalami sedikit pergeseran, dimana sektor pertanian yang selama ini
mendominasi pangsa output tergeser oleh sektor industri. Pada tahun 2003, sektor industri memberikan kontribusi output sebesar Rp 18,94 triliun atau 27,1 dari total
output regional Sulawesi Selatan. Sementara itu, sektor pertanian dalam arti luas yang selama ini memberikan kontribusi output terbesar mengalami penurunan
pangsa dari 28,63 pada tahun 2000 menjadi 25,54 pada tahun 2003. Pada sektor pertanian, penyumbang output tertinggi diduduki sektor padi
dengan nilai Rp 4,876 triliun atau 6,98 dari total output dan berada pada posisi ke- 4 terbesar penghasil ouput dari 25 sektor ekonomi yang dianalisis. Posisi padi
tersebut naik tiga tingkat dibanding posisi tahun 2000 dengan menggeser sektor angkutan dan telekomunikasi, sektor tanaman bahan makanan lainnya dan sektor
bangunan. Sementara itu sektor kakao memberikan kontribusi output sebesar Rp 2,586 triliun atau 3,70 dari total output dan berada pada posisi ke-12 penghasil
output terbesar dari 25 sektor ekonomi. Posisi tersebut naik 2 tingkat dibanding posisi pada tahun 2000 dan berada di atas sektor perkebunan lainnya Tabel 20.
Tabel 20. Posisi nilai output berbagai sektor ekonomi dalam perekonomian regional Sulawesi Selatan, tahun 2000 dan 2003
Pering kat.
Nama Sektor Ekonomi Output 2000
Rp juta Nama
Sektor Ekonomi
Output 2003 Rp juta
1 Indust Makanan minuman 7.086.738
16,14 Indust Makanan minuman 11.294.326 16,16
2 Perdag-Hotel-Rst 5.372.336
12,23 Perdag-Hotel-Rst 9.100.364 13,02
3 Jasa Pemerintahn 3.945.438
8,98 Jasa Pemerintahn 6.628.179
9,49 4 Bangunan
3.186.012 7,25 Padi 4.875.512
6,98 5 Tabama lainnya
2.922.395 6,65 Bangunan 4.768.562
6,82 6 Angkutan-Kmnks
2.805.181 6,39 Angkutan-Kmnks 4.652.510
6,66 7 Padi
2.346.455 5,34 Industri lainnya
3.566.140 5,10
8 Industri lainnya 2.275.523
5,18 Tabama lainnya 3.147.259
4,50 9 Tambang nekel
2.257.551 5,14 Tambang nekel
3.075.889 4,40
10 Perkeb. Lainnya 1.703.523
3,88 Bank-Lkeuangan 2.986.037 4,27
11 Budidaya udang 1.336.291
3,04 Industri semen 2.634.467
3,77 12 Bank-Lkeuangan
1.317.273 3,00 Kakao 2.585.784
3,70
13 Perikan laut 1.302.922
2,97 Perkeb. Lainnya 2.385.799
3,41
14 Kakao 1.212.875
2,76 Budidaya udang 1.560.485
2,23 15 Industri semen
933.056 2,12 Perikan laut
1.450.536 2,08
16 Kopi 697.640
1,59 Listrik, Gas, Air 935.053 1,34
17 Budidaya bandeng, ikan 641.683
1,46 Ind. kopi giling kupasan 811.002
1,16 18 Jasa Lainnya
516.864 1,18 Budidaya bandeng, ikan
734.337 1,05
19 Listrik, Gas, Air 508.293
1,16 Peternakan 704.187 1,01
20 Ind kopi giling dan kupasan 461.350
1,05 Ind bijian, cokelat k. gula 581.711
0,83 21 Tambang Gln lainnya
459.316 1,05 Jasa Lainnya
507.158 0,73
22 Peternakan 335.210
0,76 Tambang Gln lainnya 440.360
0,63 23 Ind biji-n, cokelat k. gula
218.206 0,50 Kopi 287.532
0,41 24 Kehutanan
73.294 0,17 Kehutanan 115.358
0,17 25 Industri pupuk pestisida
412 0,00 Industri pupuk pestisida
50.265 0,07
Jumlah 43.915.838 100,00 Jumlah 69.878.813
100,00
Pada Tabel 20 tampak adanya pergeseran posisi dari berbagai sektor ekonomi, beberapa mengalami kenaikan dan beberapa sektor ekonomi mengalami
penurunan posisi. Sektor ekonomi yang mengalami peningkatan posisi selain padi dan kakao adalah sektor ekonomi industri semen, sektor industri lainnya, bank dan
lembaga keuangan lainnya, listrik-gas dan air, industri kopi giling dan kupasan, peternakan dan sektor industri biji-bijian, cokelat dan kembang gula. Sementara itu,
ada beberapa sektor ekonomi yang mengalami penurunan posisi antara lain; sektor kopi, sektor tanaman bahan makanan lainnya, perkebunan selain kopi dan kakao,
perikanan laut dan sektor jasa lainnya.
6.1.2. Peran Kakao dalam Menghasilkan PDRB