Tabel 21. Posisi berbagai sektor ekonomi dalam perekonomian regional Sulawesi Selatan berdasarkan PDRB, tahun 2000 dan 2003
Pering kat.
Nama Sektor Ekonomi PDRB 2000
Rp juta Nama Sektor Ekonomi
PDRB 2003 Rp juta
1 Perdag-Hotel-Rst 4.027.136
14,51 Perdag-Hotel-Rst 6.353.926 14,82
2 Jasa Pemerintahn
2.868.876 10,34 Jasa
Pemerintahn 4.599.964 10,73
3 Tabama lainnya 2.599.135 9,37
Padi 4.256.270 9,93
4 Padi 2.050.743
7,39 Angkutan-Kmnks 2.855.224 6,66
5 Tambang nekel
2.021.247 7,28 Tabama lainnya
2.855.086 6,66
6 Angkutan-Kmnks 1.789.023
6,45 Tambang nekel 2.759.380
6,44 7 Ind Makanan minuman
1.511.015 5,45 Kakao
2.233.829 5,21 8 Perkeb.
Lainnya 1.378.825
4,97 Bank-Lkeuangan 2.109.337 4,92
9 Bangunan 1.174.807
4,23 Perkeb. Lainnya 2.020.151
4,71 10 Perikan
laut 1.066.951
3,85 Bangunan 1.870.277 4,36
11 Industri lainnya
1.058.399 3,81 Industri
semen 1.765.854 4,12
12 Kakao 1.058.088
3,81 Industri lainnya
1.631.152 3,81
13 Budidaya udang
1.039.655 3,75 Ind Makanan minuman
1.615.354 3,77
14 Bank-Lkeuangan 1.036.544
3,74 Budidaya udang 1.270.541
2,96 15 Industri
semen 598.322
2,16 Perikan laut 1.243.689
2,90 16 Budidaya bandeng, ikan
541.021 1,95 Peternakan
603.770 1,41 17 Kopi
521.471 1,88 Budidaya bandeng ikan
602.511 1,41
18 Tambang Gln lainnya 394.032
1,42 Listrik, Gas, Air 474.726
1,11 19 Jasa
Lainnya 363.061
1,31 Ind kopi giling kupasan
417.871 0,97
20 Peternakan 279.247
1,01 Tambang Gln lainnya 373.161
0,87 21 Listrik, Gas, Air
268.935 0,97 Jasa
Lainnya 333.609 0,78
22 Kehutanan 63.837
0,23 Ind bijian, cokelat k gula
270.628 0,63
23 Ind bijian, cokelat k gula 29.536 0,11
Kopi 232.240
0,54 24 Ind kopi giling dan kupasan
8.389 0,03 Kehutanan
102.599 0,24 25 Industri pupuk pestisida
146 0,00 Industri pupuk pestisida
16.975 0,04
Jumlah 27.748.441 100,00 Jumlah 42.868.122
100,00,
6.1.3. Kontribusi Kakao bagi Penerimaan Ekspor
Sebagaimana dikemukakan bahwa kakao telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi output dan PDRB perekonomian regional Sulawesi Selatan. Di
samping itu kakao mempunyai peran yang sangat penting dalam perekonomian regional Sulawesi Selatan khususnya dalam menciptakan surplus perdagangan,
melalui ekspor dan perdagangan antar provinsi. Sektor ekonomi kakao mengalami perkembangan pangsa ekspor dan perdagangan antar provinsi yang sangat pesat
dibanding sektor lainnya.
Pada tahun 1995, sektor ekonomi kakao memberikan sumbangan ekspor dan perdagangan antar provinsi sebesar Rp 245 milyar atau 8,13 dari total ekspor dan
perdagangan antar provinsi Sulawesi Selatan. Dengan pangsa ekspor sebesar 8,13 tersebut, kakao berada pada posisi ke lima penghasil ekspor terbesar setelah sektor
beras industri makanan dan minuman, tambang nikel, industri lainnya dan jasa perdagangan, hotel dan restoran. Memasuki tahun 2000, nilai ekspor dan
perdagangan antar provinsi sektor ekonomi kakao meningkat menjadi Rp 1,2574 triliun atau 12,44 dari total ekspor dan perdagangan antar provinsi Sulawesi
Selatan. Dengan pangsa sebesar 12,44 tersebut, sektor ekonomi kakao menempati posisi ketiga terbesar penghasil ekspor dan perdagangan antar provinsi setelah nikel
dan industri makanan dan minuman. Pada tahun 2003, pangsa ekspor kakao meningkat menjadi Rp 2,5028 triliun atau 22,74 dari total ekspor dan perdagangan
antar provinsi Sulawesi Selatan dan hanya sedikit berada dibawah nikel yang pangsa ekspornya sebesar 25,18 Tabel 22.
Pada Tabel 22 tersebut tampak bahwa sektor ekonomi kakao mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi salah satu penghasil ekspor utama
Sulawesi Selatan. Sementara sektor ekonomi lainnya mengalami perkembangan ekspor dan perdagangan antar provinsi yang relatif lambat, kecuali sektor industri
semen. Sektor industri semen mengalami perkembangan pesat beberapa tahun terakhir. Pangsa ekspor dan perdagagan antar provinsi sektor industri semen pada
tahun 1995 hanya sebesar 2,07, kemudian meningkat menjadi 3,55 pada tahun 2000 dan meningkat tajam menjadi 9,31 pada tahun 2003. Dengan perkembangan
yang begitu pesat, sektor industri semen yang pada tahun 2000 berada pada posisi ke-10 penghasil ekspor dan perdagangan antar provinsi, naik ke posisi 5.
Tabel 22. Perkembangan nilai ekspor dan perdagangan antar provinsi berbagai sektor ekonomi dalam perekonomian regional Sulawesi Selatan
Nama Sektor 1995
2000 2003
Rp juta Rp juta
Rp juta Tambang nekel
626.906,71 2.248.834,55
2.771.053,73 Kakao 244.996,15
1.257.409,23 2.502.803,18
Indust Makanan minuman 949.780,35
2.110.603,90 1.889.525,09
Perdag-Hotel-Rst 337.188,04 1.167.452,49
1.380.766,77 Industri semen
6.2283,1 359.420,57
1.024.251,70 Perkebunan lainnya
40.478,07 468.220,28
428.868,24 Peternakan 13.668,75
70.960,02 267.442,25
Budidaya udang 212.170,98
477.635,36 240.973,56
Industri biji-bijan, cokelat k gula 15.000,22
434.871,43 181.542,74
Padi 0,00 0,00
117.715,80 Angkutan-Kmnks 35.935,62
266.258,09 75.716,22
Industri kopi giling dan kupasan 12451
311,23 37.305,68
Kopi 75.681,18 273.133,34
29.081,10 Industri lainnya
337.490,73 454.521,12
22.983,36 Budidaya bandeng, ikan lainnya
527,23 15.416,43
17.094,08 Kehutanan 4.091,87
6.921,49 7.674,70
Tambang Gln lainnya 1.302,38
6.174,85 6.846,82
Tabama lainnya 41.810,71
491.278,32 1.854,99
Bank-Lkeuangan 0,00 0,00
1.836,61 Perikan laut
527,23 1.385,55
1.536,33 Jasa Lainnya
0,00 0,00
210,85 Industri pupuk pestisida
1.151,19 0,00
0,00 Listrik, Gas, Air
0,00 0,00
0,00 Bangunan 0,00
0,00 0,00
Jasa Pemerintahn 0,00
0,00 0,00
Total ekspor perdagangan antar Propinsi 3.013.441,50
10.110.808,26 11.007.083,79
6.1.4. Peran Kakao dalam Penyerapan Tengga Kerja