Sektor Ekonomi Industri Pupuk dan Pestisida Sektor Ekonomi Industri Semen

dampak negatif yang nyata. Hal ini diperkuat oleh hasil kajian Bapedalda 2004, yang menyatakan bahwa sektor industri makanan dan minuman secara sendiri-sendiri sampai saat ini tidak menimbulkan dampak negatif yang berarti terhadap lingkungan hidup. Oleh karena itu biaya eksternalitasnya dapat diabaikan.

5.1.3.4. Sektor Ekonomi Industri Pupuk dan Pestisida

Provinsi Sulawesi Selatan tidak memiliki industri pupuk dan pestisida, sehingga kebutuhan pupuk dan pestisida daerah ini dipenuhi dari luar daerah. Dengan demikian sektor ini tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, sehingga biaya eksternalitasnya dapat diabaikan.

5.1.3.5. Sektor Ekonomi Industri Semen

Sulawesi Selatan memiliki dua buah industri semen yaitu PT Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep dan PT Bosowa di Kabupaten Maros dengan kapasitas masing- masing 3,48 juta tontahun dan 1,8 juta tontahun. Pada tahun 2003, kedua perusahaan tersebut masing-masing memproduksi semen sebanyak 2.261.082 ton dan 1.251.541 juta ton, sehingga total produksi semen Sulawesi Selatan sebesar 3.512.623 ton Indonesia Cement Association, 2004. Menurut Humphreys dan Mahasenan 2002, setiap kg semen yang dihasilkan akan dikeluarkan emisi gas CO2 rata-rata 0,87 kg dengan variasi mulai 0,73 kg sampai 0,99 kg. Emisi gas CO2 tersebut sebagian besar 50 bersumber dari proses bahan baku batu gamping CaCO3 menjadi CaO, 40 bersumber dari pemakaian bahan bakar fosil untuk proses produksi, 5 bersumber dari aktivitas transportasi dan 5 bersumber dari penggunaan bahan bakar bagi pembangkit listrik industri semen. Di samping itu, industri semen juga menimbulkan pencemaran berupa debu dan gas-gas lainnya seperti SO2 dan NOx. Pada tahun 2003, industri semen merupakan pencemar debu terbesar yaitu sebesar 27,82 ribu ton atau 32,02 dari total pencemaran seluruh industri pengolahan yang ada di Sulawesi Selatan. Namun karena letak industri semen relatif jauh dari pemukiman padat dan kondisi alamnya yang masih memiliki kemampuan asimilasi limbah cukup baik, maka dampak negatif pencemaran debu diasumsikan masih dapat dinetralisir. Sementara itu, limbah gas-gas lainnya tidak terdeteksi dengan baik, sehingga biaya eksternalitas dari limbah debu dan gas-gas lainnya pada penelitian ini juga diasumsikan masih dapat diasimilasi oleh lingkungan sekitarnya dengan baik sehingga biaya eksternalitasnya juga dapat diabaikan . Dengan demikian biaya eksternalitas sektor ekonomi industri semen yang diperhitungkan hanya berasal dari emisi gas CO2. Berdasarkan asumsi bahwa industri semen di Sulawesi Selatan berproduksi dengan emisi CO2 sebesar 0,87 kgkg semen, maka total emisi CO2 yang dihasilkan sebesar 3.512.623 ton atau senilai Rp. 158,07 milyar.

5.1.3.6. Sektor Ekonomi Industri Lainnya