Pencemaran Udara Penurunan Kualitas Lingkungan

4.4.3.1. Pencemaran Udara

Pencemaran udara dari aktivitas manusia di Sulawesi Selatan bersumber dari sumber bergerak dan sumber tidak bergerak. Pencemaran udara dari sumber bergerak terutama adalah dari kendaraan bermotor yang dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2003, jumlah kendaraan bermotor tercatat sebanyak 687.464 unit dari berbagai jenis mobil dan sepeda motor. Jumlah tersebut meningkat 13,12 dibanding tahun sebelumnya. Jumlah kendaraan terbanyak terdapat di kota Makassar yaitu sebanyak 350 ribu unit 51 dan selebihnya tersebar di 23 daerah kabupatenkota. Pada tahun 2002, beban pencemaran dari kegiatan transportasi karena konsumsi bahan bakar minyak masing-masing sebesar 85,1 ribu ton Karbon Monoksida CO, 4,7 ribu ton Nitrogen Oksida NO 2 , 4,7 ribu ton Sulfor Dioksida SO 2 , 3,5 ribu ton Hidro Karbon HC dan 396 ton debu. Beban pencemaran dari kegiatan transportasi ini diperkirakan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya selaras dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Sulawesi selatan Bapedalda Provinsi Sulawesi Selatan, 2003 dan 2004 Sementara pencemaran dari sumber tidak bergerak terutama adalah dari konsumsi BBM oleh rumah tangga, pembakaran limbah padat oleh masyarakat, kebakaran hutan dan kegiatan industri. Pada tahun 2003, konsumsi BBM minyak tanah oleh rumah tangga mencapai 298.567 kilo liter dan Elpiji 48.813 MTM. Sedangkan pembakaran limbah padat tidak ada data volumenya, tetapi dapat diperhitungkan limbah atau sisa pembakarannya. Pencemaran udara dari kegiatan industri dapat berupa partikel-partikel yang menyebar ke udara maupun unsur-unsur dari limbah pembakaran BBM. Unsur pencemar terbesar yang bersumber dari industri adalah debu yaitu sebesar 52.026 ton 59,88 dari total beban pencemar industri pengolahan. Sumber pencemar partikel terbesar adalah industri semen 32,02, disusul industri penggilingan biji-bijian dan industri gula 31,49, industri logam besi dan baja 19,80, serta industri marmer 8,59. Pencemaran lain yang dihasilkan industri adalah karena pembakaran BBM. Pada tahun 2003 sektor industri telah mengkonsumsi BBM sebanyak 444,08 juta liter Premium, 599,38 juta liter Solar, 81,48 juta Avtur, 12,76 Pelumas, 52,35 juta liter LPG dan 327,41 juta liter minyak tanah. Di samping itu pencemaran karena konsumsi BBM juga terjadi pada pembangkit tenaga listrik yang telah mengkonsumsi sebanyak 530,38 juta liter Solar dan 13,25 juta liter minyak Diesel. Beban pencemaran udara oleh rumah tangga dan industri tersebut dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Pencemaran udara yang dihasilkan oleh rumah tangga dan industri dari pembakaran BBM dan limbah padat di Sulawesi Selatan Tahun 2003 Rumah Tangga Industri Listrik Parameter BBM L padat BBM BBM ……………………… ribu ton …………………… Karbon Monoksida CO 29,90 59,48 0,54 0,30 Nitrogen Oksida NO 122,75 21,24 0,82 6,03 Sulfur Oksida SO 2 7,04 4,25 2,04 9,08 Hidro Karbon HC 11,71 0,71 0,36 0,06 Debu 29,47 11,33 5,43 0,48 Sumber: Bapedalda Provinsi Sulawesi Selatan, 2004. Hasil analisis kualitas udara dari pemantauan yang dilakukan di lingkungan industri seperti industri semen di Kabupaten Pangkep, industri pertambangan nikel di Soroako Kabupaten Luwu Utara, Kawasan Industri Makassar KIMA dan pada beberapa titik lainnya di Kota Makassar tahun 2003 menunjukkan ada beberapa parameter unsur pencemar udara yang melampaui baku mutu kualitas lingkungan udara Bapedalda Provinsi Sulawesi Selatan, 2004. Di lingkungan industri semen dan nikel, parameter debu sedikit melampaui baku mutu udara ambien. Sementara itu, kualitas udara ambien di Kota Makassar menunjukkan bahwa parameter Pb, H 2 S, dan debu yang terpantau di beberapa lokasi termasuk di Kawasan industri, baik pagi, sore maupun malam hari telah melampaui baku mutu udara ambien.

4.4.3.2. Pencemaran Air