Selanjutnya dihitung nilai kerugian sebagai biaya pengganti karena kehilangan unsur hara. Penilaian biaya pengganti unsur hara yang hilang dilakukan
berdasarkan bersarnya tanah yang tererosi dan nilai kandungan unsur hara N, P dan K dari tanah yang tererosi. Nilai kandungan unsur hara N, P dan K dihitung
berdasarkan hasil penelitian kandungan unsur hara tanah dari berbagai lokasi yang dinilai berdasarkan harga pasar pupuk urea, SP-36 dan KCl.
Sedangkan biaya lingkungan untuk sektor ekonomi lainnya yang diperhitungkan adalah biaya lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah yang
dihasilkan dari proses produksi baik berupa padatan, cair maupun gas. Biaya lingkungan dari limbah tersebut diperhitungkan berdasarkan biaya pengolahan
penanganan limbah yang seharusnya dilakukan oleh sektor perekonomian yang bersangkutan. Biaya pencemaran air dihitung berdasarkan biaya pengolahan limbah
bahan pencemar yang masuk keperairan. Demikian pula halnya dengan biaya pencemaran udara dan tanah diperhitungkan berdasarkan biaya yang harus
dikeluarkan untuk menangani limbah yang mencemari udara dan tanah. Untuk limbah gas-gas rumah kaca CO
2
, CH
4
, N
2
O, biaya eksternalitas dinilai berdasarkan harga transaksi CO
2
dan kesetaraan dengan emisi CO
2.
Emisi CH
4
setara dengan 21 CO
2
dan Emisi N
2
ONOx setara dengan 310 CO
2
Hassall Associates Pty Ltd. 1999;
Meiviana, Sulistiowati dan Soejachmoen 2004 .
Sementara itu, harga transaksi CO
2
pada kegiatan penurunan emisi Mekanisme Produksi Bersih Clean Development Mechanism =CDM sangat bervariasi mulai
dari 1,75ton CO
2
sampai US 10ton CO
2,
tetapi pada umumnya berada pada kisaran US 5-8ton CO
2
Jotzo 2001.
3.3.2. Analisis Tabel Input Output
Analisis Tabel Input Output bertujuan untuk memperoleh gambaran besarnya peran perkebunan kakao bagi perekonomian regional Sulawesi Selatan. Analisis
Tabel Input Output ini dilakukan dua tahap yaitu: Analisis Tabel Input Output konvensional dan Analisis Tabel Input Output berwawasan lingkungan.
Pengolahan dan analisis data dimulai dengan penyusunan Tabel Input Output. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan koefisien Tabel Input Output dan inverse
matriks Leontief. Selanjutnya dilakukan analisis pengganda output, pengganda pendapatan, pengganda tenaga kerja, dan keterkaitan antar sektor ke depan dan ke
belakang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tabel Input Output untuk keperluan penelitian ini disusun dengan
menyederhanakan Tabel Input Output Sulawesi Selatan tahun 2000. Penyederhanaan dilakukan dengan mengagregasi Tabel Input Output 112 sektor menjadi 25 sektor.
Kemudian meng-update datanya dengan menggunakan data hasil SUSENAS tahun 2003 dan laporan dari berbagai sumber. Sementara untuk analisis Input Output
berwawasan lingkungan, dilakukan lagi up dating data dengan cara memasukkan data biaya eksternalitas sebagai output negatif dari berbagai sektor ekonomi.
Metode yang digunakan untuk meng-update data Input Output adalah dengan mengestimasi koefisien Input Output pada dua periode yang berbeda. Estimasi
koefisien Input Output pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode RAS. Metode RAS diperkenalkan pertama kali oleh R. Stone dari Universitas
Cambridge pada tahun 1961 yang dirumuskan sebagai berikut Arsyad, L. 1999 dan Badan Pusat Statistik, 2000:
A
t
= R. A . S ............................................................................................ 9
dimana: A
t
= matriks koefisien teknis tabel Input Output pada periode t, R = matriks diagonal berukuran nxn yang menunjukkan jumlah permintaan
antara tiap output sektor perekonomian periode t, S = matriks diagonal berukuran nxn menunjukkan jumlah input pada tiap
sektor ekonomi periode t. A = matriks koefisien teknis tabel Input Output pada periode t=0.
Model umum Tabel Input Output n x n adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Model umum tabel input output nxn Alokasi Output
Sektor Produksi Permintaan Antara Permintaan Total
Susunan Input 1………….. j …………… n
Akhir Output
Sektor Produksi
1 :
i :
n X
11
X
1j
X
1n
: : : X
i1
X
ij
X
in
: : : X
n1
X
nj
X
nn
Y
1
: Y
i
: Y
n
X
1
: X
i
: X
n
Input Primer L
1
L
j
L
n
Total Input X
1
X
j
X
n
X
Sumber: Badan Pusat Statistik, 1999. Keterangan :
Xij = Volume input yang diserap sektor produksi ke-j dari output yang dihasilkan sektor produksi ke-i.
Xi = Total output yang dihasilkan sektor produksi ke-i. Xj = Total input yang dibutuhkan sektor produksi ke-j.
Yi = Total output permintaan akhir yang dihasilkan sektor produksi ke-i. Lj = Total input primer sektor produksi ke-j atau total nilai tambah bruto yang dihasilkan
sektor produksi ke-j. X
= Total Output seluruh sektor perekonomian.
Dalam bentuk matriks, model Input-Output tersebut dapat ditulis sebagai berikut : A X + Y = X dan jika dijabarkan lebih lanjut akan diperoleh :
X = I - A
-1
Y ................................................................................. 10 dimana:
A = matriks koefisien input teknis,
X = vektor kolom output total.
Y = vektor kolom permintaan akhir,
I - A
-1
= inverse kebalikan matriks Leontief. Inverse matriks Leontief berfungsi untuk memprediksi setiap perubahan
variabel eksogen seperti permintaan akhir terhadap sistem perekonomian secara simultan. Dengan menggunakan inverse matriks Leontief dapat dihitung pengganda
output, pengganda pendapatan, pengganda tenaga kerja dan keterkaitan antar sektor perekonomian.
Perhitungan pengganda output, pengganda pendapatan dan pengganda tenaga kerja dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 3. Rumus pengganda output, pendapatan dan tenaga kerja Nilai Pengganda
Output Rp Pendapatan Rp Tenaga Kerja Orang
Efek Awal 1
h
j
e
j
Efek Putaran pertama ∑
i
a
ij
∑
i
a
ij
h
i
∑
i
a
ij
e
i
Efek Dukungan industri ∑
i
α
ij
-1- ∑
i
a
ij
∑
i
α
ij
h
i
-h
j
- ∑
i
a
ij
h
i
∑
i
α
ij
e
i
-e
j
- ∑
i
a
ij
e
i
Efek Induksi Konsumsi ∑
i
α
ij -
∑
i
α
ij
∑
i
α
ij
h
i
- ∑
i
α
ij
h
i
∑
i
α
ij
e
i
- ∑
i
α
ij
e
i
Efek Total ∑
i
α
ij
∑
i
α
ij
h
i
∑
i
α
ij
e
i
Efek Lanjutan ∑
i
α
ij
-1 ∑
i
α
ij
h
i
-h
j
∑
i
α
ij
e
i
-e
j
Sumber: Daryanto 1990 dalam Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB 2005.
Keterangan: a
ij
= Koefisien
output h
j
= Koefisien pendapatan rumah tangga e
i
= Koefisien tenaga kerja α
ij
= Matriks kebalikan Leontif model terbuka α
ij
= Matriks kebalikan Leontif model tertutup Untuk mengetahui hubungan efek awal dan efek lanjutan perunit pengukuran
dari sisi output, pendapatan dan tenaga kerja dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus pengganda Tipe I dan Tipe II sebagai berikut:
Tipe I =
Efek Awal + Efek Putaran pertama + Efek Dukungan industri Efek Awal
Tipe II =
Efek Awal + Efek Putaran pertama + Efek Dukungan industri + Efek Induksi Konsumsi Efek Awal
Kemudian, untuk mengetahui besarnya pertumbuhan suatu sektor ekonomi yang dapat menstimulir pertumbuhan sektor ekonomi lainnya melalui mekanisme
induksi digunakan konsep keterkaitan antar sektor ekonomi. Konsep keterkaitan tersebut meliputi : keterkaitan ke belakang backward linkage dan keterkaitan
kedepan forward linkage. Keterkaitan ke belakang backward linkage menunjukkan hubungan keterkaitan antar industrisektor dalam pembelian terhadap
total pembelian input yang digunakan untuk proses produksi. Sedangkan keterkaitan ke depan forward linkage menunjukkan hubungan keterkaitan antar industrisektor
dalam penjualan terhadap total pejualan output yang dihasilkannya. Indikator yang digunakan untuk menentukan sektor kunci adalah koefisien
penyebaran dan kepekaan penyebaran yaitu normalisasi dari indikator keterkaitan ke belakan dan keterkaitan ke depan. Koefisien penyebaran menunjukkan kemampuan
suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya, Sedangkan kepekaan penyebaran adalah kemampuan suatu sektor untuk mendorong
pertumbuhan produksi sektor-sektor lainnya yang menggunakan input produksi dari sektor ini. Koefisien penyebaran atau daya menarik backward power dispersion
dan kepekaan penyebaran atau daya mendorong forward power dispersion dirumuskan sebagai berikut:
∑ ∑
∑
= =
=
=
n j
ij n
i n
i ij
n Pdj
1 1
1
. .
α α
.................. 11
∑ ∑
∑
= =
=
=
n j
ij n
i n
j ij
n Sdi
1 1
1
. .
α α
.......................... 12
dimana: Pd
j
= Koefisien penyebaran sektor j, Sd
i
= Kepekaan penyebaran sektor i, α
ij
= Unsur matriks kebalikan Leontif.
3.3.3. Analisis Dampak Serangan Hama PBK