Sektor Ekonomi Jasa Pemerintahan Sektor Ekonomi Jasa Lainnya

5.1.9. Sektor Jasa

Untuk keperluan penelitian ini, sektor jasa dibedakan antara jasa pemerintah dengan jasa lainnya. Kedua sektor ekonomi jasa tersebut ternyata tidak teridentifikasi menghasilkan biaya atau manfaat eksternalitas dalam proses produksinya.

5.1.9.1. Sektor Ekonomi Jasa Pemerintahan

Sektor ekonomi jasa pemerintahan merupakan sektor penghasil jasa pemerintahan umum dan pertahanan, baik pemerintah pusat provinsi maupun pemerintah daerah. Outputnya dinilai berdasarkan anggaran belanja pemerintah. Dalam proses produksinya, sektor ini tidak menimbulkan dampak negatif yang berarti bagi lingkungan hidup, sehingga biaya ekternalitasnya dapat diabaikan.

5.1.9.2. Sektor Ekonomi Jasa Lainnya

Sektor ekonomi jasa lainnya mencakup berbagai kegiatan penghasil jasa yang meliputi: jasa kemasyarakatan seperti jasa pendidikan, kesehatan, panti asuhan dan lain- lain, jasa hiburan dan rekreasi, jasa perbengkelan, jasa perorangan dan rumah tangga seperti tukang cukur, tukang jahit, salon kecantikan, pembantu rumah tangga dan lain- lain. Sektor ini dalam proses produksinya tidak menimbulkan dampak negatif yang nyata bagi lingkungan hidup, sehingga biaya eksternalitasnya dapat diabaikan.

5.2. Biaya Lingkungan Sebagai Eksternalitas

Hasil analisi dari berbagai sektor perekonomian regional Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa pada tahun 2003 biaya lingkungan yang masih diperlakukan sebagai biaya eksternalitas dari berbagai kegiatan perekonomian di Sulawesi Selatan mencapai Rp 1,76 triliun atau 2,53 dari nilai total output. Nilai biaya eksternalitas yang berhasil diidentifikasi dan dianalisis tersebut relatif lebih kecil dari yang seharusnya karena keterbatasan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan. Pada kondisi saat ini, rendahnya biaya lingkungan tersebut masih dapat diterima karena daya dukung lingkungan Sulawesi Selatan untuk mengasimilasi berbagai limbah, baik padatan, cairan maupun gas relatif masih cukup baik. Kemampuan lingkungan memberikan jasa untuk asimilasi limbah tersebut dalam penelitian ini tidak diperhitungkan karena dapat dianggap sebagai penyeimbang dari biaya-biaya lingkungan yang tidak bisa diperhitungkan. Beban biaya eksternalitas yang terbesar dihasilkan oleh sektor perkebunan selain kopi dan kakao yaitu sebesar Rp 754,28 milyar. Biaya eksternalitas terbesar berikutnya adalah dari sektor ekonomi padi, kakao, kopi dan industri semen yaitu masing-masing Rp 315,23 milyar, Rp. 283,17 milyar, Rp. 179,95 milyar dan Rp. 158,07 milyar Tabel 19. Tabel 19. Biaya ekternalitas berbagai sektor ekonomi, 2003 Sektor Ekonomi Erosi KR hayati Tata air CO2 CH4 N2O Total Persen dari ……………………….. Rp milyar ……………… Output Padi 2,53 0 0 0 307,80 4,90 315,23 6,47 Tabama lainnya 14,40 0,80 0,95 6,83 0 22,97 0,73 Kopi 178,97 0,36 0,44 0,18 0 179,95 63,58 Kakao 277,40 1,23 1,47 3,07 0 283,17 10,95 Perkeb. Lainnya 750,86 0,73 0,87 1,82 0 754,28 31,62 Peternakan 0 0 0 0 50,76 0 50,76 7,21 Industri semen 0 0 158,07 0 0 158,07 6,00 Lainnya 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 Total 1.224,16 3,12 3,73 169,97 358,56 4,90 1.764,43 2,53 Pada Tabel 19. tersebut tampak bahwa biaya eksternalitas persatuan output terbesar adalah dari sektor ekonomi kopi dengan pangsa 63,58. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan satu satuan nilai output menimbulkan biaya eksternalitas sebesar