Kondisi Faktor-faktor yang Berpengaruh

penghubung dalam sistem agribisni kakao karena mempunyai pengaruh yang kuat kepada faktor lainnya dan juga mempunyai ketergantungan yang kuat terhadap faktor lainnya. Di samping itu terdapat tiga faktor terikat output yaitu; harga kakao, pengendalian hama PBK dan pendapatan petani yang akan menjadi sasaran akhir atau produk dari strategi pembangunan perkebunan kakao berkelanjutan. Ketiga faktor tersebut mempunyai karakteristik ketergantungan yang cukup kuat pada faktor lainnya, tetapi mempunyai pengaruh yang relatif lemah terhadap faktor lainnya. Sebagai faktor yang menjadi output atau sasaran dari pembangunan perkebunan kakao berkelanjutan, ketiga faktor tersebut dapat dideskripsikan mulai dari kondisi yang paling pesimis, moderat sampai pada kondisi yang paling optimis. Kondisi pesimistik dari output yang diharapkan dapat terjadi apabila faktor input dan faktor penghubung berada pada kondisi dukungan yang sangat minimal, bahkan dapat dikatakan tidak memberikan dukungan bagi keberlanjutan perkebunan kakao. Sebaliknya kondisi output optimistik dapat dicapai apabila berbagai faktor input dan faktor penghubung berada dalam kondisi optimal guna memberikan dukungan penuh bagi pencapaian sasaran pembangunan perkebunan kakao berkelanjutan di Sulawesi Selatan. Sementara itu, kondisi moderat dari sasaran yang diinginkan dapat dicapai apabila kondisi faktor input dan faktor penghubung berada pada kombinasi kondisi dukungan minimal hingga kondisi dukungan optimal.

9.2. Kondisi Faktor-faktor yang Berpengaruh

Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor strategis dapat disusun berberapa kemungkinan keadaan atau kondisi dari masing-masing faktor strategis saat ini maupun kondisi di masa yang akan datang. Secara ringkas kondisi berbagai faktor strategis tersebut dapat dilihat pada Tabel 33. Pada Tabel 33 tampak adanya variasi berbagai kondisi faktor-faktor strategis yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Ketersediaan teknologi mutakhir, paling tidak berada dalam tiga kondisi yang dapat terjadi yaitu: a. Teknologi mutakhir terus berkembang dan tersedia secara lokal di dekat petani serta mudah diadopsi oleh petani. Kondisi ini tercipta apabila lembaga penelitian khususnya Pusat Penelitian Kopi dan Kakao yang mendapat mandat dan bertanggungjawab atas kemajuan agribisnis kakao selalu siap menghasilkan teknologi baru dan lembaga penyaluran hasil penelitian tersedia dan terkoordinasi dengan baik, sehingga hasil-hasil penelitian tersedia secara lokal dekat petani. Tabel 33. Beberapa kemungkinan kondisi dari faktor-faktor yang berpengaruh No Faktor Keadaan Kondisi 1A 1B 1C 1 Ketersediaan teknologi Teknologi mutakhir terus berkembang dan tersedia secara lokal. Teknologi tersedia tetapi lambat sampai ke petani Teknologi tidak tersedia secara lokal. 2A 2B 2C 2 Ketrampilan petani Kemampuan petani tinggi dan cepat mengadopsi teknologi baru yang tersedia dan pengalaman petani terus bertambah. Keterampilan petani cukup memadai, tetapi lambat menerima teknologi baru. Kemampuan dan keterampilan petani rendah serta sulit menerima teknologi baru 3A 3B 3C 3 Kebijakan pemerintah Adanya dukungan kebijakan pemerintah dengan sasaran program yang jelas dan dapat diimplementasikan karena didukung oleh institusi yang kuat. Adanya dukungan kebijakan tetapi belum memiliki program yang jelas serta kurang didukung oleh institusi yang kuat Tidak ada dukungan kebijakan dan program tidak jelas. 4A 4B 4C 4 Luas kebun kakao Bertambah luas Tetap Berkurang mengecil 5A 5B 5C 5 Produksi dan produktivitas Tinggi 60 potensinya = 1.500 kghatahun Sedang 50 dari potensinya = 1.250 kghatahun Rendah kurang dari 1.000 kghatahun. 6A 6B 6C 6 Pelatihan Pelatihan dan penyuluh terprogram dengan jelas dan lerlaksana dengan baik. Pelatihan dan penyuluh terprogram tetapi dukungan pembiayaan kecil. Tidak ada penyuluh dan pelatihan, petani melakukan kegiatan berdasarkan pengalaman sendiri. 7A 7B 7C 7 Ketersediaan kredit Adanya ketersediaan kredit perbankan dengan sistem administasi dan bunga yang rendah. Ada kredit perbankan dengan syarat tertentu dan sulit dipenuhi petani. Tidak ada kredit perbankan b. Teknologi mutakhir terus berkembang, tetapi lembaga penyaluran hasil penelitian tidak berfungsi atau berfungsi kurang optimal. Kondisi inilah yang terjadi di lokasi penelitian. c. Teknologi yang dihasilkan penelitian sangat minimal karena anggaran penelitian dan fasilitas penelitian tidak mendukung kegiatan penelitian. 2. Kondisi ketrampilan petani, paling tidak ada tiga kemungkinan yang terjadi yaitu: a. Kemampuan petani tinggi dan cepat mengadopsi teknologi baru yang tersedia dan pengalaman petani terus bertambah. Kondisi ini dapat tercipta apabila kegiatan penyuluhan, sekolah lapang dan pembinaan petani terprogram dengan baik dan berjalan lancar. b. Kemampuan, keterampilan petani memadai, tetapi agak lambat menerima teknologi baru dan kondisi ini merupakan hal yang umum terjadi di Indonesia karena petani pada umumnya memiliki berbagai keterbatasan. Kondisi ini yang saat ini dijumpai di Sulawesi Selatan. c. Kemampuan dan keterampilan petani rendah serta sulit menerima teknologi baru. Kondisi ini diperburuk lagi oleh tidak adanya tenaga penyuluh lapang yang dapat membantu memperbaiki keadaan. 3. Dukungan kebijakan pemerintah, paling tidak ada tiga kemungkinan yang terjadi yaitu: a. Pemerintah memberikan dukungan kebijakan secara penuh dengan memberikan bantuan fasilitas pendukung pengembangan agribisnis kakao mulai dari infrastruktur, tenaga pembina maupun penyediaan kredit kepada petani. Disamping itu dukungan kebijakan pemerintah diwujudkan dengan adanya program yang jelas dan dapat diimplementasikan karena didukung oleh institusi yang kuat. b. Dukungan kebijakan cukup memadai tetapi belum optimal, sehingga masih dijumpai berbagai kendala seperti yang terjadi pada saat penelitian ini dilakukan. c. Tidak ada dukungan kebijakan dan program pembangunan tidak jelas serta minimnya dukungan dana pembangunan. 4. Luas kepemilikan kebun kakao petani, paling tidak ada tiga kemungkinan yaitu: a. Kebun kakao petani bertambah luas karena adanya dukungan kebijakan, tersedianya fasilitas kredit dan serangan hama PBK terkendali. b. Luas kebun petani tetap karena kurangnya dukungan kebijakan dan hama PBK belum terkendali dengan baik. c. Luas kebun kakao petani berkurang karena serangan hama PBK tidak terkendali dan kebun kakao banyak yang rusak. 5. Produksi dan produktivitas kebun kakao juga memiliki tiga kemungkinan yang dapat terjadi yaitu: a. Produksi dan produktivitas meningkat paling tidak menyamai kondisi sebelum terserang hama PBK atau lebih tinggi lagi. Kondisi ini dapat terjadi apabila petani menggunakan teknologi maju yang tersedia dan memperoleh dukungan yang optimal dan serangan hama PBK dapat terkendali. b. Produktivitas tetap seperti saat penelitian ini dilakukan karena dukungan kebijakan belum optimal dan serangan hama PBK belum terkendali dengan baik. c. Produktivitas kebun kakao petani menurun karena pengendalian hama PBK tidak berhasil dan dukungan kebijakan tidak memadai serta hasil penelitian tidak sampai ke petani. 6. Pelatihan dan penyuluhan petani, yang mungkin terjadi adalah: a. Pelatihan dan penyuluhan kepada petani kakao terprogram dengan baik, sesuai kebutuhan dan memberikan hasil yang optimal b. Pelatihan dan penyuluhan kurang terprogram dan kegiatannya kurang lancar karena minimnya anggaran. c. Pelatihan dan penyuluhan kepada petani kakao tidak ada atau sangat kurang. 7. Ketersediaan kredit paling tidak ada tiga kondisi yang mungkin terjadi yaitu: a. Kredit tersedia dengan sistem administrasi sederhana dan bunga murah. b. Kredit tersedia tetapi sistem administrasinya rumit dengan tingkat bunga tinggi. c. Kredit untuk perkebunan tidak tersedia. Berdasarkan berbagai kondisi dari faktor-faktor strategis tersebut dapat disusun berbagai skenario yang diharapkan menjadi arahan strategi pembangunan perkebunan kakao berkelanjutan di Sulawesi Selatan. Kondisi yang ada saat penelitian dilakukan menunjukkan bahwa faktor-faktor strategis tersebut umumnya berada pada kondisi moderat bahkan cenderung mengarah ke kondisi pesimis yaitu suatu kondisi kombinasi: 1B-2B-3B-4B-5C-6BC-7BC. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa teknologi mutakhir terus berkembang, tetapi lembaga penyaluran hasil penelitian tidak berfungsi atau kurang berfungsi optimal; Kemampuan dan keterampilan petani cukup memadai, tetapi agak lambat menerima teknologi baru; Dukungan kebijakan cukup memadai tetapi belum optimal, sehingga masih dijumpai berbagai kendala yang dihadapi petani; Luas kebun kakao petani relatif tetap; Produktivitas perkebunan kakao petani cenderung terus menurun karena serangan hama PBK belum terkendali; Pelatihan dan penyuluhan kurang terprogram dan kegiatannya kurang lancar karena minimnya anggaran; Kredit tersedia tetapi sistem administrasinya rumit dengan tingkat bunga cukup tinggi. Apabila kondisi ini tidak diperbaiki maka peran perkebunan kakao akan menurun dan keberlanjutannya terancam. Oleh karena itu perlu dikembangkan strategi pembangunan kearah yang lebih progresif dengan target utama serangan hama PBK dapat terkendali dan produktivitas dapat ditingkatkan. Skenario optimis dapat dicapai apabila kondisi faktor-faktor strategis merupakan kombinasi: 1A-2A-3A-4A-5A-6A-7A yaitu suatu kondisi dimana semua faktor strategis berada pada kondisi optimal untuk memberikan dukungan penuh bagi terlaksananya pembangunan perkebunan kakao berkelanjutan. Kodisi berbagai faktor strategis tersebut menggambarkan keadaan sebagai berikut: a. Teknologi mutakhir selalu tersedia di dekat petani. b. Petani mempunyai kemampuan yang tinggi dan cepat dalam mengadopsi teknologi baru dan pengalaman terus bertambah. c. Adanya dukungan kebijakan pemerintah yang menjadikan sektor kakao sebagai sektor unggulan benar-benar terlaksana dengan baik. d. Luas kepemilikan kebun kakao petani bertambah berkat dukungan kebijakan pemerintah dan ketersediaan dana. e. Produktivitas kebun cukup tinggi paling tidak 60 dari potensinya 1.500 kgha. f. Kegiatan pelatihan dan penyuluhan terprogram dan terlaksana dengan baik sesuai dengan kebutuhan petani. g. Kredit perbankan tersedia dengan sistem administrasi sederhana dan tingkat bunga yang rendah. Kondisi optimal dari berbagai faktor strategis tersebut dapat dicapai dengan melakukan berbagai perbaikan dan melakukan kegiatan pembangunan perkebunan kakao yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

9.3. Arahan Strategi Pembangunan Perkebunan Kakao Berkelanjutan