Model Input Output Konvensional

5. Analisis Input Output dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dan modal dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah.

2.3.1. Model Input Output Konvensional

Kerangka dasar dari analisis input-output adalah suatu bentuk analisis hubungan ketergantungan antar sektor ekonomi dalam suatu sistem perekonomian regional pada periode tertentu satu tahun dan perekonomian dalam kondisi stabil. Informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar sektor ekonomi dalam satu wilayah tersebut disajikan dalam bentuk matriks dengan empat kuadran Miller dan Blair 1985 dan Badan Pusat statistik 1999. Kuadran pertama menunjukkan arus barang dan jasa yang dihasilkan dan digunakan oleh sektor-sektor dalam suatu perekonomian. Kuadran ini menunjukkan distribusi penggunaan barang dan jasa untuk proses produksi. Penggunaan atau konsumsi barang dan jasa yang dimaksud di sini adalah sebagai bahan baku atau bahan penolong, sehingga transaksi pada kuadran pertama ini disebut juga sebagai transaksi antara. Kuadran kedua menunjukkan permintaan akhir yaitu penggunaan barang dan jasa untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor. Kuadran ketiga memperlihatkan input primer sektor produsi yaitu input yang bukan merupakan bagian output dari suatu sektor produksi seperti pada kuadran pertama dan kedua. Input primer adalah semua balas jasa faktor produksi yang meliputi upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Sementara kuadran keempat menggambarkan input primer yang langsung didistribusikan ke sektor-sektor permintaan akhir. Informasi pada kuadran keempat ini bukan merupakan informasi penting, sehingga sering diabaikan. Ilustrasi Tabel Input Output dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan ilustrasi tersebut tampak bahwa dengan menggunakan Tabel Input Output dapat dilihat bagaimana output dari suatu sektor ekonomi didistribusikan ke sektor ekonomi lainnya dan bagaimana pula suatu sektor ekonomi memperoleh input yang diperlukan dari sektor ekonomi lainnya. Besarnya ketergantungan suatu sektor ekonomi ditentukan oleh besarnya input yang digunakan dalam proses produksi sektor ekonomi tersebut dan sebaliknya besarnya dukungan suatu sektor ekonomi terhadap sektor ekonomi lainnya ditentukan oleh besarnya output sektor ekonomi tersebut yang digunakan dalam proses produksi sektor ekonomi lainnya. Oleh karena itu perencanaan pengembangan suatu sektor ekonomi harus memperhatikan prospek pengembangan sektor ekonomi lainnya. Tabel 1. Ilustrasi tabel input-output Alokasi Output Permintaan Antara Permintaan Total Struktur Input Sektor Produksi 1 ......... j ........ n Akhir Output Kuadran I Kuadran II Sektor 1 X 11 X 1j X 1n F 1 X 1 : : : : : : : : : : : : Sektor i X i1 X ij X in F i X i : : : : : : : : : : : : Sektor n X n1 X nj X nn F n X n Kuadran III Kuadran IV Input Primer V 1 V j V n Jumlah Input X 1 X j X n Sumber: Badan Pusat Statistik. 1999. Dalam penyusunan model Tabel Input Output digunakan tiga asumsi dasar yaitu Badan Pusat Statistik 1999: a. Homogenitas: tiap sektor memproduksi suatu output tunggal dengan struktur input tunggal dan tidak ada substitusi otomatis antara berbagai sektor; b. Proporsionalitas: dalam proses produksi, hubungan antar input dengan output merupakan fungsi linier yaitu tiap jenis input yang diserap oleh sektor tertentu naik atau turun sebanding dengan kenaikan atau penurunan output sektor tersebut; c. Additivitas; efek total pelaksanaan produksi di berbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor secara terpisah. Hal ini berarti bahwa semua pengaruh dari luar sitem input output diabaikan. Dengan adanya asumsi tersebut, Tabel Input Output mempunyai keterbatasan antara lain; karena rasio input output tetap konstan sepanjang periode analisis, produsen tidak dapat menyesuaikan perubahan-perubahan inputnya atau mengubah proses produksi. Walaupun demikian, model input output mempunyai keunggulan sebagai alat analisis ekonomi yang lengkap dan komprehensif, sehingga sangat relevan untuk digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini khususnya untuk mengetahui keterkaitan perkebunan kakao dengan sektor perekonomian lainnya dan peran perkebunan kakao bagi perekonomian regional Sulawesi Selatan, serta dampak perubahan permintaan akhir terhadap perluasan areal perkebunan kakao. Selanjutnya dengan melakukan modifikasi menjadi model Tabel Input Output berwawasan lingkungan dapat diketahui peran sesungguhnya dari perkebunan kakao maupun sektor ekonomi lainnya bagi perekonomian regional Sulawesi Selatan.

2.3.2. Model Input Output Berwawasan Lingkungan