dengan penambahan 10 ml NaOH 10 . Destilat ditampung dalam 25 ml larutan H
3
BO
3
3 . Larutan H
3
BO
3
ditritasi dengan larutan HCl standar dengan menggunakan merah metil sebagai indikator. Dari hasil titrasi ini total nitrogen
dapat diketahui. Kadar protein sampel bahan dihitung dengan mengalikan total nitrogen dan faktor konversi.
Total Nitrogen N = sampel
berat x
x HCl
N x
titran ml
100 14
Keterangan: Kadar protein = N x faktor konversi 6,25, untuk ikan, ubi jalar
Kadar protein = N x faktor konversi 5,7, untuk biskuit, terigu
3.3.2.4. Kadar lemak AOAC, 1995
Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi soxhlet yang akan digunakan dikeringkan dalam oven. Kemudian didinginkan dalam desikator
dan ditimbang. Sebanyak lima gram sampel dalam bentuk tepung ditimbang langsung
dalam kertas saring yang sesuai ukurannya, kemudian ditutup dengan kapas wool bebas lemak. Kertas saring yang berisi sampel tersebut diletakkan dalam alat
ekstraksi soxhlet, kemudian dipasang alat kondensor di atasnya dan labu lemak di bawahnya.Pelarut dietil eter dituangkan ke dalam labu lemak secukupnya sesuai
dengan ukuran yang digunakan. Refluks dilakukan minimum lima jam sampai pelarut yang turun kembali ke labu lemak berwarna jernih.
Destilasi pelarut yang ada di dalam labu lemak, ditampung pelarutnya selanjutnya labu lemak yang berisi hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada
suhu 105
o
C. Setelah dikeringkan sampai berat tetap dan didinginkan dalam desikator, ditimbang labu beserta lemak tersebut.
Kadar lemak = 100
x gram
sampel berat
gram lemak
berat
3.3.2.5. Kadar Karbohidrat Winarno, 1997
Analisis kadar karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu dengan menggunakan rumus:
Kadar Karbohidrat = 100 - K. Air + K. Lemak + K. Abu + K. Protein
3.3.2.6. Uji Kalsium Metode AAS Apriyantono et al., 1989
Sampel yang mengandung 5-10 gram padatan ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu kjeldahl. Ditambahkan 10 ml H
2
SO
4
pekat dan 10 ml HNO
3
, didiamkan semalam 16 jam. Kemudian dipanaskan perlahan-lahan sampai
larutan jernih dan semua asap sudah tidak tertinggal. Ditambahkan 10 ml aquades larutan akan menjadi tidak berwarna atau menjadi kuning muda jika mengandung
Fe dan dipanaskan kembali sampai berasap. Larutan didiamkan kembali sampai dingin kemudian ditambahkan 5 ml aquades, dididihkan sampai berasap. Setelah
dingin diencerkan sampai volume tertentu aliquot, 100 ml. Kemudian disaring dengan kertas saring Whatman 42 dan dibaca dengan nyala atomasi AAS
Atomic Absorbance Spectrophotometer pada λ = 422,7 nm.
sampel mg
x blanko
ppm sampel
ppm x
Fp x
aliquaot ml
Ca 100
1000 −
= Keterangan:
Ca mg100g = Ca x 1000 Fp
= Faktor pengenceran
3.3.2.7. Analisis bioavailabilitas kalsium
Semua peralatan gelas dicuci, direndam dalam larutan HNO
3
10 vv selama 24 jam, dan dibilas dengan air bebas ion sebelum digunakan. Sejumlah
sampel setara dengan 2 g protein ditimbang kemudian dihomogenisasi. Nilai pH sampel diatur menjadi dua dengan menambahkan HCl 6 N. Jumlah HCl yang
ditambahkan dihitung. Kemudian pH sampel diatur menjadi 2,0 dengan menambahkan HCl 6 N
pada sampel sama dengan 2 g protein dan 80 g air bebas ion yang ditempatkan dalam tabung erlenmeyer berukuran 250 ml. Sebanyak 40 g aliquot sampel
dipindahkan kedalam botol gelas untuk penentuan keasaman titrasi, 40 g aliquot