3.3.2.5. Kadar Karbohidrat Winarno, 1997
Analisis kadar karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu dengan menggunakan rumus:
Kadar Karbohidrat = 100 - K. Air + K. Lemak + K. Abu + K. Protein
3.3.2.6. Uji Kalsium Metode AAS Apriyantono et al., 1989
Sampel yang mengandung 5-10 gram padatan ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu kjeldahl. Ditambahkan 10 ml H
2
SO
4
pekat dan 10 ml HNO
3
, didiamkan semalam 16 jam. Kemudian dipanaskan perlahan-lahan sampai
larutan jernih dan semua asap sudah tidak tertinggal. Ditambahkan 10 ml aquades larutan akan menjadi tidak berwarna atau menjadi kuning muda jika mengandung
Fe dan dipanaskan kembali sampai berasap. Larutan didiamkan kembali sampai dingin kemudian ditambahkan 5 ml aquades, dididihkan sampai berasap. Setelah
dingin diencerkan sampai volume tertentu aliquot, 100 ml. Kemudian disaring dengan kertas saring Whatman 42 dan dibaca dengan nyala atomasi AAS
Atomic Absorbance Spectrophotometer pada λ = 422,7 nm.
sampel mg
x blanko
ppm sampel
ppm x
Fp x
aliquaot ml
Ca 100
1000 −
= Keterangan:
Ca mg100g = Ca x 1000 Fp
= Faktor pengenceran
3.3.2.7. Analisis bioavailabilitas kalsium
Semua peralatan gelas dicuci, direndam dalam larutan HNO
3
10 vv selama 24 jam, dan dibilas dengan air bebas ion sebelum digunakan. Sejumlah
sampel setara dengan 2 g protein ditimbang kemudian dihomogenisasi. Nilai pH sampel diatur menjadi dua dengan menambahkan HCl 6 N. Jumlah HCl yang
ditambahkan dihitung. Kemudian pH sampel diatur menjadi 2,0 dengan menambahkan HCl 6 N
pada sampel sama dengan 2 g protein dan 80 g air bebas ion yang ditempatkan dalam tabung erlenmeyer berukuran 250 ml. Sebanyak 40 g aliquot sampel
dipindahkan kedalam botol gelas untuk penentuan keasaman titrasi, 40 g aliquot
sampel dipindahkan ke dalam botol gelas lain untuk penentuan persen kalsium yang terdialisis tersedia dan 10 g untuk penentuan kadar kalsium total dengan
menggunakan Atomic Absorbance Spectrophotometer AAS. Sebanyak 3 g larutan suspensi pepsin 1,6 g pepsin Sigma p-7000
didispersikan ke dalam 0,1 M HCl dan ditepatkan volumenya menjadi 10 ml, dibuat sewaktu akan digunakan, ditambahkan masing-masing ke dalam
botol gelas dan volumenya ditepatkan menjadi 100 ml dengan air. Keduanya kemudian ditutup dengan plastik yang berlubang untuk mengeluarkan gas. Sampel
diinkubasi dalam penangas air bergoyang pada suhu 30
o
C dengan kecepatan 5 120 strokemenit selama dua jam. Selanjutnya botol-botol tersebut disimpan
dalam freezer untuk digunakan pada hari berikutnya. Sebelum digunakan sampel harus dicairkan terlebih dahulu. Sebanyak lima gram campuran pankreatin bile
ditambahkan ke dalam botol gelas yang telah berisi 40 g aliquot yang digunakan untuk penentuan asam tertitrasi. Larutan ini kemudian dititrasi dengan 0,5 NaOH
sampai diperoleh pH 7,5. Nilai pH ini dicek setelah 30 menit. Sebanyak 40 g aliquot sampel dipindahkan ke dalam botol gelas yang
berukuran 250 ml. Selanjutnya NaHCO
3
dengan konsentrasi yang diperoleh dari hasil titrasi dengan NaOH di atas jumlah NaHCO
3
ekuivalen dengan jumlah NaOH yang digunakan untuk titrasi dimasukkan ke dalam kantung dialisis
bersama 25 g air. Botol gelas yang digunakan untuk penentuan persen yang tersedia ditempatkan dalam penangas air yang bergoyang pada suhu 37
o
C dan kecepatan 5 hingga mencair. Kemudian kantung dialisis dimasukkan ke dalam
setiap botol gelas dengan kedudukan sedemikian rupa sehingga kantung dialisis terendam dalam larutan sampel, ditutup dengan plastik yang telah disiapkan.
Inkubasi dilakukan sampai pH 5 selama 30 menit. Setelah itu ditambahkan 5 g campuran pankreatin bile ke dalam setiap botol gelas tadi dan inkubasi dilanjutkan
selama dua jam. Setelah cukup waktu, kantung dialisis diangkat dan dibilas dengan
mencelupkannya ke dalam air bebas ion. Salah satu ujungnya dipotong dengan menggunakan gunting dan isinya dialisat dituang ke dalam gelas ukur untuk
dihitung volumenya dan dianalisis kandungan kalsium yang tersedia dengan menggunakan AAS.