Karakteristik kimia tepung Karakteristik Tepung

ini sebesar 6,10 . Kandungan protein ubi jalar putih yang didapat adalah 2,05 , lebih rendah dari kadar protein tepung terigu sebesar 6,10 . Kadar lemak tepung ikan pepetek adalah 19,49 . Kadar lemak yang tinggi ini diduga disebabkan oleh ikan pepetek yang digunakan dalam pembuatan tepung ini tidak hanya dari daging saja tetapi semua bagian tubuh ikan kecuali jeroan, dimana pada masing-masing tubuh ikan memiliki kandungan lemak yang berbeda, misalnya pada bagian perut ikan biasanya mengandung lemak yang lebih tinggi. Kadar lemak tepung ubi jalar putih adalah 2,40 , lebih tinggi dari kadar lemak tepung terigu sebesar 1,20 . Kadar karbohidrat by difference tepung ikan pepetek sebesar 0,83 . Kandungan karbohidrat ikan pepetek ini jauh lebih kecil dari kadar karbohidrat tepung ubi jalar putih dan tepung terigu, yaitu berturut-turut sebesar 87,87 dan 80,99 . Hal ini bisa terjadi karena karbohidrat pada ikan berasal dari glikogen yang jumlahnya sangat kecil. Kadar karbohidrat ubi jalar putih sebesar 87,87 , lebih tinggi dari kadar karbohidrat tepung terigu 80,99 . Bahan kering terbanyak pada ubi jalar adalah karbohidrat dengan jumlah bervariasi. Karbohidrat pada ubi jalar segar pada umumnya sebesar 18-35 dan pada berat keringnya mencapai 80-90 Rotar dan Bird, 1981. Kandungan karbohidrat yang banyak terdapat pada ubi jalar adalah pati, gula dan serat makanan. Pati tersusun dari amilosa dan amilopektin yang merupakan komponen karbohidrat utama pada ubi jalar Huang, 1982. Kadar kalsium tepung ikan pepetek yang dihasilkan sangat tinggi sebesar 14.380 mg100g. Hal ini bisa terjadi karena tulang ikan pepetek diikutsertakan dalam pembuatan tepung ikan karena di dalam tulang banyak mengandung mineral seperti kalsium dan fosfor Winarno, 1997. Kadar kalsium pada tepung ubi jalar putih juga cukup tinggi, yaitu 190 mg100g. Kadar kalsium ini lebih tinggi dari kadar kalsium tepung terigu yang sebesar 74 mg100g.

4.2. Penelitian Tahap II

Pada penelitian tahap II dilakukan pembuatan biskuit dengan formulasi kombinasi tepung ikan pepetek dan tepung ubi jalar putih dalam mensubstitusi tepung terigu serta uji organoleptik biskuit dan analisis fisiko-kimianya.

4.2.1. Formulasi dan pembuatan biskuit

Pembuatan biskuit dilakukan dengan lima formulasi, yaitu kombinasi penambahan tepung ikan pepetek dan tepung ubi jalar putih dalam mensubstitusi tepung terigu. Persentase tepung ikan pepetek dan tepung ubi jalar putih terhadap tepung terigu adalah 25 : 75 modifikasi Artama, 2003. Jumlah tepung terigu yang ditambahkan dalam formulasi biskuit adalah sama kecuali pada kontrol. Pada kontrol B0 digunakan tepung terigu sejumlah 100 . Jumlah tepung ikan pepetek yang digunakan dalam formulasi biskuit adalah 5 B1, 10 B2, 15 B3 dan 20 B4 modifikasi Wahyuni, 2005. Sedangkan jumlah tepung ubi jalar putih dalam formulasi biskuit adalah kebalikan dari jumlah tepung ikan pepetek, yaitu 20 B1, 15 B2, 10 B3 dan 5 B4 modifikasi Sunandar, 2004. Formulasi biskuit disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Formulasi biskuit Tepung pensubstitusi Formulasi Tepung terigu Tepung ikan pepetek Tepung ubi jalar putih B0 100 B1 75 5 20 B2 75 10 15 B3 75 15 10 B4 75 20 5 Keterangan : B0 = Kontrol, tepung ikan pepetek 0 , tepung ubi jalar putih 0 B1 = Formulasi tepung ikan pepetek 5 , tepung ubi jalar putih 20 B2 = Formulasi tepung ikan pepetek 10 , tepung ubi jalar putih 15 B3 = Formulasi tepung ikan pepetek 15 , tepung ubi jalar putih 10 B4 = Formulasi tepung ikan pepetek 20 , tepung ubi jalar putih 5