Daya cerna protein in vitro
Pada analisis daya cerna protein secara in vitro, diperoleh nilai rata-rata pada formulasi biskuit B0 sebesar 77,73 dan daya cerna protein in vitro
formulasi B1 adalah 73,02 . Daya cerna protein in vitro formulasi biskuit B1 lebih kecil daripada formulasi biskuit B0 tetapi secara umum daya cerna protein
kedua formulasi biskuit tersebut relatif tinggi dan tidak berbeda jauh. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi daya cerna protein, salah
satunya adalah faktor antigizi seperti antitripsin, antikimotripsin, hemaglutinin, saponin, fitat, oligosakarida, antivitamin dan vitamin antagonis serta
senyawa polifenol yang dapat menurunkan nilai daya cerna protein Bradbury dan Holloway, 1988.
Komponen antinutrisi yang terdapat pada ubi jalar adalah antitripsin, antikimotripsin dan rafinosa oligosakarida. Pada ubi jalar terdapat antitripsin
sebanyak 2,2-25,4 TIUg dan antikimotripsin 0,99 TIUg serta 0,5 rafinosa terdapat pada ubi jalar yang telah dimasak Bradbury dan Holloway, 1988.
Formulasi biskuit B1 merupakan penambahan tepung ubi jalar putih sebesar 20 , diduga mengandung antinutrisi seperti antitripsin, antikimotripsin dan rafinosa
yang dapat menurunkan daya cerna protein. Selain itu, pada proses pengolahan juga dapat mempengaruhi peningkatan
atau penurunan daya cerna protein, seperti proses pemanasan, reaksi Maillard, penambahan asam Sukarni et al., 1989. Adanya reaksi Maillard pada saat proses
pengolahan dapat menurunkan daya cerna protein Winarno, 1997.