Ramalan Variabel Endogen tanpa Alternatif Skenario Kebijakan

141 Tabel 37. Dampak Kenaikan Belanja Sektor Pendidikan, Sektor Kesehatan, dan Sektor Bangunan dan Infrastruktur Masing-Masing 20 Persen terhadap Sasaran dan Pencapaian Tujuan Milenium Tahun 2015 Indeks Indikator Tahun 2015 Satuan MDGs Ramalan Hidup Panjang Angka Harapan Hidup AHH 72 70.86 Tahun Pendidikan 1. Angka Melek Huruf AMH 100 94.15 Persen 2. Rata-rata Lama Sekolah RLS 15 8.22 Tahun Hidup Layak Daya Beli PPP 732.720 639.15 Rp 000 Kap Komposit Indeks Pembangunan Manusia IPM 80 73.99 - Keterangan: Sasaran RPJMN tahun 2009-2014. Publikasi Pemda Jawa Barat Tahun 2010. 7.3.5. Kebijakan Afirmatif kepada Provinsi Quantil 1 Indeks Pembangunan Manusia Terendah dengan Meningkatkan Dana Alokasi Umum 40 Persen Skenario kelima, kebijakan afirmatif kepada provinsi quantil 1 Indeks Pembangunan Manusia terendah dengan meningkatkan Dana Alokasi Umum 40 persen, sementara provinsi lainnya meningkat 20 persen berdampak cukup besar terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, dan penanggulangan kemiskinan serta pengurangan pengangguran, masing masing dengan nilai rata- rata dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015 sebesar 0.80 persen, dan -2.63 persen, serta -6.29 persen. Kebijakan ini juga berdampak cukup besar terhadap peningkatan Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah, dan Daya Beli, masing masing dengan nilai rata-rata tahun 2009-2015 sebesar 0.49 persen, 0.32 persen, 0.82 persen, dan 0.56 persen. Kebijakan ini dibandingkan dengan 7 kebijakan lainnya, merupakan prioritas kedua dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, Daya Beli, penanggulangan kemiskinan, dan Rata-rata Lama Sekolah, tatapi hanya 142 berada pada peringkat ketiga dalam rangka penanggulangan Pengangguran dan peningkatan Angka Melek Huruf. Simulasi skenario alternatif kebijakan ini, selain berhasil merumuskan dampak masing-masing kebijakan terhadap variabel endogennya, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, juga berhasil meramal nilai masing masing variabel pada tahun 2013, tahun 2014, dan tahun 2015 sebagaimana pada Lampiran 12. Selanjutnya hasil ramalan tahun 2015 dijadikan dasar evaluasi pencapaian tujuan pembangunan milenium tahun 2015 sebagaimana pada Tabel 38. Skenario kelima ini juga belum berhasil mencapai sasaran tujuan pembangunan milenium. Tabel 38. Dampak Kebijakan Afirmatif kepada Provinsi Quantil 1 Indeks Pembangunan Manusia Terendah dengan Meningkatkan Dana Alokasi Umum 40 Persen terhadap Sasaran dan Pencapaian Tujuan Milenium Tahun 2015 Indeks Indikator Tahun 2015 Satuan MDGs Ramalan Hidup Panjang Angka Harapan Hidup AHH 72 71.00 Tahun Pendidikan 1. Angka Melek Huruf AMH 100 94.25 Persen 2. Rata-rata Lama Sekolah RLS 15 8.26 Tahun Hidup Layak Daya Beli PPP 732.720 641.719 Rp 000 Kap Komposit Indeks Pembangunan Manusia IPM 80 74.32 - Keterangan: Sasaran RPJMN tahun 2009-2014. Publikasi Pemda Jawa Barat Tahun 2010. 7.3.6. Kebijakan Afirmatif kepada Provinsi Quantil 1 dan 2 Indeks Pembangunan Manusia Terendah dengan Meningkatkan Dana Alokasi Umum 40 Persen Skenario keenam, kebijakan afirmatif kepada provinsi quantil 1 dan 2 Indeks Pembangunan Manusia terendah dengan meningkatkan Dana Alokasi Umum sebesar 40 persen, sementara provinsi lainnya meningkat 20 persen berdampak paling baik terhadap peningkatan kinerja Indeks Pembangunan Manusia, dan penanggulangan kemiskinan serta pengurangan pengangguran, 143 masing masing dengan nilai rata-rata tahun 2009-2015 sebesar 0.93 persen, dan - 3.02 persen, serta -7.84 persen. Kebijakan ini juga berdampak paling baik terhadap peningkatan Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah, dan Daya Beli, masing masing dengan nilai rata-rata tahun 2009- 2015 sebesar 0.58 persen, 0.38 persen, 0,94 persen, dan 0,65 persen. Kebijakan ini dibandingkan dengan 7 kebijakan lainnya, merupakan prioritas pertama dalam upaya peningkatan hampir seluruh variabel endogennya, kecuali untuk penangulangan Pengangguran dan peningkatan Angka Melek Huruf yang bertengger diperingkat kedua di bawah skenario 8. Simulasi skenario alternatif kebijakan ini, selain berhasil merumuskan dampak masing-masing kebijakan terhadap variabel endogennya, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, juga berhasil meramal nilai masing masing variabel pada tahun 2013, tahun 2014, dan tahun 2015 sebagaimana pada Lampiran 13. Selanjutnya hasil ramalan tahun 2015 dijadikan dasar evaluasi pencapaian tujuan pembangunan milenium tahun 2015 sebagaimana pada Tabel 39. Skenario keenam ini juga belum berhasil mencapai sasaran tujuan pembangunan milenium. Tabel 39. Dampak Kebijakan Afirmatif kepada Provinsi Quantil 1 dan 2 Indeks Pembangunan Manusia Terendah dengan Meningkatkan Dana Alokasi Umum 40 Persen terhadap Sasaran dan Pencapaian Tujuan Milenium Tahun 2015 Indeks Indikator Tahun 2015 Satuan MDGs Ramalan Hidup Panjang Angka Harapan Hidup AHH 72 71.08 Tahun Pendidikan 1. Angka Melek Huruf AMH 100 94.32 Persen 2. Rata-rata Lama Sekolah RLS 15 8.27 Tahun Hidup Layak Daya Beli PPP 732.720 642,.34 Rp 000 Kap Komposit Indeks Pembangunan Manusia IPM 80 74.43 - Keterangan: Sasaran RPJMN tahun 200-2014. Publikasi Pemda Jawa Barat Tahun 2010. 144 7.3.7. Kebijakan Afirmatif kepada Provinsi Quantil 1 dan 2 Indeks Pembangunan Manusia Terendah dengan Meningkatkan Belanja 40 Persen Skenario ketujuh, kebijakan afirmatif kepada provinsi quantil 1 dan 2 Indeks Pembangunan Manusia terendah dengan meningkatkan Belanja sebesar 40 persen, provinsi lainnya meningkat 20 persen, kurang berdampak terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, dan penanggulangan kemiskinan serta pengurangan Pengangguran, masing masing dengan nilai rata-rata tahun 2009- 2015 sebesar 0.60 persen, dan -1.91 persen, serta -5.60 persen. Kebijakan ini juga kurang berdampak terhadap peningkatan Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah, dan Daya Beli, masing masing dengan nilai rata-rata tahun 2009-2015 sebesar 0,38 persen, 0.25 persen, 0.60 persen, dan 0.41 persen. Kebijakan ini dibandingkan dengan 7 kebijakan lainnya, merupakan prioritas keempat dalam upaya peningkatan Daya Beli, penanggulangan kemiskinan, prioritas kelima dalam rangka peningkatan Rata-rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup, penanggulangan pengangguran, dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, serta hanya pada peringkat keenam untuk Angka Melek Huruf. Rendahnya kinerja kebijakan ini, karena dalam model yang dibangun perubahan nilai variabel Belanja tidak berdampak langsung terhadap perubahan nilai variabel endogen komponen Indeks Pembangunan Manusia, tetapi masuk melalui pajak dan Dana Alokasi Umum. Simulasi skenario alternatif kebijakan ini, selain berhasil merumuskan dampak masing-masing kebijakan terhadap variabel endogennya, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, juga berhasil meramal nilai masing masing variabel