104
Pendapatan Daerah merupakan faktor yang berpengaruh nyata pada taraf α
5 persen terhadap Belanja Sektor Kesehatan dengan nilai dugaan parameter 0.0680. Artinya jika Pendapatan Daerah naik Rp. 1 juta 100 persen maka
Belanja Sektor Kesehatan akan meningkat Rp. 0.068 juta 6.8 persen. Kenaikan pada Pendapatan Daerah di suatu provinsi akan menaikkan Belanja Sektor
Kesehatan provinsi yang bersangkutan. Variabel Pegawai Negeri Sipil juga berpengaruh nyata pada taraf
α 5 persen terhadap Belanja Sektor Kesehatan dengan nilai dugaan paremeter 3.7340.
Jika Pegawai Negeri Sipil lebih banyak sebesar 1 orang maka Belanja Sektor Kesehatan akan meningkat sebesar Rp. 3.73 juta per tahun. Kenaikan variabel
Pegawai Negeri Sipil menyebabkan Belanja Sektor Kesehatan meningkat sehingga provinsi dengan Pegawai Negeri Sipil yang meningkat akan
meningkatkan pula alokasi Belanja Sektor Kesehatan. Elastisitas Pendapatan Daerah dan elastisitas variabel Pegawai Negeri Sipil
berturut-turut sebesar 0.83 dan 1.27 menunjukkan bahwa Belanja Sektor Kesehatan tidak responsif terhadap perubahan Pendapatan Daerah, tetapi responsif
terhadap perubahan variabel Pegawai Negeri Sipil.
3. Belanja Pemerintah Sektor Pertanian
Dugaan parameter persamaan Belanja Pemerintah Sektor Pertanian GPST
t
memberikan nilai koefisien determinasi sebesar 86.92 persen. Hal ini berarti variasi variabel penjelasnya, yaitu Pendapatan PAT
t
, mampu menjelaskan 86.92 persen fluktuasi variabel Belanja Pemerintah Sektor Pertanian. Variabel endogen
Belanja Pemerintah Sektor Pertanian dipengaruhi secara nyata oleh variabel
105
Pendapatan Daerah pada taraf nyata α 5 persen. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Dugaan Parameter Persamaan Belanja Pemerintah Sektor Pertanian Tahun 2004-2008
Variabel Dugaan
Parameter Prob
[t] Elastisitas
GPST
t
Belanja Pemerintah Sektor Pertanian Intercep
-52 673.8
- Pendapatan Daerah PAT
t
0.052731 0.0001
A 1.11
F-Hitung = 6.54 Prob F = 0.0001; R
2
= 0.8692
Pendapatan Daerah merupakan faktor yang berpengaruh nyata pada taraf α
5 persen terhadap Belanja Pemerintah Sektor Pertanian dengan nilai dugaan parameter 0.052731. Artinya jika Pendapatan Daerah naik Rp. 1 juta 100 persen
maka Belanja Pemerintah Sektor Pertanian meningkat sebesar Rp. 0.0527 juta 5.2 persen. Kenaikan pada Pendapatan Daerah di suatu provinsi akan menaikkan
Belanja Pemerintah Sektor Pertanian provinsi yang bersangkutan. Sementara itu, elastisitas Pendapatan Daerah sebesar 1.11 menunjukkan bahwa Belanja
Pemerintah Sektor Pertanian responsif terhadap perubahan Pendapatan Daerah. Hal ini wajar, karena belanja sektor pertanian masih menjadi prioritas Pemerintah
karena dihadapkan pada jumlah angka partisipasi kerja sektor pertanian di seluruh daerah hampir selalu lebih tinggi dari sektor-sektor lainnya.
4. Belanja Pemerintah Sektor Industri
Dugaan parameter persamaan Belanja Pemerintah Sektor Industri GPSI
t
memberikan nilai koefisien determinasi sebesar 90.10 persen. Hal ini berarti variabel penjelasnya, yaitu Pendapatan PAT
t
, mampu menjelaskan 90.10 persen fluktuasi variabel Belanja Pemerintah Sektor Industri. Variabel endogen
persamaan Belanja Pemerintah Sektor Industri dipengaruhi secara nyata oleh
106
variabel Pendapatan Daerah pada taraf nyata α 5 persen. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Dugaan Parameter Persamaan Belanja Pemerintah Sektor Industri Tahun 2004-2008
Variabel Dugaan
Parameter Prob
[t] Elastisitas
GPSI
t
Belanja Pemerintah Sektor Industri Intercep
-3 061.87
Pendapatan Daerah
PAT
t
0.004244 0.0001
A 1.26
F-Hitung = 9.01 Prob F = 0.0001; R
2
= 0.9010
Pendapatan Daerah merupakan faktor yang berpengaruh nyata pada taraf α
5 persen terhadap Belanja Pemerintah Sektor Industri dengan nilai dugaan parameter 0.004244. Artinya jika Pendapatan Daerah naik Rp. 1 juta 100 persen
maka Belanja Pemerintah Sektor Industri akan meningkat Rp. 0.004244 juta 0.42 persen. Kenaikan pada Pendapatan Daerah di suatu provinsi akan
menaikkan Belanja Pemerintah Sektor Industri provinsi yang bersangkutan. Sementara itu, elastisitas Pendapatan Daerah sebesar 1.26 menunjukkan bahwa
Belanja Pemerintah Sektor Industri responsif terhadap perubahan Pendapatan Daerah.
5. Belanja Pemerintah Sektor Bangunan dan Infrastruktur
Dugaan parameter persamaan Belanja Pemerintah Sektor Bangunan dan Infrastruktur GPSB
t
memberikan nilai koefisien determinasi sebesar 91.46 persen. Hal ini berarti variabel penjelasnya, yaitu Pendapatan PAT
t
, mampu menjelaskan 91.46 persen fluktuasi variabel Belanja Pemerintah Sektor Bangunan
dan Infrastruktur . Variabel endogen Belanja Pemerintah Sektor Bangunan dan Infrastruktur dipengaruhi secara nyata oleh variabel Pendapatan Daerah pada
taraf nyata α 5 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13.
107
Tabel 13. Hasil Dugaan Parameter Persamaan Belanja Pemerintah Sektor Bangunan dan Infrastruktur Tahun 2004-2008
Variabel Dugaan
Parameter Prob
[t] Elastisitas
GPSB
t
Belanja Pemerintah Sektor Bangunan dan Infrastruktur
Intercep -84
519.4 Pendapatan
Daerah PAT
t
0.211716 0.0001
A 1.1
F-Hitung =10.15 Prob F = 0.0001; R
2
= 0.9146
Pendapatan Daerah merupakan faktor yang berpengaruh nyata pada taraf α
5 persen terhadap Belanja Pemerintah Sektor Bangunan dan Infrastruktur dengan nilai dugaan parameter 0.211716. Artinya jika Pendapatan Daerah naik Rp. 1 juta
100 persen maka Belanja Pemerintah Sektor Bangunan dan Infrastruktur berpotensi meningkat Rp. 0.21176 juta 21.18 persen. Kenaikan pada Pendapatan
Daerah di suatu provinsi akan menaikkan Belanja Pemerintah Sektor Bangunan dan Infrastruktur provinsi yang bersangkutan.
Elastisitas Pendapatan Daerah sebesar 1.10 menunjukkan bahwa Belanja Pemerintah Sektor Bangunan dan Infrastruktur responsif terhadap perubahan
Pendapatan Daerah.
6. Belanja Pemerintah Sektor Lain-Lain
Dugaan parameter persamaan Belanja Pemerintah Sektor Lain-Lain GPSLL
t
memberikan nilai koefisien determinasi sebesar 99.12 persen. Hal ini berarti variabel-variabel penjelasnya, yaitu Pendapatan PAT
t
dan Belanja Sektor Pendidikan dan Kesehatan BSPK
t
, mampu menjelaskan 99.12 persen fluktuasi variabel Belanja Pemerintah Sektor Lain-Lain . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 14.