79
Nampak bahwa Provinsi Jawa Tengah mengeluarkan belanja sektor kesehatan tertinggi sebesar Rp. 5 914 113 390 000 9.72 persen dari total belanja
Pemerintah sebanyak Rp. 60 832 137 100 000, Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 5 253 724 530 000 7.98 persen, dan Provinsi Sumatera Utara sebesar
Rp. 3 057 588 880 000 9.04 persen. Provinsi dengan belanja sektor kesehatan rendah hingga terendah adalah
Provinsi Jambi sebesar Rp. 745 810 820 000 7.73 persen, Provinsi Bengkulu Rp. 741 320 640 000 10.32 persen, serta Provinsi Sulawesi Utara sebesar
Rp. 630 680 890 000 6.67 persen. Provinsi Bengkulu menunjukan perhatian yang tinggi terhadap sektor kesehatan meskipun belanja sektor kesehatannya
secara nominal berada pada posisi terendah kedua, tetapi dari sisi persentasi justru tertinggi, bahkan mengalahkan provinsi-provinsi yang menduduki urutan tertinggi
secara nominal.
5.3. Blok Permintaan Agregat
Variabel endogen dalam blok ini terdiri atas pengeluaran konsumsi rumah tangga PKRT dan investasi atau pembentukan modal tetap bruto PMTB.
Adapun komponen belanja konsumsi Pemerintah PKP dan net ekspor NX dijadikan variabel eksogen penelitian ini. Penjumlahan dari 4 variabel tersebut
disebut dengan produk domestik regional bruto dari sisi pengeluaran PDRBEXP. Gambar 21 berikut menyajikan proporsi komponen PDRBEXP pada 21
provinsi penelitian. Proporsi komponen PKRT mencapai Rp. 2 795 287 616.52 juta 53 persen PDRBEXP. Komponen lainnya yaitu PKP Rp. 515 312 645.19
juta 10 persen. Sementara PMTB sebesar Rp. 967 608 994.33 juta 18 persen, dan net ekspor NX sebesar Rp. 1 021 194 519.70 juta 19 persen.
80
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010a diolah.
Gambar 21. Proporsi Komponen dalam Produk Domestik Bruto dari Sisi Pengeluaran Tahun 2004-2008
5.4. Blok Penawaran Agregat
Variabel endogen dalam blok ini terdiri atas total produksi sektor pertanian TQST, total produksi sektor industri TQSI, total produksi sektor bangunan dan
infrastruktur TQSB, serta total produksi sektor lainnya TQSLL. Penjumlahan dari 4 variabel tersebut disebut dengan produk domestik regional bruto sektoral
atau dari sisi penerimaan PDRSEC. Gambar 22 berikut menyajikan proporsi komponen produk domestik regional bruto sektoral atau sisi penerimaan total di
21 provinsi penelitian dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010b diolah.
Gambar 22. Proporsi Komponen Dalam Produk Domestik Bruto Sektoral Tahun 2004-2008
81
Proporsi komponen total produksi sektor pertanian TQST sebesar Rp. 1 047 305 000 juta 20 persen, total produksi sektor industri TQSI sebesar
Rp. 1 367 821 000 juta 25 persen, total produksi sektor bangunan dan infrastruktur TQSB sebesar Rp. 256 858 000 5 persen, serta total produksi
sektor lainnya TQSLL sebesar Rp. 2 627 555 321.97 50 persen.
5.5. Blok Tenaga Kerja
Variabel endogen dalam blok ini terdiri atas tenaga kerja sektor pertanian TKST, tenaga kerja sektor industri TKSI, dan tenaga kerja sektor bangunan
dan infrastruktur TKKSB. Sementara tenaga kerja sektor lainnya TKKSL dijadikan variabel eksogen. Keseluruhan dari tenaga kerja sektor tersebut disebut
dengan tenaga kerja sektor TKS. Selanjutnya selisih antara angkatan kerja AK dengan tenaga kerja sektor TKS disebut pengangguran U. Gambar 23
menunjukan provinsi dengan persentase jumlah pengangguran terendah dan tertinggi pada tahun 2008.
Sumber: Balitfo Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2010 diolah.
Gambar 23. Provinsi dengan Pengangguran Terendah dan Tertinggi Tahun 2008