Blok Pendapatan Daerah Spesifikasi Model

69 seberapa jauh variasi nilai prediksi menyimpang dari nilai variasi nilai aktual dan nilai U S yang diharapkan adalah yang mendekati nol; U C adalah proporsi kovarians yang mengukur kesalahan peramalan yang tidak sistematis unsystematic error. Distribusi ketimpangan U yang ideal atas ketiga sumber tersebut adalah U M = U S = U C = 1 Pyndick and Rubinfeld, 1991.

4.5.4. Simulasi Model

Simulasi pada dasarnya merupakan solusi matematis mathematical solution dari suatu kumpulan berbagai persamaan secara simultan. Simulasi model dengan demikian menunjuk kepada sekumpulan persamaan tersebut. Simulasi model dilakukan dengan berbagai alasan, misalnya untuk pengujian dan evaluasi model, analisis kebijakan historis dan untuk peramalan Pindyck and Rubinfeld, 1991. Dalam studi ini, simulasi model terutama ditujukan untuk menganalisis kebijakan historis yang dapat digunakan sebagai dasar peramalan di masa yang akan datang. Dalam studi ini, analisis kebijakan difokuskan pada “Dampak kebijakan fiskal sektor pendidikan dan sektor kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia di Indonesia”. Simulasi kebijakan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Belanja pendidikan dan kesehatan naik 20 persen. 2. Transfer Dana alokasi umum naik 20 persen. 3. Belanja sektor bangunan naik 20 persen. 4. Kombinasi kebijakan belanja pendidikan dan kesehatan naik 20 persen dan belanja sektor bangunan naik 20 persen. 5. Provinsi quantil 1 indeks pembangunan manusia terendah naik dana alokasi umum 40 persen, dan lainnya dana alokasi umum naik 20 persen. 70 6. Provinsi quantil 1 dan 2 indeks pembangunan manusia terendah naik dana alokasi umum 40 persen, dan lainnya dana alokasi umum naik 20 persen. 7. Provinsi quantil 1 dan 2 indeks pembangunan manusia terendah naik total belanja 40 persen, dan lainnya belanja naik 20 persen. 8. Provinsi quantil 1 dan 2 indeks pembangunan manusia terendah naik belanja sektor pendidikan dan kesehatan 40 persen, dan lainnya belanja sektor pendidikan dan kesehatan naik 20 persen.

V. GAMBARAN UMUM

Penyajian gambaran umum tentang variabel-variabel endogen dalam penelitian ini dimaksudkan agar diketahui kondisi awal dan pola prilaku masing- masing variabel di provinsi yang berbeda maupun pada masa waktu yang berbeda. Kurun waktu penyajiannya dimulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 dengan skop Indonesia, tetapi dengan penekanan pada 21 provinsi terpilih yang menjadi sampel penelitian ini yaitu: Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istemewa Yogyakarta, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Maluku, dan Provinsi Papua. Dua belas provinsi yang tidak terpilih sebagai sampel penelitian adalah provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta karena datanya sempilan; Provinsi Jawa Timur, Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Sulawesi Tenggara karena laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD pada publikasi Kementerian Keuangan tidak lengkap; Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Banten, Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Maluku Utara, dan Provinsi Papua Barat karena 7 provinsi ini merupakan provinsi hasil pemekaran, sehingga ada beberapa variabel yang datanya tidak tersedia. 72 5.1. Blok Pendapatan Daerah 5.1.1. Pajak Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD bersumber dari Pendapatan Asli Daerah PAD, dana perimbangan, dan pendapatan lain-lain. Sementara itu, sumber utama dari pendapatan asli daerah bersumber dari Pajak Daerah PJKD. Perkembangan pajak daerah pada 21 provinsi antara tahun 2004 sampai tahun 2008 dapat dilihat pada Gambar 15. Sementara pajak daerah pada 12 provinsi lainnya di Indonesia tidak digambarkan karena tidak terpilih sebagai sampel penelitian. Sumber: DJPK, Kementerian Keuangan, 2011 diolah. Gambar 15. Perkembangan Pajak Daerah pada 21 Provinsi Pajak Daerah PJKD dan Non Pajak Daerah NPJKD merupakan dua variabel pembentuk Pendapatan Asli Daerah PAD. Gambar 16 adalah konstribusi PJKD dalam PAD di 3 provinsi yang masing-masing mengumpulkan pajak daerah tertinggi dan terendah tahun 2004 sampai tahun 2008. 73 Sumber: DJPK, Kementerian Keuangan, 2011 diolah. Gambar 16. Konstribusi Pajak Daerah Tertinggi dan Terendah dalam Pendapatan Asli Daerah di 21 Provinsi Tahun 2004-2008 Berdasarkan gambaran kondisi pajak daerah, maka rata-rata pajak daerah per provinsi dari tahun 2004 sampai 2009 adalah Rp. 2 414 563 350 000. Hal ini menunjukkan adanya varian penarikan pajak antar daerah di Indonesia, sekaligus memberikan gambaran varian potensi perekonomian daerah dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto PDRB di masing-masing daerah.

5.1.2. Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum DAU merupakan dana transfer pusat kepada provinsi dan kabupatenkota yang akan menjadi pos pendapatan dalam APBD masing- masing. Gambar 17 menunjukkan perkembangan DAU di 21 provinsi. Pada tahun 2005 sebesar Rp. 42 775 102 880 000 adalah sedikit menurun dari tahun 2004 sebesar Rp. 39 717 608 680 000, tetapi naik secara terus menerus menjadi sebesar Rp. 59 105 014 65 000 pada tahun 2006, sebesar Rp. 61 713 805 360 000 pada tahun 2007, dan sebesar Rp. 65 595 309 920 000 pada tahun 2008.