Kebijakan Trasfer Dana Alokasi Umum Naik 20 Persen

147 dengan data tahun 2004-2008, meliputi data perekonomian dan data pembangunan manusia. Dalam model yang dibangun untuk penelitian ini, meliputi model persamaan panel, sehingga datanya adalah time series dan cross section antar provinsi. Sehubungan peramalan variabel endogen menggunakan prosedur simulasi non linier SIMNLIN dengan metode NEWTON, meliputi ramalan terhadap variabel perekonomian dan variabel Indeks Pembangunan Manusia, yang dalam hal ini secara berurutan diwakili oleh Produk Domestik Regional Bruto Sektoral PDRBSEC dan Indeks Pembangunan Manusia IPM, maka peneliti berhasil mendapatkan standar deviasi hasil ramalan kedua variabel endogen tersebut berdasarkan delapan skenario kebijakan sebagaimana pada Tabel 42. Secara statistik apabila sebaran nilai suatu variabel, dalam hal ini Indeks Pembangunan Manusia danatau Produk Domestik Regional Bruto Sektoral, memiliki variasi koefisien Coefisien Variation CV kecil, maka nilai variabel tersebut merata dan paling sedikit variasinya. Secara matematis rumus koefisien variasi adalah: CV = STDMean dimana: CV = Koefisien variasi Coefisien variation STD = Deviasi standar Standard deviation Mean = Nilai rata-rata variabel Mean Nilai koefisien variasi coefisien variation Indeks Pembangunan Manusia IPM pada setiap simulasi skenario menunjukkan angka yang kecil, berkisar antara 4.8248 persen pada skenario 8 sampai dengan 5.1417 persen pada skenario 4. Keadaan ini menjelaskan bahwa IPM antar provinsi pada 21 148 provinsi penelitian relatif kecil variannya, serta adanya 8 skenario kebijakan ternyata tidak banyak mengubah keadaan tersebut. Sebaliknya nilai koefisien variasi coefisien variation Produk Domestik Regional Bruto Sektoral PDRBSEC pada setiap simulasi menunjukkan angka yang besar berkisar antara 102.2746 pada skenario 5 sampai dengan 110.6147 persen pada skenario 8. Keadaan ini menjelaskan bahwa PDRBSEC antar provinsi pada 21 provinsi penelitian relatif besar variannya, dan ternyata adanya 8 skenario kebijakan juga tidak banyak mengubah kesenjangan PDRBSEC antar provinsi tersebut. Tabel 42. Hasil Ramalan Alternatif Kebijakan terhadap Pemerataan102 Pembangunan Daerah Skenario IPM PDRBSEC Rata- rata Standar Deviasi Koefisien Variasi Rata-rata Standar Deviasi Koefisien Variasi 0 72.3685 3.6535 5.0484 60 030 658 62 723 934 104.4865 1 72.6186 3.6566 5.0353 60 927 546 63 754 075 104.6392 2 72.8294 3.6632 5.0298 61 329 914 63 123 781 102.9249 3 72.5417 3.6995 5.0998 60 580 106 62 944 943 103.9036 4 72.7158 3.7388 5.1417 61 256 482 63 852 064 104.2372 5 72.9468 3.6290 4.9748 61 605 119 63 006 419 102.2746 6 73.0405 3.6091 4.9412 62 018 235 63 664 761 102.6549 7 72.8004 3.6622 5.0305 61 439 754 63 713 214 103.7000 8 72.8643 3.5156 4.8248 53 182 271 58 827 406 110.6147 Keterangan: Sumulasi 0 : Simulasi Dasar. Simulasi-1 : Belanja Sektor Pendidikan Naik 20 Persen dan Belanja Sektor Kesehatan Naik 20 persen. Simulasi-2 : Dana Alokasi Umum Naik 20 Persen. Simulasi 3 : Belanja Sektor Bangunan dan Infrastruktur Naik 20 Persen. Simulasi 4 : Belanja Sektor Pendidikan Naik 20 Persen dan Belanja Sektor Kesehatan Naik 20 Persen dan Belanja Sektor Bangunan dan Infrastruktur Naik 20 Persen. Simulasi-5 : Dana Alokasi Umum Naik 40 Persen untuk Kelompok Q1, Lainnya Naik 20 Persen. Simulasi-6 : Dana Alokasi Umum Naik 40 Persen untuk Kelompok Q1 dan Q2, Lainnya Naik 20 Persen. Simulasi-7 : Total Belanja Naik 40 Persen untuk Kelompok Q1 dan Q2, Lainnya Naik 20 Persen Simulasi-8 : Belanja Sektor Pendidikan Naik 40 Persen dan Belanja Sektor Kesehatan Naik 40 Persen untuk Kelompok Q1 dan Q2, Selainnya Naik 20 Persen.