Dampak Kebijakan Fiskal pada Penawaran Agregat
52
publik yang memberikan eksternalitas positif bagi orang lain, namun mereka enggan untuk berpartisipasi dalam penyediaan barang publik tersebut. Oleh sebab
itu, maka Pemerintah dinilai sebagai pihak yang paling tepat untuk menyediakan barang publik bagi masyarakat.
Secara faktual pemerintah menyediakan sarana dan prasarana di sektor pendidikan dan di sektor kesehatan, karena kedua sektor ini memenuhi kriteria
barang swasta yang disediakan secara publik Stiglitz, 1999. Di Indonesia, wujud penyediaan sarana dan prasarana di sektor pendidikan antara lain berupa gedung
sekolah, tenaga pengajar dan biaya operasional sekolah BOS, serta di sektor kesehatan antara lain berupa rumah sakit, puskesmas, tenaga medis, dan
pengobatan gratis. Kekurangan penyediaan sarana dan prasarana di sektor pendidikan dan di sektor kesehatan oleh pemerintah biasanya dipenuhi oleh pihak
swasta. Namun untuk menghindari adanya free rider, yang dapat menyebabkan tidak efisiennya penyediaan barang di sektor pendidikan dan di sektor kesehatan
tersebut, maka penyediaan sarana dan prasarana oleh swasta di kedua sektor ini tidak lagi menganut prinsip barang publik public goods, tetapi menganut prinsip
barang swasta private goods.
Merupakan fitrah manusia yang akan berupaya memenuhi tingkat tertinggi dari utilitasnya, sehingga akan memilih barang publik atau barang swasta
berdasarkan marginal rate of substitution MRS, yang merupakan slop dari kurva indiferen indifference curve. Namun setiap individu mempunyai keterbatasan
anggaran budget constraint, yang besarnya adalah:
53
Y = C + PG
dimana: Y adalah pendapatan; C adalah konsumsi barang swasta private goods, P adalah harga yang harus dibayarkan untuk mengkonsumsi setiap unit barang
publik public goods, dan G adalah jumlah barang publik yang disediakan.
Sumber: Stiglitz, 1999. Gambar 12: Ilustrasi Kurva Indiferen Barang Publik dan Barang Swasta
Sektor Pendidikan dan Sektor Kesehatan
G
1
G
2
E E’
B
B B’
Kurva indiferen
Batas Anggaran
Konsumsi barang publik
G
1
G
2
P
1
P
2
Jumlah barang publik Harga
Permintaan barang publik Barang Swasta
54
Gambar 12 di atas adalah ilustrasi kurva indiferen barang publik dan barang private sektor pendidikan dan sektor kesehatan. Secara grafis, utilitas
maksimum yang dapat dicapai dari setiap individu adalah berada di titik E pada panel A, yaitu titik perpotongan antara kurva indiferen dengan batas anggaran.
Tetapi ketika harga P turun, sementara batas anggaran tetap, maka jumlah barang publik G yang diminta bertambah, sehingga perpotongan antara kurva
indiferen dengan batas anggaran di titik E’. Kurva ini juga menunjukkan bahwa setiap individu mempunyai potensi untuk membelanjakan pendapatannya guna
keperluan membeli barang publik maupun barang private di sektor pendidikan maupun di sektor kesehatan.
55