Validasi Model RAMALAN DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL SEKTOR PENDIDIKAN DAN SEKTOR KESEHATAN TERHADAP

139 Huruf, Rata-rata Lama Sekolah, dan Daya Beli, masing masing dengan nilai 0.14 persen, 0.09 persen, 0.24 persen, dan 0.17 persen. Kebijakan ini dibandingkan dengan 7 kebijakan lainnya, merupakan prioritas terakhir, karena dampaknya pada posisi terakhir dalam rangka peningkatan Angka Harapan Hidup, peningkatan Rata-rata Lama Sekolah, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, dan penanggulangan Pengangguran. Simulasi skenario alternatif kebijakan ini, selain berhasil merumuskan dampak masing-masing kebijakan terhadap variabel endogennya, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, juga berhasil meramal nilai masing masing variabel pada tahun 2013, tahun 2014, dan tahun 2015 sebagaimana pada Lampiran 10. Selanjutnya hasil ramalan tahun 2015 dijadikan dasar evaluasi pencapaian tujuan pembangunan milenium tahun 2015 sebagaimana pada Tabel 36. Skenario 3 ini juga belum berhasil mencapai sasaran tujuan pembangunan milenium. Tabel 36. Dampak Kenaikan Belanja Sektor Bangunan dan Infrastruktur Sebesar 20 Persen terhadap Sasaran dan Pencapaian Tujuan Milenium Tahun 2015 Indeks Indikator Tahun 2015 Satuan MDGs Ramalan Hidup Panjang Angka Harapan Hidup AHH 72 70.70 Tahun Pendidikan 1. Angka Melek Huruf AMH 100 93.98 Persen 2. Rata-rata Lama Sekolah RLS 15 8.20 Tahun Hidup Layak Daya Beli PPP 732.720 638.67 Rp 000 Kap Komposit Indeks Pembangunan Manusia IPM 80 73.81 - Keterangan: Sasaran RPJMN tahun 2009-2014. Publikasi Pemda Jawa Barat Tahun 2010. 7.3.4. Kombinasi Kebijakan Belanja Sektor Pendidikan, Sektor Kesehatan, dan Sektor Bangunan dan Infrastruktur Naik 20 Persen Skenario keempat, kebijakan kombinasi Belanja Sektor Pendidikan, Belanja Sektor Kesehatan, dan Belanja Pemerintah Sektor Bangunan dan Infrastruktur 140 meningkat sebesar 20 persen menunjukan kinerja yang lebih baik daripada kebijakan peningkatan 20 persen belanja sektoral secara sendiri-sendiri. Tetapi hasil simulasi skenario kebijakan kombinasi ini masih di bawah hasil simulasi skenario kebijakan transfer Dana Alokasi Umum. Dampak yang dihasilkan oleh kebijakan kombinasi ini terhadap peningkatan kinerja Indeks Pembangunan Manusia, dan penanggulangan kemiskinan serta pengurangan pengangguran, masing masing dengan nilai rata-rata tahun 2009-2014 berurutan sebesar 0.48 persen, dan -1.27 persen, serta -6.18 persen. Kebijakan ini masih berdampak kecil terhadap peningkatan Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah, dan Daya Beli, masing masing dengan nilai 0.35 persen, 0.26 persen, 0.43 persen, dan 0.27 persen. Kebijakan ini dibandingkan dengan 7 kebijakan lainnya, merupakan prioritas keempat dalam rangka penanggulangan pengangguran dan peningkatan Angka Melek Huruf, pada prioritas keenam untuk peningkatan variabel endogen lainnya Tingkat Kemiskinan Desa dan Kota, Daya Beli, Angka Harapan Hidup, Rata-rata Lama Sekolah, dan Indeks Pembangunan Manusia. Simulasi skenario alternatif kebijakan ini, selain berhasil merumuskan dampak masing-masing kebijakan terhadap variabel endogennya, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, juga berhasil meramal nilai masing masing variabel pada tahun 2013, tahun 2014, dan tahun 2015 sebagaimana pada Lampiran 11. Selanjutnya hasil ramalan tahun 2015 dijadikan dasar evaluasi pencapaian tujuan pembangunan milenium tahun 2015 sebagaimana pada Tabel 36. Skenario 4 ini juga belum berhasil mencapai sasaran tujuan pembangunan milenium. 141 Tabel 37. Dampak Kenaikan Belanja Sektor Pendidikan, Sektor Kesehatan, dan Sektor Bangunan dan Infrastruktur Masing-Masing 20 Persen terhadap Sasaran dan Pencapaian Tujuan Milenium Tahun 2015 Indeks Indikator Tahun 2015 Satuan MDGs Ramalan Hidup Panjang Angka Harapan Hidup AHH 72 70.86 Tahun Pendidikan 1. Angka Melek Huruf AMH 100 94.15 Persen 2. Rata-rata Lama Sekolah RLS 15 8.22 Tahun Hidup Layak Daya Beli PPP 732.720 639.15 Rp 000 Kap Komposit Indeks Pembangunan Manusia IPM 80 73.99 - Keterangan: Sasaran RPJMN tahun 2009-2014. Publikasi Pemda Jawa Barat Tahun 2010. 7.3.5. Kebijakan Afirmatif kepada Provinsi Quantil 1 Indeks Pembangunan Manusia Terendah dengan Meningkatkan Dana Alokasi Umum 40 Persen Skenario kelima, kebijakan afirmatif kepada provinsi quantil 1 Indeks Pembangunan Manusia terendah dengan meningkatkan Dana Alokasi Umum 40 persen, sementara provinsi lainnya meningkat 20 persen berdampak cukup besar terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, dan penanggulangan kemiskinan serta pengurangan pengangguran, masing masing dengan nilai rata- rata dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015 sebesar 0.80 persen, dan -2.63 persen, serta -6.29 persen. Kebijakan ini juga berdampak cukup besar terhadap peningkatan Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah, dan Daya Beli, masing masing dengan nilai rata-rata tahun 2009-2015 sebesar 0.49 persen, 0.32 persen, 0.82 persen, dan 0.56 persen. Kebijakan ini dibandingkan dengan 7 kebijakan lainnya, merupakan prioritas kedua dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia, Daya Beli, penanggulangan kemiskinan, dan Rata-rata Lama Sekolah, tatapi hanya