30
mempunyai keterkaitan. Hal ini ditemukan di 10 negara yang mempunyai GDP per kapita tertinggi, ternyata juga merupakan 10 negara dengan indeks
pembangunan manusia tertinggi, jika GDP per kapita dan indeks pembangunan manusia 10 negara tersebut mempunyai keterkaitan, maka dapat dikonstatntir
adanya keterkaitan antara GDP per kapita beserta indikator turunannya dalam ekonomi makro dan indeks pembangunan manusia beserta indikator
pembentuknya dalam pembangunan manusia. Indikator turunan dari GDP per kapita antara lain tingkat inflasi, tingkat
investasi, belanja Pemerintah, tingkat konsumsi, dan posisi neraca pembayaran, tenaga kerja dan kemiskinan. Adapun indikator pembentuk indeks pembangunan
manusia adalah angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan daya beli.
Becker dalam penelitiannya bertema peran pendidikan terhadap industri Prusia dari tahap pra industri tahun 1816 hingga tahap industri pada tahun 1849
dan tahun 1882 menemukan bahwa pendidikan dasar mengakselerasi secara signifikan industri non tekstil pada kedua tahap revolusi industri. Dengan kata lain,
rata-rata lama sekolah meningkat akan berdampak pada peningkatan kualitas sumberdaya manusiatenaga kerja, yang pada gilirannya akan meningkatkan
produktivitasnya dalam mendukung proses produksi untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi Becker et al., 2010.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia mempunyai keterkaitan yang kuat telah dibuktikan pula oleh Ramirez yang melakukan penelitian
hubungan pertumbuhan ekonomi dengan komponen-komponen pembangunan manusia di 70 negara maju dan berkembang, dengan menggunakan data tahun
31
1960 sampai dengan tahun 1992. Hasilnya terdapat hubungan kausalitas dua arah antara keduanya, yang disebutnya sebagai hubungan rantai A dan B Ramirez et
al. , 1997.
Rantai A, pembangunan ekonomi untuk pembangunan manusia. Sumber daya ekonomi yang terakumulasi menjadi GDP dialokasikan untuk aktivitas-
aktivitas yang berdampak positif terhadap pembangunan manusia, terutama yang berasal dari belanja rumah tangga dan belanja Pemerintah.
Rantai B, pembangunan manusia untuk pembangunan ekonomi. Keberhasilan dalam menyediakan sumberdaya manusia yang berkualitas akan
berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama melalui keberhasilan dalam menyediakan preskripsi teknologi dari hasil Research and Development R
and D sektor swasta dan sektor publik yang hasilnya dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas produksi sehingga nilai tambahnya lebih besar.
Sumberdaya manusia yang berkualitas sebagai hasil pembangunan manusia yang tinggi, akan memberikan kontribusi yang tinggi kepada negaranya, melalui
peningkatan kapasitas, produktivitas, dan kreativitas penduduknya sebagai pelaku utama dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi Gross Domestic
Product GDP.
2.6. Tinjauan Studi Terdahulu
Di Indonesia belum banyak penelitian yang dilakukan untuk menganalisis secara langsung keterkaitan variabel makroekonomi dengan indeks pembangunan
manusia. Sekalipun telah disusun Laporan Pembangunan Manusia tahun 1990 sampai tahun 2010 oleh UNDP, dan Laporan Pembangunan Manusia Indonesia
tahun 2007 oleh BPS dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas,
32
serta Laporan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia tahun 2004 sampai dengan 2009 oleh BPS, hasilnya masih lebih banyak mengupas tentang
pencapaian realisasi indeks pembangunan manusia setiap tahun, dan hanya sedikit mengupas faktor faktor yang mempengaruhinya.
Meskipun tidak semua melacak secara langsung hubungan kausalitas variabel makroekonomi dengan indeks pembangunan manusia, penelitian-
penelitian berikut berhasil melacak hubungan parsial antara indikator makroekonomi dengan komponen-komponen pembangunan manusia, antara lain:
1. Indeks pembangunan manusia di Provinsi Bali dipengaruhi oleh
pembangunan ekonomi kabupatenkota di Provinsi Bali, sebaliknya tingkat kemiskinan mempengaruhi indeks pembangunan manusia secara negatif dan
bersifat elastis, sementara alokasi anggaran sosial berpengaruh secara positif tetapi non elastis, selanjutnya rasio sarana pendidikan, rasio sarana
kesehatan, dan rata-rata pengeluaran rumah tangga masing masing mempengaruhi indeks pembangunan manusia secara positif dan bersifat
elastis Cahyadhi, 2005. Pencapaian indeks pembangunan manusia juga dipengaruhi secara positif oleh PDRB, rasio guru terhadap murid, kepadatan
penduduk, dan persentase rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air bersih Alam, 2006. Pengeluaran Pemerintah daerah di bidang pendidikan
dan kesehatan mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan indeks pembangunan manusia Utami, 2007. Indeks pembangunan manusia juga
dipengaruhi secara signifikan oleh variabel jumlah bangunan tingkat sekolah lanjutan pertama, variabel rasio guru terhadap murid sekolah lanjutan
pertama, variabel jumlah puskesmas, variabel PDRB per kapita, dan
33
variabel kepadatan penduduk Evianto, 2009. Indeks pembangunan manusia ternyata dipengaruhi secara signifikan oleh korupsi, peningkatan
indeks korupsi satu satuan akan mengakibatkan indeks pembangunan manusia naik sebanyak 0.05 satuan Sukadana, 2007. Kontradiktif dengan
teori, Waluyo 2010 menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif pengeluaran Pemerintah sektor kesehatan tahun t-1 terhadap peningkatan
indeks pembangunan manusia tahun t, tetapi di pihak lain pengeluaran Pemerintah di sektor pendidikan tahun t-1 berpengaruh positif terhadap
indeks pembangunan manusia. Namun dipersyaratkan pemerintahannya harus bersih, karena pemerintahan yang bersih merupakan variabel yang
menentukan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia di India Rudra, 2011.
2. Upah pekerja dipengaruhi secara nyata oleh desentralisasi fiskal. Sebagian
penghasilan yang didapat dari upah akan dibelanjakan untuk keperluan sandang pangan, pendidikan, dan kesehatan, Besaran dan alokasi belanja
untuk 3 keperluan tersebut, pada gilirannya akan mempengaruhi indeks pembangunan manusia, Pakasi, 2005 dan Nanga, 2006.
3. Pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan per
kapita masyarakat dipengaruhi secara tidak signifikan oleh disentralisasi fiskal, bahkan dipengaruhi secara negatif oleh pengeluaran sektor pertanian
dan sektor irigasi dari APBD kabupatenkota di provinsi Sulawesi Utara. Namun pertumbuhan ekonomi dipengaruhi secara positif oleh alokasi fiskal
sektor kesejahteraan rakyat dan sektor pendidikan dari APBD kabupatenkota di Provinsi Sulawesi Utara Pakasi, 2005. Secara nasional,
34
ada kesamaan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dengan keadaan di Provinsi Sulawesi Utara adalah alokasi fiskal sektor
pendidikan dan kesehatan, ditambah sektor infrastruktur. Namun bertolak belakang untuk sektor pertanian, karena secara nasional justru sektor ini
masih mempengaruhi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Yudhoyono, 2004. Hasil studi terhadap 83 negara-negara sedang
berkembang pada periode tahun 1960-1970 menunjukkan bahwa pertumbuhan PDB dipengaruhi oleh tiga faktor penting, yaitu tingkat
investasi fisik, tingkat pertumbuhan impor, dan tingkat perkembangan sumber daya manusia pada awal priode. Dengan demikian, investasi sumber
daya manusia merupakan salah satu cara yang tepat dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Hicks and Sreeten, 1979.
4. Pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan timbal balik dengan
pembangunan manusia, yang mana pertumbuhan ekonomi dapat mendorong pembangunan manusia, dan pembangunan manusia mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Wheeler, 1980; Ramirez et al., 1997; dan Ranis et al., 2002. Terdapat hubungan dua arah two-way relationship dan saling
berpengaruh secara positip antara kinerja perekonomian wilayah dengan pembangunan manusia melalui sektor pendidikan Ali, 2006. Meskipun
hanya salah satu sisi dari hubungan timbal balik tersebut, bahwa investasi sumber daya manusia dan transfer pendapatan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, diikuti pegurangan pengangguran dan kemiskinan Sitepu, 2007 dan Asteriou et al., 2001. Sebaiknya visi pendidikan sudah
saatnya diarahkan untuk pencapaian kemajuan ekonomi Roza, 2007