100
Sementara itu sumber penerimaan pajak lebih banyak yang bersifat pasif sehingga belum seluruhnya tergarap secara optimal.
Kenaikan perubahan persediaan dari sisi permintaan agregat sebesar Rp. 1 juta akan menjadi sumber penerimaan pajak daerah dengan potensi penarikan
pajak sebesar Rp. 11 069. Perubahan persediaan ini akan mempengaruhi kemampuan permodalan usaha. Elastisitas Belanja Daerah dan elastisitas
Perubahan Persediaan berturut-turut sebesar 0.38 dan 0.02 menunjukkan Pajak Daerah tidak responsif terhadap perubahan kedua variabel tersebut.
2. Dana Alokasi Umum
Dugaan parameter persamaan Pajak Daerah PJKD
t
memberikan nilai koefisien determinasi sebesar 96.48 persen. Hal ini berarti variabel penjelas
Belanja Daerah BLJ
t
dan Populasi Penduduk POP
t
di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 96.48 persen fluktuasi variabel Pajak Daerah. Variabel
endogen di dalam persamaan Pajak Daerah dipengaruhi secara nyata oleh variabel Belanja Daerah pada taraf nyata
α 5 persen. Namun pengaruh Populasi Penduduk tidak signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Dugaan Parameter Persamaan Dana Alokasi Umum Tahun 2004-2008
Variabel Dugaan Parameter
Prob [t]
Elastisitas
DAU
t
Dana alokasi
umum Intercep
8 243.43
Belanja Daerah BLJ
t
0.384778 0.0001A
0.72 Populasi Penduduk POP
t
243.3648 0.2114 D
0.73 F-Hitung = 17.66 Prob F = 0.0001; R
2
= 0.9648
Nilai dugaan parameter DAU
t
dan elastisitasnya pada Tabel 8 menjelaskan tentang pengaruh Belanja Daerah dan Populasi Penduduk terhadap transfer DAU
t
.
101
Apabila terjadi peningkatan anggaran Belanja Daerah sebesar Rp. 1 juta maka potensi kebutuhan transfer sumber pembiayaan DAU
t
meningkat sebesar Rp. 384 778. Populasi Penduduk juga berpengaruh nyata terhadap DAU
t
dengan nilai dugaan parameter 243.3648. Jika Populasi Penduduk meningkat sebanyak
1 000 orang maka DAU
t
akan meningkat sekitar Rp. 243.3648 juta per tahun. Kenaikan Populasi Penduduk menyebabkan DAU
t
meningkat sehingga provinsi dengan penduduk yang lebih banyak akan lebih banyak pula menerima transfer
DAU
t
. Elastisitas Belanja Daerah dan elastisitas Populasi Penduduk berturut-turut
sebesar 0.72 dan 0.73, menunjukkan bahwa penerimaan Pajak Daerah tidak responsif terhadap perubahan kedua variabel tersebut.
6.2.2. Blok Belanja Daerah
Kinerja kebutuhan fiskal daerah atau disebut dengan anggaran Belanja Daerah BLJ
t
merupakan penjumlahan dari kebutuhan untuk Belanja Pemerintah Sektor Pertanian GPST
t
, Belanja Pemerintah Sektor Industri GPSI
t
, Belanja Pemerintah Sektor Bangunan dan Infrastruktur GPSB
t
, dan Belanja Pemerintah Sektor Lain-Lain GPSLL
t
. Persamaan struktural dalam model yang dibangun meliputi Belanja Sektor
Pendidikan BSP
t
dan Belanja Sektor Kesehatan BSK
t
, yang merupakan bagian dari Belanja Pemerintah Sektor Lain-Lain GPSLL. Persamaan struktural
meliputi pula Belanja Pemerintah Sektor Pertanian GPST
t
, Belanja Pemerintah Sektor Industri GPSI
t
, dan Belanja Pemerintah Sektor Bangunan dan Infrastruktur GPSB
t
.
102
1. Belanja Sektor Pendidikan
Dugaan parameter persamaan Belanja Sektor Pendidikan BSP
t
memberikan nilai koefisien determinasi sebesar 98.38 persen. Hal ini berarti variasi dari dua variabel penjelasnya, yaitu Pendapatan PAT
t
dan Pegawai Negeri Sipil PNS
t
dapat menjelaskan 98.38 persen fluktuasi variabel Belanja Sektor Pendidikan. Variabel endogen di dalam persamaan Belanja Sektor
Pendidikan dipengaruhi secara nyata oleh variabel Pendapatan Daerah dan variabel jumlah Pegawai Negeri Sipil masing masing pada taraf nyata
α 5 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Dugaan Parameter Persamaan Belanja Sektor Pendidikan Tahun 2004-2008
Variabel Dugaan Parameter
Prob [t]
Elastisitas
BSP
t
Belanja Sektor
Pendidikan Intercep
-1 318
667 Pendapatan
Daerah PAT
t
0.180641 0.0001
A 0.72
Pegawai Negeri Sipil PNS
t
14.67299 0.0001
A 1.65
F-Hitung = 9.4 Prob F = 0.0001; R
2
= 0.9838
Pendapatan Daerah merupakan faktor yang berpengaruh nyata pada taraf α
5 persen terhadap Belanja Sektor Pendidikan dengan nilai dugaan parameter 0.180641. Artinya jika Pendapatan Daerah naik Rp. 1 juta 100 persen maka
Belanja Sektor Pendidikan akan meningkat Rp. 0.1806 juta 18.06 persen. Kenaikan pada Pendapatan Daerah di suatu provinsi akan berpotensi menaikkan
Belanja Daerah dan Belanja Sektor Pendidikan di provinsi yang bersangkutan. Variabel Pegawai Negeri Sipil juga berpengaruh nyata pada taraf
α 5 persen terhadap Belanja Sektor Pendidikan dengan nilai dugaan parameter
14.67299. Jika peubah Pegawai Negeri Sipil meningkat sebanyak 1 000 orang