Analisis Linear Goal Programming LGP

49 pengaruh rendah diberi nilai 4 dan pengaruh sangat tinggi diberi nilai 1. Nilai skor menyatakan tingkatskor pengaruh positif spp sesuai kepentingan pengelolaan perikanan tangkap terhadap faktor yang dimaksud. Pengembangan matriks internal-eksternal IE dilakukan dengan mengidentifikasi kesesuaian kondisi pengelolaan dengan sembilan sel strategi pengelolaan yang digunakan dalam analisis SWOT. Sel tersebut adalah sel I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, dan IX yang berturut-turut menyatakan strategi pengelolaan, yaitu sel I strategi pertumbuhan dengan konsentrasi pada integrasi vertikal, II strategi konsentrasi pada integrasi horizontal, III strategi penciutan atau turnaround, IV strategi stabilitas, V strategi konsentrasi pada integrasi horizontal atau stabilitas, VI strategi divestasi atau pengurangan, VII strategi diversifikasi konsentrik, VIII strategi konsentrasi konglomerasi, dan IX strategi likuidasi. Setiap sel memiliki kisaran nilai faktor internal dan faktor eksternal tertentu. Posisi dan arah pengelolaan dipilih dengan mencocokkan total skor faktor internal matriks IFAS dan faktor eksternal matriks EFAS dengan kisaran nilai pada sel.

3.5.3 Analisis Linear Goal Programming LGP

Analisis linear goal programming LGP digunakan untuk menganalisis dinamika pengelolaan perikanan yang tangkap yang difokuskan pada alokasi optimum kebutuhan unit penangkapan yang ada. Dalam analisis ini, aspek biologipotensi sumberdaya ikan, aspek manajemen dan kelembagaan serta aspek sosial ekonomi dari keberadaan perikanan tangkap akan menjadi perhatian penting dalam penentuan alokasi optimum dari alat tangkap yang digunakan dalam melakukan penangkapan ikan di lokasi. Terkait dengan ini, maka dari beberapa unit penangkapan yang ada, mungkin perlu dikurangi, tetap, dan mungkin perlu ditambah sesuai dengan daya dukung biologipotensi sumberdaya ikan, aspek manajemen dan kelembagaan serta aspek sosial ekonomi. Dalam analisis LGP terdapat dua jenis fungsi matematis penting, yaitu fungsi tujuan dan fungsi pembatas. Siswanto 1990 dan Muslich 1993 menyatakan bahwa analisis linear goal programming mempunyai variabel deviasional dalam fungsi pembatasnya. Variabel deviasional tersebut berfungsi 50 untuk menampung penyimpangan deviasi hasil penyelesaian terhadap sasaran yang hendak dicapai. Harapan akhir dari analisis ini adalah akumulasi variabel deviasional menjadi minimum pada fungsi tujuan. Model linear goal programming untuk analisis dinamika perikanan dalam rangka penentuan alokasi optimal dari berbagai unit penangkapan ikan yang digunakan di lokasi adalah : Fungsi tujuan : ......................................................................................... 3.1 Fungsi pembatas : DB 1 – DA 1 + a 11 x 1 + a 12 x 2 + a 13 x 3 + .... + a 1n x n = b 1 DB 2 – DA 2 + a 21 x 1 + a 22 x 2 + a 23 x 3 + .... + a 2x x x = b 2 , . DB m – DA m + a m1 x 1 + a m2 x 2 + a m3 x 3 + .... + a mn x xn = b m dimana : Z = Total deviasi yang akan diminimumkan. Total deviasi merupakan penjumlahan dari deviasi fungsi pembatas ke- 1 sampai ke-m. Bila total deviasi rendah, berarti deviasi atau simpangan fungsi pembatas dari yang diinginkan juga rendah, dan hal ini yang diharapkan. DB i = Deviasi bawah pembatas ke-i DA i = Deviasi atas pembatas ke-i Cj = Parameter fungsi tujuan ke-j b 1 = Kapasitas ketersediaan pembatas ke-i a ij = Parameter fungsi pembatas ke-i pada variabel keputusan ke-j pembatas ke-i = hasil tangkapan, jumlah hari operasi, jumlah nelayan, penggunaan BBM, penggunaan alat pendukung khusus, penggunaan es, penggunaan air tawar, keuntungan, frekuensi penyuluhan konsevasi dan pengurangan pencemaran oleh umpan ke perairan. 51 Xj = variabel putusan ke-j jumlah dan alat tangkap Xj, DAi dan DBi 0, untuk i = 1, 2,…., m dan j = 1, 2…., n

3.5.4 Analisis Location Quotients LQ