51 Xj
= variabel putusan ke-j jumlah dan alat tangkap
Xj, DAi dan DBi 0, untuk i = 1, 2,…., m dan j = 1, 2…., n
3.5.4 Analisis Location Quotients LQ
Location Quotients LQ merupakan suatu indeks yang digunakan untuk membandingkan rasio intensitas aktivitas tertentu di suatu sub wilayah dengan
rasio intensitas aktivitas yang sama di keseluruhan wilayah Budiharsono 2001. Dalam penelitian ini analisis Location Quotients LQ digunakan untuk melihat
wilayah mana yang dapat dijadikan basis pengembangan alat tangkap potensial di perairan Jakarta sehingga dapat memacu ekonomi wilayah tersebut dalam skala
kecamatan di wilayah Kota Jakarta Utara dan Kabupaten Kepulauan Seribu. Penentuan wilayah basis ini guna mendukung pertumbuhan ekonomi di
wilayah tersebut sehingga kebijakan yang mendukung pengembangan usaha serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan menjadi tepat sasaran. Di perairan Jakarta,
kebijakan pengembangan ini dilakukan berdasarkan kecamatan baik yang terdapat di Kota Jakarta Utara maupun di Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Hal
ini dipilih karena kegiatan perikanan di perairan Jakarta selama ini berkembang dalam skala kecamatan. Namun pada perkembangan selanjutnya, tentu tidak
menutup kemungkinan ada kecamatan lain yang sektor perikanannya juga berkembang dan juga sekaligus sebagai sektor basis penggerak ekonomi di
kecamatan. Adapun persamaan LQ terkait dengan maksud penelitian ini dirumuskan :
∑ ∑
=
i i
ij ij
ir
E E
e e
LQ ...................................................................... 3.2
dimana :
ij
e = output tenaga kerja sektor i perikanan di daerah kecamatan j
52
∑
ij
e
= total output tenaga kerja sektor perikanan di daerah
kecamatan j
i
E = output tenaga kerja sektor i perikanan di KabupatenKota
∑
i
E
= total output tenaga kerja sektor perikanan di KabupatenKota
Untuk mengetahui apakah di lokasikecamatan tersebut merupakan wilayah basis yang mendukung pengembangan kegiatan perikanan bagi
pertumbuhan wilayah maka dilakukan pengecekan ulang nilai LQ. Adapun ketentuannya adalah :
1 Jika nilai
ij
LQ 1, maka sektor perikanan di lokasikecamatan tersebut merupakan sektor basis, sehingga sesuai untuk pengembangan kegiatan
perikanan yang mendukung pertumbuhan wilayah. 2 Jika nilai
ij
LQ = 1, maka aktivitas sektor perikanan di lokasikecamatan sama dengan aktivitas sektor perikanan tingkat KabupatenKota, menunjukkan
keswasembadaan self-sufficiency sektor perikanan. 3 Jika nilai
ij
LQ 1, maka sektor perikanan di lokasikecamatan tersebut merupakan sektor non basis, sehingga tidak sesuai untuk pengembangan
kegiatan perikanan yang mendukung pertumbuhan wilayah.
Pada analisis ekonomi basis dijumpai permasalahan berupa time lag yang tidak berlangsung secara tepat, karena membutuhkan antara respon dari sektor
basis terhadap permintaan luar wilayah dan respon dari sektor non basis terhadap perubahan sektor basis. Untuk mengatasi hal ini, maka dilakukan modifikasi
rumus penggandaan basis. Rumus penggandaan basis dapat dinyatakan sebagai berikut :
Pb = ................................................................................................ 3.3
dimana : Pb = pengganda basis
N NB
53 N = total tenaga kerja
NB = tenaga kerja sektor basis
Setelah dimodifikasi, rumus penggandaan basis menjadi :
Pb = ............................................................................................... 3.4
dimana : Pb = pengganda basis
∆N = perubahan total tenaga kerja ∆NB = perubahan tenaga kerja sektor basis
Dengan menggunakan rumus Glasson 1978, dapat diketahui nilai pengganda tenaga kerja, yaitu menggunakan rumus :
K = ………………………………………………………………. 3.5
dimana : K = pengganda tenaga kerja
N = jumlah tenaga kerja di seluruh sektor NB = jumlah tenaga kerja di sektor basis
Dengan menggunakan nilai pengganda tenaga kerja yang telah diperoleh kemudian dikalikan dengan pertumbuhan tenaga kerja di sektor basis didapat
angka pertumbuhan tenaga kerja di dalam wilayah. Adapun rumus perhitungannya, adalah :
∆N = ∆NB x K …………………………………………………………… 3.6 ∆N = pertumbuhan tenaga kerja di dalam wilayah
∆NB = pertumbuhan tenaga kerja di sektor basis N
NB ∆N
∆NB
54
3.5.5 Analisis kesesuaian ruang dengan SIG