Tingkat Keberlanjutan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Perairan Jakarta

131 penangkapan nelayan skala kecil, karena nelayan skala kecil masih menggunakan metoda penangkapan tradisional dan mempunyai keterbatasan finansial untuk membeli alat yang sama. Faktor ini merupakan ancaman karena rawan konflik.

6.2 Tingkat Keberlanjutan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Perairan Jakarta

Total skor tabel IFAS dan EFAS Bab 5 adalah 2,529 dan 2,747, jika dipetakan pada matirks IE maka titik temu kedua angka total skor tersebut berada pada sel V Gambar 24 yang berarti status keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap di perairan Jakarta pada tahap pertumbuhan yang membutuhkan strategi pengelolaan konsentrasi secara horizontal, yaitu dengan melaksanakan koordinasi dengan instansi pihak lain yang bertanggung jawab atas pengelolaan wilayah pesisir Teluk Jakarta dan perairan Jakarta. Gambar 24 Matriks internal-eksternal IE. Total skor dari kelompok internal Total skor dari kelompok eksternal Tinggi I Pertumbuhan Konsentrasi integrasi vertikal II Pertumbuhan Konsentrasi integrasi horizontal III Penciutan Turnaraound Sedang IV Stabilitas Hati-hati V Pertumbuhan Konsentrasi integrasi horizontal VI Penciutan Divestasi Rendah VII Pertumbuhan Diversifikasi konsentrik VIII Pertumbuhan Difersifikasi perluasan IX Penciutan Likuidasi Tinggi Rata-rata Lemah 3 2 1 4 3 2 1 2,529 2,747 132 Strategi konsentrasi secara horizontal yang dimaksud adalah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait, sebagaimana dikatakan oleh Sukardjo 2002 : The Integrated Coastal Zone Management ICZM requires cross- sectoral data for establishing a prelimenary step at the top decision makers level. The implemantation of an ICZM in Indonesia, will, of necessity, involve all levels of government central-provincial-villages and coordiante reasearch in a number of diciplines in order to devise and carry out a national coastal resources survey and to coordinate with coastal zone development . Total skor lingkungan internal dan eksternal dari kegiatan perikanan tangkap di perairan Jakarta keduanya berada pada kisaran 2 – 3, maka tingkat keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap di perairan Jakarta termasuk kategori kurang baik, namun demikian karena pada petaan matriks IE tingkat keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap posisinya pada sel V yang berarti pertumbuhan, maka pengelolaan perikanan tangkap saat ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan dengan berintegrasi secara horizontal dan memberikan respons yang lebih baik terhadap faktor-faktor internal maupun eksternal yang berpengaruh terhadap pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan. Griffin dan Ronald 1991, penetapan status pengelolaan suatu kawasan sangat penting memperhatikan faktor internalitas dan eksternalitas suatu kawasan terutama menyangkut biaya pengelolaannya. Faktor tersebut harus merupakan cerminan dari berbagai dimensi pengelolaan yang ada di kawasan sehingga bila diimplementasikan bersesuaian dengan kondisi nyata yang ada. Mengacu kepada hasil tersebut, maka tingkat pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di perairan Jakarta termasuk kategori dapat dikembangkan dengan mensinergikan faktor internal dan eksternal yang berpengaruh di perairan Jakarta.

6.3 Alokasi Optimum Alat Tangkap Potensial