98
5.4 Hasil Analisis Kesesuaian Lahan dan Wilayah Basis
5.4.1 Hasil analisis kesesuaian lahan
Analisis spasial menggunakan pendekatan SIG, dimana perangkat lunak yang digunakan adalah Arc Info 3,5 dan Arc View 3,3. Analisis ini difokuskan
pada kesesuaian perikanan tangkap dan budidaya perikanan keramba jaring apung dan rumput laut. Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring terhadap
masing-masing parameter yang ada, maka dilakukan pembagian kelas kedalam empat kategori kesesuaian yaitu sangat sesuai S1, sesuai S2, sesuai bersyarat
S3 dan tidak sesuai N. Luas wilayah perairan Kota Administrasi Jakarta Utara dan Kep. Seribu
dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Luas wilayah penelitian dalam km
2
No. Wilayah
Luas Daratan Luas Perairan
Total 1
Kota Adm. Jakarta Utara 155,01
490 2
Kabupaten Kep. Seribu 11,80
6.997,5
Total 165,81 7.487,5
7.653,31
Sumber :Nontji 1984, BAPEDA Jakarta 2009a, 2009b dan Pemkab. Kep. Seribu 2009
Hasil dari masing-masing analisis kesesuaian lahan tersebut dijelaskan pada uraian di bawah ini.
5.4.1.1 Kesesuaian lahan untuk perikanan tangkap
Analisis SIG dilakukan secara bertahap, tahap pertama adalah analisis SIG untuk menghasilkan peta kesesuaian lahan untuk penangkapan ikan dengan
mempaduserasikan overlay peta jalur-jalur penangkapan ikan berdasarkan SK Mentan No. 392 tahun 1999 dan kriteria umum untuk zonasi perikanan tangkap
Tabel 5 pada Bab 3. Hasil analisis tahap pertama berupa luas dan presentasinya dapat dilihat pada Tabel 18.
99 Tabel 18 Kesesuaian lahan untuk perikanan tangkap
No. Tingkat Kesesuaian Lahan
Perikanan Tangkap Luas ha
Persentase
1. Sangat Sesuai S1
229,12 30,6
2. Sesuai S2
327,90 43,8
3. Sesuai Bersyarat S3
136,59 18,2
4. Tidak Sesuai N
54,39 7,4
Jumlah 748
Ruang dengan kategori tidak sesuai berwarna coklat pada Gambar 11, berada pada areal perairan konservasi tepatnya di dalam zona pemanfaatan wisata
taman nasional dan zona pemukinan taman nasional serta berdekatan dengan areal budidaya dan pantai Luas areal yang tidak sesuai N untuk penangkapan ikan
yaitu sekitar 54,39 ha atau menempati areal sebesar 7,4 dari keseluruhan areal penelitian.
100 Gambar 11 Peta kesesuaian kawasan perikanan tangkap
106 ˚20’
107 ˚ BT
6 ˚LS
101 Analisis SIG tahap kedua merupakan lanjutan tahap pertama, yaitu di-
overlay kembali berturut-turut dengan : 1 Peta Rencana Struktur Ruang Kepulauan Seribu Lampiran 17 yang
memuat informasi mengenai jalur pipa minyak gas bumi, jalur kabelpipa dalam air, rute-rute pelayaran dan batas administratif pemerintahan daerah.
2 Peta arahan kawasan strategis Kepulauan Seribu yang memuat informasi mengenai kawasan latihan TNI AL, wisata terpadu, wisata edukasi dan
budidaya laut, pemerintahan, konservasi, pertambangan serta pemukiman nelayan.
3 Peta Rencana Pola Ruang Kepulauan Seribu Lampiran 18 yang memuat informasi mengenai kawasan wisata, taman wisata alam, kawasan khusus,
kawasan terbuka hutan non-lindung, suaka alam, hutan lindung, budidaya dan kawasan Taman Nasional Laut Kep. Seribu.
Hasil dari overlay peta-peta tersebut diatas yang merupakan rencana kebijakan pemerintah Provinsi DKI Jakarta, diperoleh hasil akhir kesesuaian lahan
perikanan tangkap pada Gambar 12. Luas kesesuaian lahan setelah overlay dengan kebijakan daerah dan taman nasional laut dapat dilihat pada Tabel 19.
102 Gambar 12 Hasil akhir kesesuian lahan perikanan tangkap
106 ˚20’
107 ˚ BT
6 ˚LS
103 Tabel 19 Luas kesesuaian lahan setelah overlay dengan peta rencana struktur
ruang dan peta rencana pola ruang
No. Tingkat Kesesuaian Lahan
Perikanan Tangkap Luas ha
Persentase
1. Sangat Sesuai S1
164,7 22,01
2. Sesuai S2
198,6 26,55
3. Sesuai Bersyarat S3
32,4 4,33
4. Tidak Sesuai N
352,3 47,11
Jumlah 748
100
5.4.1.2 Kesesuaian lahan untuk perikanan budidaya
Pada tahap analisis kesesuaian lahan untuk perikanan budidaya dilakukan penentuan daerah kesesuaian melalui overlay parameter yang telah diekstrasi dari
parameter biofisik perairan yang penting untuk budidaya dengan menggunakan referensi dari penelitian Soebagyo 2004. Budidaya yang berkembang di perairan
Jakarta adalah budidaya ikan dalam keramba jaring apung KJA dan budidaya rumput laut.
Tabel 20 menyajikan luas kesesuaian lahan untuk perikanan budidaya ikan KJA, sedangkan Gambar 13 menyajikan hasil analisis peta kesesuaian kawasan
budidaya ikan KJA, dengan tingkat kesesuaian sangat sesuai S1 ditunjukkan dengan warna hijau, merupakan daerah yang tidak sesuai untuk perikanan
tangkap, sedangkan daerah yang merupakan perairan terbuka yang ditunjukkan dengan warna biru muda masuk dalam kategori tidak sesuai N.
Tabel 20 Kesesuaian lahan untuk budidaya ikan KJA
Tingkat Kesesuaian Lahan Budidaya Ikan KJA
Luas ha Presentase
1. Sangat Sesuai S1
50,2 6,7
2. Sesuai S2
68 9,1
3. Sesuai Bersyarat S3
58 7,8
4. Tidak Sesuai N
571,8 76,4
Jumlah 748
104 Gambar 13 Peta kesesuaian kawasan budidaya ikan KJA
106 ˚20’
107 ˚ BT
6 ˚LS
105 Gambar14 Peta kesesuaian kawasan budidaya rumput laut
106 ˚20’
107 ˚ BT
6 ˚LS
106 Gambar 14 menyajikan hasil analisis peta kesesuaian kawasan budidaya
rumput laut dengan tingkat kesesuaian sangat sesuai S1 ditunjukkan dengan warna hijau, merupakan daerah yang tidak sesuai untuk perikanan tangkap,
sedangkan daerah yang merupakan perairan terbuka yang ditunjukkan dengan warna biru muda masuk dalam kategori tidak sesuai N. Tabel 21 menyajikan
luas kesesuaian lahan untuk perikanan budidaya rumput laut.
Tabel 21 Kesesuaian lahan untuk rumput laut
No. Tingkat Kesesuaian Lahan
Rumput Laut Luas ha
Presentase
1. Sangat Sesuai S1
54,2 7,2
2. Sesuai S2
0,2 3.
Sesuai Bersyarat S3 58,1
7,8 4.
Tidak Sesuai N 635,5
85 Jumlah
748
5.4.2 Hasil analisis wilayah basis