Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap

25 Tabel 2 lanjutan No Penciri indikator Tradisional Modern 11 Cara mengambil keputusan Feodalistik Demokratik 12 Interdependensi antar pelaku ekonomi Ekstrim Moderat 13 Kemampuan kompetisi Lemah Kuat 14 Ketegangan sosial Rendah Tinggi Sumber : Puslitbangkan Deptan 1997 Dampak positif dari adanya transformasi dalam kegiatan usaha perikanan tangkap tersebut adalah terjadinya pemberdayaan kelompok nelayan yang kemudian dapat menjadikan karakteristik usaha menjadi lebih kuat, produk perikanan dan peranannya dalam perekonomian wilayah pesisir semakin nyata, serta masyarakat nelayan lebih sejahtera. Perubahan karakteristik usaha menyangkut karakteristik : sumberdaya manusia nelayan, organisasi kelompok usaha produktif setempat, kegiatan usaha yang berkaitan dengan pemberdayaan kelompok nelayan yang menggambarkan penguasaan dan penggunaan teknologi, penguasaan modal, aset strategis, mutu dan organisasi pengelolaan tenaga kerja keluarga secara organik juga sumber pendapatan keluarga. Untuk perubahan yang berkaitan dengan produk perikanan akan menggambarkan posisi produk utama perikanan diantara produk perikanan yang diperdagangkan dan persaingan usaha sejenis, kemampuan mengelola modal dan perkembangan usaha. Untuk perubahan yang berhubungan dengan industri pengolahan perikanan yaitu kemampuan penyerapan modal, penerapan teknologi pasca panen, manajemen usaha, sumberdaya manusia dan pengembangan kelembagaan kerjasama usaha. Dampak positif dari adanya transformasi tersebut dapat mempercepat perubahan kebidupan nelayan dan masyarakat pesisir menjadi lebih baik.

2.4 Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap

Permintaan pasar dunia untuk konsumsi ikan akan terus menguat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat positif dari produk perikanan. Beberapa negara maju diperkirakan menjadi importir bersih produk perikanan pada tahun 2030 dengan volume impor mencapai 21 juta ton. Pasar 26 ekspor China juga dinilai potensial dengan konsumsi diprediksi naik dari 33 juta ton pada tahun 1997 menjadi 53 juta ton pada tahun 2020. Untuk mengimbangi peningkatan permintaan tersebut, pemerintah berupaya meningkatkan produksi perikanannya. Kenaikan rata-rata total produksi perikanan tangkap dari tahun 2005 – 2009 sebesar 2,95 persen, berturut-turut total produksi perikanan tangkap dari tahun 2005 – 2009 tahun 2009 angka sementara adalah sebagai berikut; 4,705 juta ton, 4,806 juta ton, 5,044 juta ton, 5,196 juta ton dan 5,285 juta ton KKP 2010. Peningkatan yang cukup rendah pada produksi perikanan tangkap di laut pada kurun waktu tersebut terjadi karena beberapa upaya pengendalian yang dilakukan pemerintah seiring dengan jumlah produksi yang sudah mendekati jumlah tangkap yang diperbolehkan JTB yaitu sebesar 80 persen dari nilai potensi lestari sumber daya ikan atau sebesar 5,12 juta tontahun MMAF 2009a. Pembatas terbesar pada peningkatan produksi adalah kurangnya peningkatan teknologi, perluasan pasar dan biaya operasional yang tinggi, terutama bahan bakar yang mencapai 60 biaya produksi. Untuk itu diperlukan bantuan dari berbagai pihak untuk menyediakan modal usaha atau modal operasional yang meringankan nelayan dalam penggunaan bahan bakar sebelum dan setelah produksi. Mengingat masih banyak lembaga keuangan yang membatasi kredit atau penyaluran modal bagi usaha bidang perikanan, terutama perikanan tangkap Sparre dan Venema 1999. Salah satu komponen pokok yang sensitif dan selalu menjadi ciri khas pada usaha perikanan tangkap skala kecil dan menengah adalah permasalahan permodalan. Permasalahan modal bukan disebabkan oleh tidak adanya lembaga keuangan dan kurangnya uang beredar, namun disebabkan sebagian besar lembaga keuangan di Indonesia kurang berminat pada kegiatan usaha perikanan, karena dianggap beresiko tinggi high risk mengingat hasil tangkapan nelayan tidak pasti. Dalam menyalurkan dana pinjamannya, lembaga keuangan pada umumnya menetapkan syarat agunan collateral yang sulit untuk dapat dipenuhi oleh para pelaku usaha penangkapan ikan skala kecil. Dalam proses produksi di bidang perikanan, berbagai hal perlu dilaksanakan secara sinergi sehingga kegiatan produksi berhasil maksimal. 27 Terkait dengan ini ada beberapa aspek yang perlu dianalisis dan dipertimbangkan terkait kegiatan produksi dalam bidang perikanan ini, yaitu : 1 Analisis aspek pemasaran yang mencakup : 1 Demand masa kini dan lampau kecenderungan dalam volume penjualan, harga dan perilaku pembeli 2 Permintaan dan harga dimasa datang perubahan konsumsi masyarakat, perkembangan populasi penduduk, pertumbuhan pendapatan, elastisitas pendapatan, dan perilaku substitusi 3 Persaingan pasar baik di tingkat lokal, nasional dan internasional 4 Perencanaan kebijakan pemasaran oleh pelaku usaha. 2 Analisis sumberdaya ikan yang mencakup : 1 Deskripsi daerah penangkapan ikan fishing ground 2 Estimasi potensi lestari MSY 3 Hasil tangkapan spesies terkait dalam 10 tahun terakhir 4 Kecenderungan hasil tangkapan per satuan upaya CPUE 5 Distribusi sebaran ikan menurut daerah penangkapan dan musim 6 Proyeksi hasil tangkapan selama berlangsung proyek 7 Mobilitas ikan untuk ruaya dan migrasi 8 Karakteristik komersial dari ikan meliputi ukuran dan kualitas fisik 9 Peluang pengembangan produksi ke depan 3 Analisis aspek teknis menyangkut operasi penangkapan ikan yang mencakup: 1 Kapal perikanan 2 Alat tangkap 3 Anak buah kapal ABK 4 Bahan perbekalan 5 Kondisi lingkungan fisik daerah penangkapan ikan 6 Pola operasi lama berlangsung satu trip, hari navigasi, hari operasi, hari darat ikan, hari doking, jumlah trip per tahun, perubahan musim, dan alternatif daerah penangkapan ikan 7 Hasil tangkapan komponen spesies, ukuran, kualitas, dan hasil tangkapan per periode waktu tertentu 8 Penanganan hasil tangkapan di kapal 28 9 Pengangkutan hasil tangkapan ke pelabuhan 10 Fasilitas pelabuhan yang menjadi tempat pendaratan ikan 4 Aspek organisasi dan manajemen yang meliputi : 1 Aspek legal perusahaan 2 Aspek legal proyek 3 Struktur organisasi yang ada 4 Struktur manajemen per komponen 5 Uraian tanggung jawab dan kewenangan 6 Uraian tugas setiap personel 7 Rencana struktur organisasi proyek 8 Kaitan dengan perusahaan, instansi dan lembaga lain 9 Kualifikasi dan pengalaman karyawan yang ada 10 Kualifikasi dan sumber personel yang akan direkrut. 11 Pendapatan dan insentif karyawan dan ABK armada penangkapan ikan 12 Fasilitas bagi karyawan dan ABK 5 Analisis kepekaan yang mencakup : 1 Penurunan produksi 5 – 25 tergantung lama musim pacekelik, kondisi fisik daerah penangkapan yang tidak mendukung. 2 Peningkatan produksi tergantung lama musim puncak dan peningkatan hasil tangkapan per satuan upaya CPUE.

2.5 Landasan Hukum Pemanfaatan Sumberdaya Ikan