Mengoptimalkan penggunaan es Mengoptimalkan penggunaan air tawar

139 menggunakan alat pendukung khusus. Operasi payang selalu dilengkapi dengan sayap untuk mengarahkan ikan sehingga masuk ke kantong payang, dan operasi bagan perahu selalu menggunakan lampu petromak untuk menarik perhatian ikan agar berkumpul. Sasaran mengoptimalkan penggunaan alat pendukung khusus ini menjadi sasaran kelompok II, karena biasanya baru dilengkapi setelah alat tangkapnya ada, dan operasi alat tangkap sebenarnya masih bisa jalan tanpa kelengkapan alat pendukung tersebut, meskipun dengan hasil yang tidak optimal. Berdasarkan hasil analisis data lapang, payang mempunyai dua sayap dalam operasinya. Harga biaya pengadaan rata-rata setiap sayap tersebut sekitar Rp 1.600.000 dan dapat digunakan selama 10 tahun. Dengan metode penyusutan garis lurus maka biaya penyusutanuntuk dua alat bantu sayap pada payang sebesar Rp 320.000 per tahun. Dalam operasi bagan perahu diperlukan lampu petromak sebanyak rata-rata delapan unit, dengan harga per unit sekitar Rp 375.000 dan dapat digunakan selama 5 tahun. Dengan metode penyusutan garis lurus maka biaya penyusutan sebesar Rp 600.000 per tahun. Jumlah uang yang dikeluarkan oleh kelompok nelayan payang dan bagan perahu untuk pengadaan alat pendukung khusus pada tahun 2008 mencapai sekitar Rp 16.210.000. Oleh karena bersifat pembiayaan, maka jumlah uang tersebut diharapkan menjadi nilai maksimum biaya untuk penggunaan alat pendukung khusus di lokasi. Dengan demikian, model linear goal programming mengoptimalkan penggunaan alat pendukung khusus pada penentuan alokasi alat tangkap potensial adalah : DA5+320000X1+600000X3 = 16210000 Berdasarkan hasil analisis LINDO, sasaran mengoptimalkan penggunaan alat pendukung khusus bila alokasi payang 7 unit dan bagan perahu 23 unit dapat dikatakan terpenuhi. Hal ini ditandai oleh nilai DA5 = 0 pada hasil analisis LINDO skenario II pada Bab 5.

6.3.6 Mengoptimalkan penggunaan es

Sasaran mengoptimalkan penggunaan es menjadi sasaran kelompok II karena jumlah kebutuhannya ditentukan berdasarkan jumlah hasil tangkapan dan jumlah hari operasi penangkapan. Bubu dan muro ami tidak menggunakan es 140 karena operasinya bersifat one day fishing. Hasil analisis data lapang menunjukkan penggunaan es rata-rata untuk payang, jaring insang hanyut, bagan perahu, dan rawai adalah berturut-turut 1800 baloktahun, 7689 baloktahun, 4180 baloktahun, dan 3400 baloktahun. Sedangkan kapasitas produksi pabrik es yang ada di lokasi sekitar 15000 balokhari 5.400.000 baloktahun. Kapasitas produksi tersebut diharapkan menjadi patokan maksimum sehingga tidak terjadi kelangkaan es balok untuk keperluan menangkap ikan. Dengan demikian, model linear goal programming mengoptimalkan penggunaan es pada penentuan alokasi alat tangkap potensial adalah : DA6+1800X1+7689X2+4180X3+3400X4 =23040000 Hasil analisis LINDO sofware linear goal programming pada Bab 5 menunjukkan nilai DA6 bernilai 0 nol. Hal ini menunjukkan bahwa sasaran mengoptimalkan penggunaan es bila alokasi payang, jaring insang hanyut, bagan perahu, rawai, bubu, dan muro ami berturut-turut 7 unit, 98 unit, 23 unit, 18 unit, 8547 unit, dan 798 unit skenario II adalah terpenuhi.

6.3.7 Mengoptimalkan penggunaan air tawar

Sasaran mengoptimalkan penggunaan air tawar termasuk sasaran kelompok II karena seperti hal es, jumlah kebutuhannya ditentukan berdasarkan jumlah hasil tangkapan dan jumlah hari operasi. Bubu tidak menggunakan air tawar dalam pengoperasian, karena setelah bubu diturunkan biasanya nelayan langsung pulang, dan baru kembali lagi beberapa jam kemudian untuk mengangkatnya. Hasil analisis data lapang menunjukkan penggunaan air tawar rata-rata untuk payang, jaring insang hanyut, bagan perahu, rawai, dan muro ami adalah berturut-turut 2880 litertahun, 7920 litertahun, 6160 litertahun, 5040 litertahun, dan 2500 litertahun. Kemampuan suplai air dari PDAM di lokasi hanya sekitar 400.000 literhari 144.000.000 litertahun. Kemampuan suplai air tawar tersebut diharapkan menjadi patokan maksimum kebutuhan air tawar dalam operasi penangkapan ikan di perairan Jakarta sehingga tidak terjadi kekurangan terutama pada musim kemarau. Dengan demikian, model linear goal programming 141 mengoptimalkan penggunaan air tawar pada penentuan alokasi alat tangkap potensial adalah : DA7+2880X1+7920X2+6160X3+5040X4+2500X6 = 144000000 Berdasarkan hasil analisis LINDO, sasaran mengoptimalkan penggunaan air tawar bila alokasi payang 7 unit, jaring insang hanyut 98 unit, bagan perahu 23 unit, rawai 18 unit dan muro ami 798 unit adalah terpenuhi. Pencapaian sasaran tersebut ditandai oleh nilai DA7 = 0 pada hasil analisis LINDO skenario II pada Bab 5.

6.3.8 Mengoptimalkan keuntungan