138 terpenuhi. Hal ini ditandai oleh nilai DA3 = 0 pada hasil analisis LINDO skenario
II pada Bab 5.
6.3.4 Mengoptimalkan penggunaan BBM Sasaran mengoptimalkan penggunaan BBM juga menjadi sasaran
kelompok I prioritas yang perlu dipenuhi dalam penentuan alokasi optimal alat tangkap potensial. Biaya BBM 60 – 70 dari total biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan penangkapan ikan. Total BBM yang bisa disediakan oleh 4 SPBU di lokasi mencapai 32.000 liter untuk setiap 2 hari atau mencapai 5.760.000
litertahun. Total kemampuan SPBU tersebut dijadikan patokan maksimum penggunaan BBM sehingga tidak terjadi kelangkaan di lokasi.
Data penggunaan BBM rata-rata dalam operasi payang, jaring insang hanyut, bagan perahu, rawai, dan muro ami di perairan Jakarta adalah berturut-
turut 7200 litertahun, 15840 litertahun, 924 litertahun, 8400 litertahun, dan 5000 litertahun. Diasumsikan bubu tidak menggunakan BBM dalam operasinya
karena biasanya dipasang diperairan terdekat dengan tempat tinggal nelayan, dan cukup menggunakan perahu dayung. Dengan demikian, model linear goal
programming mengoptimalkan penggunaan BBM pada penentuan alokasi alat tangkap potensial adalah :
DA4+7200X1+15840X2+924X3+8400X4+5000X6 = 5760000 Berdasarkan hasil analisis LINDO, sasaran mengoptimalkan penggunaan
BBM bila alokasi payang 7 unit, jaring insang hanyut 98 unit, bagan perahu 23 unit, rawai 18 unit, bubu 8547 unit, dan muro ami 798 unit dapat dikatakan
terpenuhi. Hal ini ditandai oleh nilai DA4 = 0 pada hasil analisis LINDO skenario II pada Bab 5.
6.3.5 Mengoptimalkan penggunaan alat pendukung khusus
Alat pendukung khusus bisanya digunakan dalam operasi alat tangkap tertentu untuk mendapatkan hasil tangkapan maksimal. Dalam enam alat tangkap
potensial tersebut, payang dan bagan perahu termasuk alat tangkap yang
139 menggunakan alat pendukung khusus. Operasi payang selalu dilengkapi dengan
sayap untuk mengarahkan ikan sehingga masuk ke kantong payang, dan operasi bagan perahu selalu menggunakan lampu petromak untuk menarik perhatian ikan
agar berkumpul. Sasaran mengoptimalkan penggunaan alat pendukung khusus ini menjadi sasaran kelompok II, karena biasanya baru dilengkapi setelah alat
tangkapnya ada, dan operasi alat tangkap sebenarnya masih bisa jalan tanpa kelengkapan alat pendukung tersebut, meskipun dengan hasil yang tidak optimal.
Berdasarkan hasil analisis data lapang, payang mempunyai dua sayap dalam operasinya. Harga biaya pengadaan rata-rata setiap sayap tersebut sekitar
Rp 1.600.000 dan dapat digunakan selama 10 tahun. Dengan metode penyusutan garis lurus maka biaya penyusutanuntuk dua alat bantu sayap pada payang
sebesar Rp 320.000 per tahun. Dalam operasi bagan perahu diperlukan lampu petromak sebanyak rata-rata delapan unit, dengan harga per unit sekitar Rp
375.000 dan dapat digunakan selama 5 tahun. Dengan metode penyusutan garis lurus maka biaya penyusutan sebesar Rp 600.000 per tahun. Jumlah uang yang
dikeluarkan oleh kelompok nelayan payang dan bagan perahu untuk pengadaan alat pendukung khusus pada tahun 2008 mencapai sekitar Rp 16.210.000. Oleh
karena bersifat pembiayaan, maka jumlah uang tersebut diharapkan menjadi nilai maksimum biaya untuk penggunaan alat pendukung khusus di lokasi. Dengan
demikian, model linear goal programming mengoptimalkan penggunaan alat pendukung khusus pada penentuan alokasi alat tangkap potensial adalah :
DA5+320000X1+600000X3 = 16210000 Berdasarkan hasil analisis LINDO, sasaran mengoptimalkan penggunaan
alat pendukung khusus bila alokasi payang 7 unit dan bagan perahu 23 unit dapat dikatakan terpenuhi. Hal ini ditandai oleh nilai DA5 = 0 pada hasil analisis
LINDO skenario II pada Bab 5.
6.3.6 Mengoptimalkan penggunaan es