148 - Motor tempel dan motor dalam, panjang maksimum 12 meter atau
ukuran 5 GT - Pukat cincin, purse seine maksimum panjang jaring150 meter
- Jaring insang hanyut drift gillnet maksimum panjang jarring 1000 meter
- Minimal ¼ lambung kiri dan kanan kapal wajib diberi warna merah • Jalur II, wilayah perairan 6-12 mil dari pantai, alat tangkap kapal ikan
yang diperbolehkan : - Kapal motor ukuran maksimum 60 GT
- Kapal dengan alat tangkap : - Pukat cincin, panjang jaring maksimum 600 meter dengan satu kapal
atau maksimum 1000 meter dengan dua kapal - Pancing, jumlah mata pancing maksimum 1200 buah
- Jaring insang hanyut, maksimum panjang jarring 2500 meter - Minimal ¼ lambung kiri dan kanan kapal wajib diberi warna oranye
6.4.2 Kesesuaian lahan perikanan budidaya
Kegiatan perikanan budidaya, juga berkembang baik di perairan Jakarta, namun masih dianggap sebagai mata pencaharian alternatif bagi masyarakat di
kawasan, dengan dua jenis budidaya utama, yaitu budidaya ikan KJA dan budidaya rumput laut.
Budidaya ikan dalam data perikanan DKI Jakarta tercatat sejak tahun 2002 dengan volume 4.120 ton yang didominasi oleh produksi rumput laut sebesar
4.116 ton. Budidaya bandeng dalam data perikanan DKI Jakarta tercatat sejak tahun 2005 dengan produksi 183 ton yang antara lain diproduksi oleh Nusa
Karamba yang terletak di Gosong Pulau Pramuka, Kep, Seribu, dimana tahun 2008 produksi ikan bandeng meningkat menjadi 2.428 ton. Untuk jenis ikan
kerapu dari hasil budidaya pada tahun 2002 sebesar 4 ton meningkat hingga mencapai 30,4 ton di tahun 2005 dan terus mengalami penurunan hingga tahun
2008 menjadi sebesar 11,6 ton. Dalam mengidentifikasi daerah kesesuaian fisik perairan untuk budidaya
ikan kerapu dengan keramba jaring apung KJA digunakan data primer dari hasil
149 wawancara dengan para stakeholders, sedang data sekunder berupa peta laut, peta
arus, data pasang surut, gelombang, iklim dan data sosial ekonomi masyarakat kepulauan seribu. Pada tahap awal peta dikoreksi geometric kemudian dilakukan
proses digitasi titik kedalaman. Parameter kedalaman perairan merupakan parameter yang sangat penting
dalam penentuan lokasi budidaya kerapu dengan KJA. Faktor ini berkaitan dengan kemudahan dalam pemasangan keramba, besarnya gelombang, kondisi
kualitas air serta kemudahan proses budidaya yang akan dilakukan Sulma et al. 2005.
Tabel 24 Matriks kesesuaian fisik perairan untuk budidaya kerapu dengan KJA No Parameter
SI S2
N 1 Keterlindungan
Sangat terlindung
Terlindung Tidak terlindung
2 Kedalaman Perairan
20-30 5-20 atau 30-40
5 atau 40 3
Substrat Dasar Laut Karang berpasir
Pasir-pasir berlumpur Lumpur 4
Arus 21-30
11-21 atau 30-45 5 atau 45
5 Kecerahan 80-100
60-80 60
6 Salinitas
29-31 25-29 atau 31-35
25 atau 35 7
Suhu 28-30
24-28 atau 30-34 24 atau 34
8 DO ppm
7 5-7
5 Sumber : Effendi et al. 2003, diacu dalam Soebagio 2004
Dalam buku Pengkajian Stok Ikan di Perairan Indonesia Pusat Riset Perikanan Tangkap dan Pusat Penelitian Pengembangan Oseanologi, 2001,
dikemukakan bahwa nilai salinitas maksimum pertama di perairan Laut Jawa adalah berkisar antara 32,5 – 33,0 permil pada bulan November yang ikut
dipengaruhi oleh musim kemarau pada bulan tersebut, sedangkan nilai salinitas maksimum kedua biasanya terjadi pada bulan Mei, dengan kisaran antara 31,7 –
32,0 permil. Nilai salinitas ini erat kaitannya dengan suhu air Laut Jawa yang dilaporkan cukup tinggi, yaitu antara 27,1 – 29,7
C. Tingginya suhu air ini disebabkan oleh karena perairan Laut Jawa termasuk perairan ekuator.
Hasil kajian terhadap wilayah perairan area penelitian dapat didentifikasi lokasi-lokasi yang sesuai untuk budidaya ikan KJA Gambar 13 pada Bab 5,
yaitu yang terdapat di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yaitu pulau-pulau yang
150 termasuk Kelurahan Pulau Panggang antara lain Pulau Karang Congkak, Gosong
Pandan, Opak Kecil, Karang Bongkok, Kotok Kecil, Kotok Besar, Semak Daun, Gosong Air, Air dan Sekati. Lokasi yang sesuai di Kecamatan Kepulauan Seribu
Selatan terdapat di Kelurahan Pulau Tidung yaitu hanya satu pulau yaitu Pulau Karangbras.
Lokasi yang cocok untuk budidaya ikan KJA tersebut lebih banyak di Kecamatan Kep. Seribu Utara, kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi
perairan di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara lebih baik dari pada perairan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan yang lebih dekat dengan daratan persisir
Teluk Jakarta yang rentan tercemar oleh polusi limbah sampah dan kimia. Budidaya rumput laut tercatat dalam data perikanan DKI Jakarta sejak
tahun 2002 sebesar 4.116 ton pada tahun 2008 menurun menjadi sebesar 611 ton namun nilai produksi meningkat dari Rp 4,1 miliar pada tahun 2002 menjadi Rp
12,2 miliar pada tahun 2008. Penurunan produksi budidaya rumput laut salah satu penyebabnya adalah belum adanya pengaturan tata ruang untuk budidaya rumput
laut sehingga lokasi budidaya rumput laut tidak teratur, terlalu padat dan akhirnya rawan terserang penyakit, sebagaimana pernyataan Bupati Kep. Seribu dalam
dialog dengan warga Kabupaten kep. Seribu pada tanggal 14 September 2009.
Tabel 25 Matriks kesesuaian untuk rumput laut metode long line No Parameter
S1 S2
N 1 Keterlindungan
Sangat terlindung
Terlindung Tidak terlindung
2 Kedalaman perairan
3-30 1-3 atau 31-40
0.5-45 3
Substrat dasar laut Karang
berpasir Pasir-pasir berlumpur Lumpur
4 Arus
21-30 11-21 atau 30-45
5 atau 45 5 Kecerahan
80-100 80-60
60 6
Salinitas 29-31
25-29 atau 31-35 25 atau 35
7 Suhu
28-30 25-28 atau 30-33
25 atau 33 8
DO ppm 7
5-7 3
Sumber : Effendi et al. 2003, diacu dalam Soebagio 2004 Berdasarkan hasil analisis kesesuaian untuk budidaya rumput laut
Gambar 14 pada Bab 5, lokasi yang cocok di wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu Utara berada di perairan pulau-pulau yang terdapat di kelurahan Pulau
151 Panggang yaitu Pulau Karang Congkak, Pandan, Opak, Karang Bongkok, Kotok
Kecil, Kotok Besar, Semak Daun, Gosong Air, Air, Sekati, Panggang dan Pramuka, sedangkan untuk Kelurahan Pulau Kelapa perairan yang cocok adalah
sekitar Pulau Putri Gundul. Lokasi yang cocok di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan terdapat di
tiga kelurahan yaitu di Kelurahan Pulau Tidung, Kelurahan Pulau Pari dan Kelurahan Untung Jawa. Lokasi yang cocok untuk Kelurahan Pulau Tidung
adalah Pulau Karangbras, Tidung Besar, Tidung Kecil, Payung Besar dan Payung Kecil; lokasi yang cocok di Kelurahan Pulau Pari adalah Pulau Kongsi, Biawak,
Tengah, Tikus, Burung, Pari, Lancang Besar, Lancang Kecil dan Gosong Lancang; lokasi yang cocok di Kelurahan Untung Jawa adalah di sekitar Pulau
Rambut dan Untung Jawa.
6.5 Pengembangan Wilayah Basis