Analisis SWOT Metode Analisis .1 Pendekatan sistem

47 3.5 Metode Analisis 3.5.1 Pendekatan sistem Pendekatan sistem merupakan suatu metodologi analisis untuk pemecahan masalah yang dimulai dari identifikasi serangkaian kebutuhan untuk menghasilkan suatu sistem. Sistem itu sendiri merupakan kumpulan dari komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling terkait dan terorganisasi untuk mencapai tujuan. Dalam pendekatan sistem ini, kegiatan pengelolaan perikanan tangkap di perairan Jakarta tidak hanya didekati dari satu segi saja namun dari beberapa segi yang dipandang penting untuk mendapatkan memberi pemecahan atau ilustrasi bagaimana semua komponen terkait dengan perikanan tangkap di perairan Jakarta berinteraksi. Hasil akhir dari analisis menggunakan pendekatan sistem ini gambaran keterkaitan berbagai komponen pengelolaan perikanan tangkap yang dapat menjadi arahan awal untuk pengembangan kegiatan pengelolaan termasuk kebutuhan informasi dalam analisis SWOT dan AHP. Metode pendekatan sistem dimulai dengan analisis kebutuhan, identifikasi sistem dengan menggunakan diagram sebab akibat dan diagram input-output. Pendekatan sistem yang bersifat integratif ini dapat membantu menemukan pola pengelolaan dari interaksi antar komponen yang ada. Analisis menggunakan pendekatan sistem ini dilakukan dengan tiga tahapan Manetsch and Park 1977, yaitu : 1 Menganalisis kebutuhan dari berbagai pihak terkait dengan kegiatan perikanan tangkap di perairan Jakarta 2 Memformulasikan masalah yang dihadapi pihak-pihak tersebut 3 Mengembangkan konsep sistem untuk melihat pola interaksi dan keterkaitan di antara komponen yang terkait sebagai sebuah sistem pengelolaan perikanan tangkap

3.5.2 Analisis SWOT

Analisis SWOT sangat membantu untuk memetakan kondisi dan potensi pengelolaan perikanan tangkap di perairan Jakarta dari segi internal maupun 48 eksternal, sehingga tindakan pengembangan dapat dilakukan dengan baik. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan solusi pengelolaan perikanan tangkap yang sesuai dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang bisa terjadi dalam bidang perikanan tangkap di perairan Jakarta. Dalam analisis ini dicoba menggali informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan perikanan tangkap di perairan Jakarta, sehingga ditemukan berbagai kesimpulan dalam suatu matriks mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut. Proses analisis selanjutnya kemudian dilakukan dengan tahapan : 1 Pengembangan tabel Internal Strategic Factor Analysis Summary IFAS, yaitu kegiatan menentukan faktor-faktor strategis internal, memuat tentang kekuatan dan kelemahan lengkap dengan hasil analisis bobot, rating dan skornya; 2 Pengembangan tabel External Strategic Factor Anaysis Summary EFAS, yaitu kegiatan menentukan faktor-faktor strategis external, memuat tentang peluang dan ancaman lengkap dengan hasil analisis bobot, rating dan skornya; 3 Pengembangan matriks internal-eksternal IE, yaitu untuk menentukan tingkat keberlanjutan kebijakan pengelolaan perikanan tangkap di perairan Jakarta; 4 Perumusan alternatif keputusan yang akan dipilih untuk pengelolaan perikanan tangkap yang lebih baik. Rumusan alternatif ini menjadi bahan dalam pengembangan analisis AHP Untuk memudahkan analisis, dalam penggunaan SWOT ini dikenal istilah bobot, rating, dan skor. Bobot menunjukkan tingkat kepentingan pengelolaan perikanan tangkap terhadap faktor tersebut dengan nilai berkisar 0 - 1, dimana 0 menunjukkan tidak penting dan 1 menunjukkan sangat penting. Rating menunjukkan tingkat pengaruh yang secara riil dapat diberikan oleh faktor tersebut terhadap pengelolaan perikanan tangkap dengan nilai berkisar 1 – 4, dimana 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut rendah, biasa, tinggi, dan sangat tinggi. Nilai rating untuk faktor kelemahan dan ancaman diberi secara terbalik, yaitu bila 49 pengaruh rendah diberi nilai 4 dan pengaruh sangat tinggi diberi nilai 1. Nilai skor menyatakan tingkatskor pengaruh positif spp sesuai kepentingan pengelolaan perikanan tangkap terhadap faktor yang dimaksud. Pengembangan matriks internal-eksternal IE dilakukan dengan mengidentifikasi kesesuaian kondisi pengelolaan dengan sembilan sel strategi pengelolaan yang digunakan dalam analisis SWOT. Sel tersebut adalah sel I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, dan IX yang berturut-turut menyatakan strategi pengelolaan, yaitu sel I strategi pertumbuhan dengan konsentrasi pada integrasi vertikal, II strategi konsentrasi pada integrasi horizontal, III strategi penciutan atau turnaround, IV strategi stabilitas, V strategi konsentrasi pada integrasi horizontal atau stabilitas, VI strategi divestasi atau pengurangan, VII strategi diversifikasi konsentrik, VIII strategi konsentrasi konglomerasi, dan IX strategi likuidasi. Setiap sel memiliki kisaran nilai faktor internal dan faktor eksternal tertentu. Posisi dan arah pengelolaan dipilih dengan mencocokkan total skor faktor internal matriks IFAS dan faktor eksternal matriks EFAS dengan kisaran nilai pada sel.

3.5.3 Analisis Linear Goal Programming LGP