Analisis Situasional ANALISIS SISTEM
37
Bedasarkan survai yang dilakukan menunjukan bahwa hampir seluruh bagian tanaman aren dapat diolah menjadi berbagai produk turunan Gambar 6.
Daun aren dapat diolah menjadi atap rumah, bahan dekorasi, dan lidi. Buah dari tandan bunga betina atau kolang-kaling, dapat diambil dagingnya menjadi bahan
baku pembuatan minuman atau makanan ringan. Nira yang disadap dari tandan bungan jantan merupakan bahan baku pembuatan gula aren dan bioetanol atau
alkohol. Sementara itu, dari batangnya dapat dihasilkan sagu sebagai bahan makanan dan kayu sebagai bahan baku industri bangunan dan meubel. Sedangkan
ijuk aren digunakan sebagai bahan baku pembuatan jok kursi atau meubel serta alat-alat rumah tangga seperti sapu, keset kaki dan sikat lantai.
Batang Buah
Daun
Sagu Papan
Alat Rumah Tangga
Kolang- kaling
Bahan Dekorasi
Nira
Lidi
Ijuk
Gula Aren Alkohol
Atap
TANAMAN
AREN
Industri kreatif
Industri makanan Industri makanan
Industri bioethanol
Industri meubel Industri bangunan
Industri kreatif
Industri bangunan Industri makanan
Gambar 6. Pohon industri tanaman aren Jenis agroindustri aren yang terdapat di Sulawesi Utara umumnya masih
terbatas pada pengolahan bahan baku nira untuk menghasilkan produk gula aren dan alkohol. Ditinjau dari sisi penawaran, agroindustri pengolahan aren di
Sulawesi Utara menunjukan beberapa karakteristik khusus yang berkaitan dengan jenis dan mutu produk turunan yang dihasilkan, skala usaha, proses penanganan
bahan baku, proses pengolahan dan penanganan akhir. Faktor-faktor tersebut berperan sangat besar terhadap kinerja usaha dan individu pelaku agroindustri ini.
38
Selaras dengan luas areal dan produktifitas tanaman aren, jumlah industri pengolahan yang menggunakan bahan baku dari tanaman aren khususnya nira di
Sulawesi Utara, menunjukkan angka yang cukup signifikan Tabel 3. Sebagai contoh, jumlah industri gula aren pada tahun 2010 mencapai 6.635 unit usaha
walaupun sebagian besar didominasi oleh industri skala mikro dan kecil. Total produksi gula aren yang dihasilkan oleh industri pengolahan mencapai 1.484,ton
dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat sekitar 13.270 orang. Demikian halnya dengan industri alkohol dimana volume produksi pada tahun yang sama mencapai
1.176.000 l serta melibatkan 9.366 tenaga kerja. Tabel 3 Sebaran dan produksi agroindustri aren di Sulawesi Utara tahun 2010
No. KabupatenKota Industri Gula Merah
Industri Alkohol CT Unit
Usaha Jumlah
TK Produksi
ton Unit
Usaha Jumlah
TK Produksi
000 l 1 Kepulauan Talaud
63 125
10,31 73
110 8,17
2 Kepulauan Sangihe 117
234 19,26
137 205
15,26 3 Kepulauan Sitaro
26 51
4,21 30
45 3,34
4 Minahasa 892
1.785 199,67 1.002
1510 158,23
5 Minahasa Utara 782
1.564 164,63
826 1230
130,46 6 Minahasa Selatan
2.522 5.044
597,44 2.075 3110
473,45 7 Minahasa Tenggara
471 943
99,24 472
708 78,65
8 Bolaang Mongondow 112
225 22,18
157 236
17,58 9 Bolaang Mongondow Utara
80 161
13,24 94
140 10,49
10 Bolaang Mongondow Timur 77
153 15,13
101 150
11,99 11 Bolaang Mongondow Selatan
37 74
6,10 43
65 4,83
12 Kota Manado 12
25 2,05
15 22
1,62 13 Kota Bitung
17 33
2,74 19
30 2,17
14 Kota Tomohon 1.415
2.831 325,98 1.189
1783 258,32
15 Kota Kotamobagu 11
22 1,81
13 20
1,43 Jumlah
6.635 13.270
1.484,00 6.246 9364
1.176,00 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara 2011
Berdasarkan potensi bahan baku dan kemampuan penyerapan tenaga kerja, sejak tahun 2006 pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta menggagas
berdirinya beberapa pabrik pengolahan nira aren di Sulawesi Utara. Pada tahun 2006 melalui kerjasama antara pemerintah dalam hal ini kementerian pertanian
dan pemerintah kota Tomohon dibangun unit pengolahan gula aren skala menengah dengan kapasitas olah mencapai 10.000 l. Sementara di Minahasa
Selatan dibangun dua unit pabrik pengolahan nira aren masing-masing pabrik pengolahan gula aren berkapasitas olah 8.000 l pada tahun 2008 dan unit pabrik
pengolahan bioetanol yang berkapasitas olah 10.000 l pada tahun 2009.
39
Namun demikian, dari ketiga pabrik pengolahan nira aren tersebut, hanya pabrik gula aren yang berlokasi di Tomohon yang dapat melakukan kegiatan
produksi, walaupun sering tidak beroperasi secara kontinyu. Sementara pabrik pengolahan gula aren dan bioetanol di Minahasa Selatan sampai saat ini belum
dapat melakukan kegiatan produksi. Berdasarkan hasil pengamatan awal diketahui bahwa salah satu penyebab utama tidak berjalannya kegiatan produksi di kedua
pabrik pengolahan tersebut berkaitan dengan status badan hukum dan kelembagaan organisasi.