Sub Model Elemen Kendala Pengembangan

60 Tabel 11 Keluaran sub model elemen kendala pengembangan Sub-Elemen Dependency Kategori Hirarki Driver Power Depen- dence K1 Skala usaha kecil 1 14 Dependent K3 K11 K12 K15 K13 K16 K6 K14 K7 K8 K4 K10 K2 K9 K1 K5 K2 Keterbatasan teknologi 3 12 Dependent K3 Keterbatasan modal 8 10 Dependent K4 Rendahnya kualitas sumber daya manusia 14 3 Independent K5 Rendahnya kualitas bahan baku 1 13 Dependent K6 Kurangnya pemahaman mengenai manfaat klaster 12 4 Independent K7 Kurangnya dukungan dari pemerintah pusat dan daerah 15 1 Independent K8 Rendahnya kemampuan manajerial 14 3 Independent K9 Kurangnya inovasi baru 3 12 Dependent K10 Kesulitan akses pada pasar 1 13 Dependent K11 Kesulitan akses pada lembaga keuangan 8 10 Dependent K12 Kesulitan akses pada informasi baru 8 10 Dependent K13 Kurangnya keterlibatan lembaga penyedia jasa terkait 9 7 Independent K14 Rendahnya rasa saling percaya diantara pelaku 12 1 Independent K15 Kurangnya penelitian terkait yang dilakukan 6 7 Autonomous K16 Kurangnya kerjasama antar pelaku 11 6 Independent Sub-elemen kunci: K4, K7, dan K8 Hirarki sub elemen pelaku pengembangan terdiri atas 8 delapan tingkatan. Pada tingkatan pertama ditempati oleh sub elemen kunci yaitu kurangnya dukungan dari pemerintah K7. Tingkatan kedua adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia K4 dan rendahnya kemampuan manajerial K8. Tingkatan ketiga adalah kurangnya pemahaman mengenai manfaat klaster K6 dan rendahnya rasa saling percaya diantara pelaku K14. Tingkatan keempat adalah sub elemen kurangnya kerjasama antar pelaku K16. Tingkatan kelima adalah kurangnya keterlibatan lembaga penyedia jasa terkait K13. Tingkatan keenam ditempati oleh empat sub elemen kendala yaitu keterbatasan modal K3, kesulitan akses pada lembaga keuangan K11, kesulitan akses pada informasi baru K12, dan kurangnya penelitian terkait yang dilakukan K15. Tingkatan ketujuh adalah keterbatasan teknologi K2 dan kurangnya inovasi baru K9. Sedangkan pada tingkatan kedelapan atau terakhir ditempati oleh tiga sub elemen 61 yaitu skala usaha kecil K1, rendahnya kualitas bahan baku K5, dan kesulitan akses pada pasar K10. Berdasarkan pengelompokan sub-elemen diperoleh bahwa tujuh sub elemen kendala termasuk dalam kategori independent. Ketujuh sub-elemen tersebut adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia K4, kurangnya pemahaman mengenai manfaat klaster K6, kurangnya dukungan dari pemerintah pusat dan daerah K7, rendahnya kemampuan manajerial K8, kurangnya keterlibatan lembaga penyedia jasa terkait K13, rendahnya rasa saling percaya diantara pelaku K14, dan sub-elemen kurangnya kerjasama antar pelaku K16. Kelompok linkage terdiri atas tiga sub-elemen yaitu keterbatasan modal K3, kesulitan akses pada lembaga keuangan K11, dan kesulitan akses pada informasi baru K12. Sementara itu, sub-elemen skala usaha kecil K1, keterbatasan teknologi K2, rendahnya kualitas bahan baku K5, kurangnya inovasi baru K9, dan sub-elemen kesulitan akses pada pasar K10 termasuk pada kategori sub-elemen dependent. Sedangkan sub-elemen kurangnya penelitian terkait yang dilakukan K15 masuk pada kategori autonomous. Hasil analisis diatas memberikan arti bahwa kendala yang harus menjadi prioritas untuk diatasi adalah bagaimana mendorong pemerintah, baik pusat maupun daerah, memberikan perhatian yang lebih intensif terhadap pengembangan agroindustri aren. Selain itu kendala penting yang harus menjadi prioritas untuk diatasi adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia dan rendahnya kemampuan manajerial. Solusi kendala-kendala tersebut menjadi dasar dalam menyelesaikan persoalan yang berada pada tingkatan diatasnya seperti pada hirarki sistem.

6.2.4. Sub Model Elemen Aktivitas Pengembangan

Hasil identifikasi terhadap sistem aktivitas pengembangan diperoleh 14 empat belas sub elemen penting yang mempengaruhi sistem pengembangan klaster. Hasil pengolahan matriks penilaian hubungan antar sub elemen tersebut disajikan pada Lampiran 7. Berdasarkan keluaran model Tabel 12 diperoleh bahwa sub elemen kunci dari elemen aktivitas yang memiliki daya dorong terbesar dalam sistem 62 pengembangan adalah kerjasama dan koordinasi kegiatan antar agroindustri aren A1, pengembangan kerjasama dengan industrilembaga pendukung A2, dan pengembangan inovasi dan aplikasi teknologi tepat guna A3. Ketiga sub-elemen kunci ini merupakan kegiatan awal yang secara bersama-sama akan mempengaruhi kegiatan lain pada hirarki diatasnya. Tabel 12 Keluaran sub model elemen aktivitas pengembangan Sub Elemen Dependency Kategori Hirarki Driver Power Depen dence A1 Pengembangan kerjasama dan koordinasi kegiatan antar agroindustri aren 14 6 Independent A6 A12 A4 A7 A10 A11 A5 A13 A1 A2 A3 A8 A9 A14 A2 Pengembangan kerjasama dengan industrilembaga pendukung 14 6 Independent A3 Pengembangan inovasi dan aplikasi teknologi tepat guna 14 12 Linkage A4 Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja 9 12 Linkage A5 Perluasan jaringan dan jangkauan pasar 10 7 Independent A6 Pengembangan sistem manajemen pengetahuan 8 10 Linkage A7 Keikutsertaan dalam pameran dagang 9 6 Independent A8 Pengembangan kapasitas produksi 5 14 Dependent A9 Pengembangan kualitas produk 5 14 Dependent A10 Pengembangan pemanfaatan sumberdaya lokal 9 6 Independent A11 Pengembangan sikap saling percaya diantara pelaku 9 6 Independent A12 Pengembangan kemampuan manajerial dan kewirausahaan 8 12 Linkage A13 Pengembangan alternatif sumber pembiayaan 10 7 Independent A14 Pengembangan investasi 5 13 Dependent Sub-elemen kunci: A1, A2, dan A3 Hirarki sub elemen sistem aktivitas pengembangan terdiri atas 5 lima tingkatan dimana pada tingkatan pertama ditempati oleh sub-sub elemen kunci. Tingkatan kedua adalah sub elemen perluasan jaringan dan jangkauan pasar A5 dan pengembangan alternatif sumber pembiayaan A13. Tingkatan ketiga adalah pendidikan dan pelatihan tenaga kerja A4, keikutsertaan dalam pameran dagang A7, pengembangan pemanfaatan sumberdaya lokal A10, dan pengembangan sikap saling percaya diantara pelaku A11. Tingkatan keempat adalah