Penentuan Teknologi Pengolahan Konfigurasi Model Pengembangan Teknologi Pengolahan

51

5.3. Konfigurasi Model Penilaian Kelayakan Investasi

Model kelayakan agroindustri pengolahan dirancang untuk menganalisis potensi dan kelayakan usaha pengolahan nira aren. Agroindustri pengolahan yang dikaji dalam model ini adalah agroindustri gula semut. Penentuan jenis investasi usaha agroindustri ini didasarkan pada keluaran sub model produk unggulan. Kriteria kelayakan yang digunakan dalam model ini terbatas pada kriteria finansial meliputi BEP break-even point, BC ratio, ROI return of investment, NPV net present value, IRR internal rate of return, dan PBP payback period. Tahapan proses analisis dalam model ini disajikan pada Gambar 17. Mulai Jenis produk Kapasitas olah Biaya investasi Biaya operasional Harga bahan baku Produktivitas Harga produk Sumber pembiayaan Tenor pinjaman Tingkat suku bunga Penyusunan neraca rugi laba Penyusunan neraca investasi Total penerimaan Total biaya Laba bersih Biaya tetap Biaya variabel Perhitungan BEP, BC ratio, ROI dan NPV Break even point BC ratio Return of investment Net present value Perhitungan IRR dan PBP Internal rate of return Pay back periode Selesai Analisis sensitivitas Koefisien kriteria kelayakan simulatif Gambar 17 Diagram alir penilaian kelayakan investasi. Keluaran model yang didasarkan pada kondisi faktual, selanjutnya disimulasi dengan menggunakan analisis sensitivitas yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak atau resiko yang muncul jika satu atau beberapa faktor endogen mengalami perubahan. Faktor endogen yang disimulasikan tersebut adalah harga bahan baku dan harga jual produk di tingkat pabrik. 52

VI. VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL

Model klaster agroindustri aren dirancang dan dibangun sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan pengembangan di Sulawesi Utara terdiri atas 3 tiga blok model yaitu 1 model pengembangan klaster agroindustri aren, yang terdiri atas sub model lokasi pengembangan, sub model industri inti, dan sub model kelembagaan klaster, 2 model pengembangan teknologi pada agroindustri aren berbasis industri inti, yang terdiri atas sub model pemilihan produk, sub model pemilihan penentuan kapasitas, dan sub model pemilihan teknologi proses pengolahan, 3 model prediksi kinerja klaster agroindustri aren, yang terdiri atas sub model kriteria teknis teknologi dan sub model kriteria finansial. Hasil verifikasi menunjukan bahwa model konseptual pengembangan klaster memiliki kesesuaian dengan model yang dirancang dan dibangun. Selaras dengan itu, validasi terhadap model pengembangan klaster agroindustri aren di Sulawesi Utara menunjukan bahwa keluaran model yang dibangun memiliki kesesuaian dengan kondisi nyata. Proses pengujian dilakukan melalui expert judgement uji pendapat pakar serta membandingkan dengan bukti-bukti empiris.

6.1. Model Pengembangan Klaster Agroindustri Aren

6.1.1. Sub Model Lokasi Pengembangan

Penentuan lokasi pengembangan klaster agroindustri aren dilakukan dengan menggunakan metode LQ. Berdasarkan analisis Tabel 5 diperoleh bahwa dari lima belas daerah di Sulawesi Utara, terdapat 5 lima daerah yang memiliki koefisien relatif yang lebih besar dari pada satu, yakni: 1 Kabupaten Minahasa 1,146 , 2 Kabupaten Minahasa Utara 1,149 3 Kabupaten Minahasa Tenggara 1,164 , 4 Kabupaten Minahasa Selatan 1,472, dan 5 Kota Tomohon 1,435 . Hal tersebut menunjukkan bahwa daerah-daerah tersebut memiliki keunggulan relatif dibandingkan dengan daerah-daerah lain baik dalam hal konsentrasi sumber bahan baku maupun tenaga kerja yang terlibat. Hasil analisis lokasi dengan menggunakan LQ tersebut tidaklah cukup untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam penentuan lokasi unggulan pengembangan klaster agroindustri aren karena kriteria yang dipakai sebagai pertimbangan dalam analisis hanya terbatas pada satu faktor yaitu jumlah tenaga kerja. Walaupun