Teknik Heuristik Metode Penunjang Keputusan

27 perhitungan yang bertahap, dan c mempunyai tahapan yang terbatas sehingga dapat dibuat algoritma komputernya. Turban Aronzon 2001 mengatakan bahwa teknik heuristik merupakan metode dan aturan penemuan dalam pencarian ruang keadaan untuk memilih cara yang paling sesuai dan dapat diterima dalam memecahkan masalah. Namun demikian menurut Eriyatno 2003, pendekatan heuristik tidak menjamin adanya pemecahan yang optimal tetapi memberikan solusi yang memuaskan pengambil keputusan. Pemilihan penggunaan teknik ini biasanya didasarkan atas pertimbangan untuk menyederhanakan lingkup pengambilan keputusan serta kemudahan dalam memecahkan masalah yang kompleks dalam waktu singkat. Sebagai contoh untuk mengolah menjadi suatu kesimpulan, pengetahuan dibuat dalam bentuk kaidah if-then jika-maka atau if-then-else. Menurut Marimin 2005, bentuk dasar metoda representasi pengetahuan berbasis kaidah adalah: if kondisi then aksi, atau if kondisi then konklusi atau if anteseden then konsekuen atau if evidence then hypothesis. Dengan demikian sebuah kaidah rules basis pengetahuan terdiri atas dua bagian yaitu bagian if jika yang menyatakan kondisi, enteseden atau evidence yang harus dipenuhi, serta then maka yang menyatakan konklusi, konsekuen atau hypothesis yang dapat diambil bila bagian if terpenuhi. Strategi penalaran yang digunakan mengikuti metode modus ponens atau hypothetical syllogism atau sistem penalaran pasti. Dalam modus ponens, sebuah kaidah bernilai benar dalam bagian if maka bagian then pasti bernilai benar. Mekanisme penalaran menggunakan gabungan metode forward chaining dan backward chaining secara bersama-sama sehingga mampu membentuk pembuktian yang lengkap.

2.6.6. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finanasial merupakan aspek yang penting dan harus dipertimbangkan dalam perencanaan investasi usaha bisnis apapun. Gittinger 1991 dan Brown 1994, penilaian terhadap kelayakan investasi umumnya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria, diantaranya titik impas break even point , periode kembali modal payback period, nilai bersih saat sekarang net present value , tingkat pengembalian internal internal rate return, BC ratio, dan analisis sensitivitas 28 a. Break Even Point BEP Break Even Point BEP adalah suatu titik dimana total biaya produksi sama dengan total penerimaan. BEP memberikan petunjuk bahwa tingkat produksi telah menghasilkan penerimaan yang sama besar dengan total biaya produksi. Untuk menghitung BEP digunakan persamaan sebagai berikut : VC P TFC Q dimana, Q = Volume produk yang dihasilkan P = Harga produk per unit TFC = Total Biaya Tetap VC = Biaya Variabel per unit b. Payback Period PBP Payback Period PBP adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi semula, dimana keputusan diambil berdasarkan kriteria waktu. Nilai PBP dijabarkan sebagai jangka waktu atau periode t dalam tahun, dimana kumulatif dari nilai B t -C t mencapai nilai sama dengan nol. Persamaan untuk mendapatkan nilai PBP dengan metoda interpolasi sebagai berikut : 1 t t t AKK AKK AKK t PBP dimana, t adalah tahun proyek pada saat arus kas kumulatif AKK bernilai negatif dan t+1 adalah tahun proyek pada saat AKK bernilai positif. Apabila nilai PBP lebih pendek dari pada yang telah disyaratkan misalnya umur proyek, maka proyek dikatakan menguntungkan. Sebaliknya jika waktunya lebih panjang maka proyek dinyatakan tidak layak. Kelemahan dari metoda ini adalah diabaikannya nilai waktu uang walaupun nilai waktu uang nantinya diperhitungkan. Kelemahan lainnya adalah diabaikannya aliran kas setelah periode pengembalian. c. Net Present Value NPV Nilai bersih pada saat ini yang diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih antara jumlah kas yang keluar dari dana proyek dan kas yang masuk ke dalam dana proyek tiap-tiap tahun, dengan suatu tingkat persentase bunga yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat bunga tersebut dapat diperoleh dari tingkat bunga pinjaman jangka panjang yang berlaku di pasar modal atau berdasarkan