Sistem Pengukuran Kinerja RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

83 agroindustri gula semut sebagai produk unggulan pada kapasitas olah prioritas adalah layak dan menguntungkan sehingga dianggap mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing agroindustri basis tanaman aren di Sulawesi Utara.

7.4. Implikasi Kebijakan

Pendekatan klaster merupakan suatu strategi yang dapat digunakan dalam meningkatkan kinerja dan daya saing agroindustri aren. Untuk mendukung strategi tersebut beberapa hal yang harus diupayakan antara lain pertama, terpenuhinya kebutuhan dasar sebuah klaster seperti terciptanya stabilitas ekonomi makro yang mantap, iklim investasi yang kondusif, dan terjaminnya penyelenggaraan hukum yang efisien dan dapat dipercaya. Kedua, peningkatan kompetensi sumber daya manusia dari masing-masing pelaku dalam klaster hendaknya dilakukan dengan cara pengembangan keterampilan dan kecakapan baik melalui pelatihan maupun kegiatan produktif lainnya. Ketiga, mengembangkan berbagai kelembagaan pendukung terutama kelembagaan pembiayaan, penelitian penyuluhan, dan pendidikan. Adanya kelembagaan tersebut akan mampu meningkatkan akses pelaku terhadap informasi terkait dengan permodalan, teknologi dan inovasi yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja klaster. Keempat, diperlukan identifikasi dan pemetaan karakterisasi wilayah dalam menentukan lokasi untuk klaster agroindustri aren. Penentuan lokasi klaster tersebut merupakan keputusan yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas. Tahapan awal yang dilakukan dalam perencanaan pengembangan klaster aren adalah penentuan wilayah pengembangannya. Dalam hal ini, proses penentuan tersebut harus dilakukan secara akurat dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan erat dengan objek pengembangan tersebut seperti ketersediaan sumberdaya di wilayah tersebut dan kemampuan permintaan. Proses penentuan wilayah pengembangan tersebut harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan didukung oleh ketersediaan data yang lengkap mengenai potensi dan peluang yang dimiliki. Penentuan lokasi merupakan keputusan yang didasarkan pada perpaduan dari berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan seperti 84 konsentrasi geografis agroindustri dan lembaga terkait, ketersediaan dan kontinutas bahan baku, potensi sumberdaya manusia, kapasitas dan kemampuan teknologi yang dimiliki, ketersediaan industri pendukung, ketersediaan infrastuktur fisik, ketersediaan lembaga pendukung, dukungan pemerintah daerah dan pusat, budaya kerja yang mendukung, serta potensi dan jangkauan pasar. Ketidakmampuan menganalisis dan mensintesa faktor-faktor penting dalam sistem penentuan lokasi berdampak pada proses dan kinerja pengembangan dimana tujuan tidak akan tercapai sesuai dengan target-target yang ditetapkan. Pengembangan kelembagaan harus diarahkan pada pembentukan sistem kelembagaan yang dapat mendorong industri dan lembaga terkait melakukan kerjasama untuk saling mendukung dan saling menguntungkan. Pengembangan teknologi diarahkan pada peningkatan kemampuan agroindustri aren melakukan ekspansi dan pengembangan produk. Pengembangan kinerja usaha diarahkan pada peningkatan pendapatan petani penyadap dan usaha agroindustri kecil. Hasil verifikasi terhadap Perencanaan strategi pengembangan klaster agroindustri aren harus dilakukan oleh pelaku-pelaku dan institusi-institusi terkait secara terintegrasi dan sinergis dalam suatu sistem Pelaku-pelaku dan institusi kunci yang harus berperan lebih adalah pemilik lahan, petani penyadap, industri pengolahan, pedagang perantara, kelompok tani dan koperasi. Sementara itu, aktivitas utama yang harus dilaksanakan dalam implementasi program adalah mendorong pengembangan kerjasama dan koordinasi antar industri anggota klaster, pengembangan kerjasama dengan lembaga terkait, pengembangan inovasi dan teknologi baru, dan pendidikan dan pelatihan. Hubungan kemitraan dan kerjasama pelaku-pelaku dalam sistem klaster agroindustri aren ditandai dengan adanya aliran bahan atau materi dan adanya aliran informasi, sebagaimana dipresentasikan pada Gambar 19.