Agroindustri Aren TINJAUAN PUSTAKA

9 menghasilkan beragam produk lain yang memiliki nilai ekonomi seperti daun, lidi, ijuk dan batang. Tanaman aren dapat tumbuh pada ketinggian 0 - 1400 m di atas permukaan laut serta pada berbagai kondisi agroklimat. Pohon aren akan mencapai tingkat kematangannya pada umur 6 - 12 tahun Mahmud 1991. Selanjutnya, kondisi penyadapan terbaik pada umur 8 - 9 tahun, ditandai dengan keluarnya mayang. Penyadapan dapat dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap tahun dapat disadap 3-12 tangkai bunga dengan hasil nira mencapai 300 - 400 liter per musim 3-4 bulan atau sekitar 900 -1600 liter per pohon setahun. Komposisis bahan dari nira aren utamanya terdiri atas sukrosa dan air yang relatif sama dengan yang terkandung pada nira yang berasal dari tanaman kelapa dan dari tanaman tebu Tabel 1. Rendeman gula atau alkohol dari nira berkisar antara 15 - 20, tergantung dari kondisi pohon aren yang disadap niranya Novarianto et al. 2001. Tidak semua pohon yang hendak dipersiapkan untuk disadap dapat menghasilkan nira yang baik. Rendeman ini cenderung lebih tinggi pada nira yang dihasilkan dari mayang pertama hingga mayang ketiga. Sedangkan produktivitas petani untuk menyadap nira cukup beragam yang sangat tergantung dari keterampilan dan kemampuan petani dan juga tergantung pada tujuan pengolahan. Tabel 1 Komposisi bahan dari nira kelapa, nira aren dan nira tebu Komponen Kandungan bahan Nira Aren a Nira Aren b Nira Kelapa c Nira Tebu d Air 85 85 - 87,75 84,7 60,0 – 80,0 Sukrosa 12,67 11,42 – 12,67 14,35 11,0 – 14,0 Gula Pereduksi 0,28 0,28 Na 0,5 – 2,0 Protein 0,19 0,09 – 0,19 0,19 0,15 – 0,20 Lemak 0,14 0,14 0,5 – 1 0,20 – 0,55 Abu 0,06 0,06 Na 0,5 – 1,10 Mineral na na 0,66 0,3 – 0,75 Sabut na na Na 10.0 – 15.0 Zat Warna, malam, gum Na na Na 7.5 – 15.0 pH Na 6,9 Na Na Sumber: a Ardi dalam Laluyan 1995; b Iskandar 1991, c Anonimous 1989; d Moerdokusumo 1993 10 Nira aren yang dihasilkan dari penyadapan tandan bunga jantan oleh masyarakat umumnya diolah untuk menghasilkan gula aren, alkohol dan bioetanol Mahmud et al. 1991; Novarianto et al. 2001. Namun demikian keputusan pengolahan nira sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan kondisi dari nira itu sendiri. Agroindustri merupakan industri sekunder atau industri dengan tingkatan lebih lanjut yang memanfaatkan komoditas hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya IPB 1983; Austin 1992; Wirakartakusuma 1994. Pada agroindustri kendali sentral ada pada manusia dan perangkat teknologi serta institusi sebagai hasil rekayasanya. Secara lebih spesifik agroindustri dapat diartikan sebagai industri pengolahan yang memberikan nilai tambah baik dari segi ekonomi maupun kegunaan pada hasil-hasil pertanian dalam arti luas yang mencakup produk tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan serta hasil hutan. Bentuk-bentuk pertambahan nilai itu dapat berupa perluasan pasar, perbaikan daya simpan atau nilai gizi yang kesemuanya akan mendorong peningkatan pendapatan dan keuntungan bagi produsen Wirakartakusuma 1994. Agroindustri aren merupakan industri yang mengolah dan mentransformasi bahan baku yang berasal dari tanaman aren menjadi berbagai produk kebutuhan manusia terutama untuk menghasilkan gula dan alkhohol. Tanaman dan industri pengolahan aren telah ada sejak lama dan diusahakan oleh masyarakat di Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara. Pengelolaan tanaman dan industri aren tersebut masih terbatas pada skala usaha kecil dan rumah tangga serta bersifat tradisional dengan menggunakan teknologi yang sangat sederhana.

2.3. Teknologi Pengolahan Agroindustri Aren

Berdasarkan pohon industri, nira aren dapat diolah menjadi gula aren dan bioethanol. Menurut Mangunwidjaja dan Sailah 2005 bahwa prinsip dasar pengolahan gula dari tanaman palma meliputi ekstraksi penyadapan nira pada tahap awal sehingga diperoleh nira kotor yang selanjutnya dibersihkan melalui proses karbonatasi atau sulfitasi lalu dipekatkan dengan proses evaporasi. Sedangkan pada produk bioethanol, proses pengolahan dilakukan melalui tiga tahapan yaitu persiapan, sakarifikasi, fermentasi dan destilasi. 11 Nira Aren Juice Nira kadar sukrosa 8 Pekatan nira Peet Gula Cetak Penambahan doctor sugar Gula Cair Pendinginan Pendinginan Pendinginan Bioethanol Nira kadar sukrosa 10-15, pH 6 - 7 Pendinginan ± 10 menit Purifikasi Evaporasi Pemanasan pada suhu ± 110oC selama ± 3 jam Pencetakan Sentrifugasi Kristalisasi Gula Semut Pengemasan Sakarifikasi Fermentasi Destilasi Pemanasan pada suhu 50-60oC, penambahan enzim glukoamilase Pemberian enzim zymase + ragi Gula Sederhana glukosa dan fruktosa Beer ethanol + CO2 Pemanasan pada suhu 78 – 100oC Pemberian minyak kelapa 2gr5lt Gambar 1 Proses Pengolahan Nira Aren. Menurut Mangunwidjaja dan Sailah 2008 teknologi proses yang dapat diterapkan untuk agroindustri sangat beragam, dari yang sederhana fisik, mekanik seperti pengeringan, teknologi sedang reaksi hidrolisis sampai ke teknologi tinggi proses bioteknologis. Prinsip pengolahan nira aren menjadi gula adalah relatif sama dengan yang dilakukan oleh agroindustri gula lainnya seperti gula tebu dan gula palma lain dimana proses utamanya adalah evaporasi atau penguapan air dan kritalisasi.