Analisis Kebutuhan ANALISIS SISTEM

40 Tabel 4 Analisis kebutuhan pelaku pengembangan agroindustri aren No Aktor Kebutuhan 1. Pemilik Lahan 1. Produktivitas lahan meningkat 2. Nilai tambah lahan meningkat 2. Petani Penyadap 1. Sewa lahan rendah 2. Produktivitas meningkat 3. Harga jual produk tinggi 4. Pendapatan dan kesejahteraan meningkat 3. Agroindustri dan Industri Terkait 1. Terjaminnya mutu dan pasokan bahan baku 2. Harga bahan baku rendah 3. Tersedianya tenaga kerja terampil 4. Kemudahan akses terhadap teknologi tepat guna dan murah 5. Produktivitas meningkat 6. Nilai tambah dan daya saing produk tinggi 7. Mutu produk yang dihasilkan tinggi 8. Tersedianya infrastruktur penunjang 9. Keberlanjutan usaha 10. Tersedianya kredit investasi lunak 11. Iklim investasi yang mendukung 3. Industri Peralatan 1. Tersedianya tenaga kerja terampil 2. Menghasilkan peralatan inovatif 3. Nilai tambah dan daya saing produk tinggi 4. Tersedianya kredit investasi lunak 4. Pedagang Perantara 1. Harga produk aren di tingkat produsen rendah 2. Pasokan produk aren dari produsen tinggi 3. Marjin keuntungan tinggi 4. Pajak penghasilan rendah 5. Kelompok tani dan gapoktan 1. Produktivitas meningkat 2. Kuatnya jaringan kerjasama 3. Mutu produk rata-rata meningkat 4. Nilai tambah produk meningkat 5. Tingkat partisipasi anggota meningkat 6. Koperasi 1. Laba usaha meningkat 2. Dividen yang dibagikan pada anggota meningkat 3. Tingkat partisipasi anggota meningkat 4. Jenis usaha bertambah 7. Asosiasi Dagang 1. Terjaminnya pasokan produk 2. Stabilitas harga produk terjaga 3. Rendahnya perselisihan dagang 8. Konsumen 1. Harga beli rendah 2. Kualitas produk tinggi 3. Produk aman dikonsumsi 4. Terjaminnya ketersediaan produk 9. Lembaga Keuangan 1. Tingkat suku bunga kredit yang sesuai tinggi 2. Meningkatnya kredit yang disalurkan 3. Lancarnya pengembalian kredit yang disalurkan 4. Keamanan kredit investasi 5. Meningkatnya tabungan masyarakat 41 Lanjutan No Aktor Kebutuhan 10. Lembaga Litbang dan Perguruan Tinggi 1. Berkembangnya kerjasama penelitian 2. Inovasi teknologi meningkat 3. Anggaran penelitian meningkat 11. Inkubator 1. Meningkatnya layanan pendampingan usaha 2. Meningkatnya skala dan jenis usaha agroindustri 3. Meningkatnya kinerja agoindustri 12. Badan Standarisasi Produk 4. Kualitas bahan baku terjamin 5. Kualitas produk meningkat 6. Keamanan produk terjamin 13. Pemerintah Daerah 1. Meningkatnya lapangan kerja dan kesempatan berusaha 2. Meningkatnya jumlah dan volume investasi 3. Meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat 4. Meningkatnya tabungan masyarakat 5. Meningkatnya penerimaan pajak dan pendapatan daerah 6. Tingkat inflasi terkendali 7. Berkembangnya agroindustri dan industri terkait

4.3. Formulasi Permasalahan

Rendahnya nilai tambah dan daya saing sektor agroindustri aren umumnya bersumber dari aspek penawaran dan permintaan. Aspek penawaran berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi seperti ketersediaan bahan baku, jumlah dan kualitas tenaga kerja, teknologi pengolahan, dan penanganan akhir produk. Sedangkan pada aspek permintaan berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan produk itu sendiri seperti harga produk, tingkat konsumsi, mutu produk, dan produk substitusi. Perencanaan pengembangan agroindustri aren di Indonesia diperhadapkan dengan sejumlah permasalahan yaitu: 1 potensi bahan baku yang belum dimanfaatkan secara optimal, 2 teknologi yang digunakan dalam proses produksi sangat sederhana sehingga membatasi produktivitas dan mutu produk yang dihasilkan, 3 skala usaha relatif kecil, sehingga menyebabkan tidak memungkinkan tercapainya skala ekonomi yang menghasilkan keuntungan, 4 harga jual produk relatif rendah, sehingga nilai tambah yang dihasilkan relatif kecil dan tidak memungkinkan petani dan pelaku usaha untuk meningkatkan pendapatannya, 5 belum adanya kerjasama dan keterpaduan antara pihak-pihak atau lembaga yang terkait dengan sistem agroindustri, dan 6 strategi kebijakan pengembangan agroindustri pedesaan belum pernah dirumuskan secara 42 komprehensif sehingga belum mampu meningkatkan daya saing produk agroindustri, serta 7 kurangnya informasi mengenai sistem penunjang keputusan investasi, baik mengenai kelayakan teknis maupun ekonomi, bagi pengusaha dan pelaku usaha lainnya. 4.4. Identifikasi Sistem Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut Marimin 2004. Berkaitan dengan hal tersebut, maka identifikasi sistem perencanaan pengembangan agroindustri aren digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab akibat causal loop, seperti pada Gambar 7. Pengembangan Agroindustri Aren di Sulawesi Utara Areal tanam Tingkat teknologi Pasar lokal ekspor Pendapatan masyarakat Tenaga kerja Pendapatan daerah Penerimaan pajak Produktivitas Kapasitas produksi Permintaan produk Mutu produk Kualitas SDM Permintaan bahan baku Program kemitraan Aktivitas ekonomi Pendapatan Petani Inovasi Pengembangan produk Keterkaitan usaha Investasi Tabungan masyarakat Konsumsi masyarakat Suku bunga perbankan Daya saing Permintaan bahan baku industri hilir Keuntungan perusahan + + + + Skala Usaha + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + Gambar 7 Diagram sebab akibat pengembangan sistem agroindustri aren. Aspek penting lainnya dalam mengidentifikasi sistem tersebut adalah melanjutkan interpretasi diagram lingkar sebab akibat tersebut ke dalam konsep kotak gelap black box atau diagram input-output. Gambar 8 menunjukkan diagram kotak gelap sistem perencanaan pengembangan agroindustri aren. Elemen utama dalam kotak gelap tersebut terdiri atas peubah input, peubah output dan parameter-parameter yang membatasi sistem tersebut.