Sub Model Elemen Tujuan Pengembangan

57 memberikan arti bahwa jalur pencapaian tujuan pengembangan melewati empat tahapan atau tingkatan tersebut. Tabel 9 Keluaran sub model elemen sistem tujuan pengembangan Sub Elemen Dependency Kategori Hirarki Driver Power Depen- dent T1 Meningkatkan produktifitas agroindustri aren 6 8 Linkage T9 T11 T1 T5 T6 T10 T2 T4 T3 T7 T8 T2 Meningkatkan mutu produk agroindustri aren 9 3 Independent T3 Meningkatkan pendapatan petani penyadap aren 10 4 Dependent T4 Memperluas lapangan kerja 9 4 Dependent T5 Memperluas jangkauan pasar 6 8 Linkage T6 Meningkatkan volume pasokan ke pasar 6 8 Linkage T7 Meningkatkan nilai tambah agroindustri aren 10 6 Linkage T8 Meningkatkan kemampuan inovasi dan teknologi 10 4 Independent T9 Mewujudkan agroindustri aren yang berkelanjutan 4 9 Dependent T10 Meningkatkan minat investasi 6 8 Linkage T11 Meningkatkan pendapatan daerah 4 9 Dependent Sub-elemen kunci: T3, T7, dan T8 Berdasarkan pengelompokan sub-elemen, yang termasuk pada kategori independent adalah sub-elemen meningkatkan mutu produk T2 dan meningkatkan kemampuan inovasi dan teknologi T8. Sub elemen meningkatkan produktifitas agroindustri aren T1, memperluas jangkauan pasar T5, meningkatkan volume pasokan ke pasar T6, meningkatkan nilai tambah agroindustri aren T7 dan meningkatkan minat investasi T10 masuk pada kelompok linkage. Sedangkan sub-elemen meningkatkan pendapatan petani dan penyadap aren T3, memperluas lapangan kerja T4, mewujudkan agroindustri aren yang berkelanjutan T9, dan sub-elemen meningkatkan pendapatan daerah T11 dikategorikan sebagai dependent. Tujuan-tujuan atau faktor-faktor pada kelompok independent dan kelompok linkage berperan besar dalam mencapai tujuan pengembangan klaster namun tujuan pada kelompok linkage harus dikaji lebih mendalam karena apakah bersifat berpengaruh atau dipengaruhi oleh tujuan-tujuan lain. Tujuan pada kelompok dependent merupakan faktor-faktor yang bersifat tidak bebas atau 58 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, dengan kata lain faktor-faktor tersebut merupakan entitas dari tujuan pengembangan klaster.

6.2.2. Sub Model Elemen Pelaku Pengembangan

Hasil identifikasi terhadap sistem pelaku pengembangan diperoleh 14 empat belas sub elemen atau pelaku penting yang mendukung sistem pengembangan klaster. Hasil pengolahan matriks penilaian sub elemen tersebut disajikan pada Lampiran 5. Berdasarkan keluaran model Tabel 10 diperoleh bahwa sub-elemen atau pelaku kunci yang memiliki daya dorong terbesar pada sistem pengembangan klaster adalah pemilik lahan P1, petani penyadap P2, agroindustri aren P3, industri terkaitpendukung P4, pedagang perantara P6, kelompok tani dan gapoktan P9, dan koperasi P10. Tabel 10 Keluaran sub model elemen pelaku pengembangan Sub Elemen Dependency Kategori Hirarki Driver Power Depen- dence P1 Pemilik lahan 14 7 Linkage P14 P5 P9 P10 P13 P12 P4 P6 P1 P2 P3 P7 P8 P11 P2 Penyadap 14 7 Linkage P3 Industri aren 14 7 Linkage P4 Industri terkait pendukung 14 7 Linkage P5 Produsen peralatan 1 8 Dependent P6 Pedagang perantara 14 7 Linkage P7 Asosiasi dagang 1 8 Dependent P8 Pemerintah daerah dan pusat 1 11 Dependent P9 Kelompok tani dan gapoktan 14 7 Linkage P10 Koperasi 14 7 Linkage P11 Lembaga keuangan dan donor 1 11 Dependent P12 Lembaga penelitian dan pengembangan 4 10 Dependent P13 Inkubator 5 8 Dependent P14 Badan standarisasi produk 4 10 Dependent Sub-elemen kunci: P1, P2, P3, P4, P6, P9, dan P10 Hirarki sub elemen pelaku pengembangan terdiri atas 4 empat tingkatan dimana pada tingkatan pertama ditempati oleh sub-sub elemen kunci pelaku pengembangan. Tingkatan kedua ditempati oleh sub elemen inkubator P13. Tingkatan ketiga ditempati oleh sub elemen lembaga penelitian dan pengembangan P12 dan badan standarisasi produk P14. Sedangkan tingkatan 59 keempat ditempati oleh sub elemen produsen peralatan P5, asosiasi dagang P7, pemerintah daerah dan pusat P8, lembaga keuangan dan donor P11. Berdasarkan pengelompokan sub-elemen diperoleh bahwa tidak satupun sub elemen pelaku yang termasuk dalam kategori independent dan autonomous. Kelompok linkage ditempati oleh sub-sub elemen kunci yaitu pemilik lahan P1, petani penyadap P2, agroindustri aren P3, industri terkaitpendukung P4, pedagang perantara P6, kelompok tani dan gapoktan P9, dan koperasi P10. Sedangkan pada kelompok dependent terdiri atas sub elemen produsen peralatan P5, asosiasi dagang P7, pemerintah daerah dan pusat P8, lembaga keuangan dan donor P11, lembaga penelitian dan pengembangan P12, inkubator P13 dan badan standarisasi produk P14. Hasil strukturisasi memberikan pengertian bahwa pelaku penting yang harus menggerakkan aktivitas klaster agroindustri aren adalah pemilik lahan, petani penyadap, agroindustri aren, industri pendukung dan industri terkait, pedagang perantara, kelompok tani dan gapoktan, dan koperasi. Berdasarkan pengelompokan, pelaku-pelaku tersebut juga mempunyai ketergatungan terhadap pelaku-pelaku lain. Pelaku-pelaku penting lain yang terlibat dalam sistem pengembangan adalah produsen peralatan, asosiasi dagang, pemerintah daerah dan pusat, lembaga keuangan dan donor, lembaga penelitian dan pengembangan, inkubator dan badan standarisasi produk. Pelaku-pelaku pengembangan yang disebutkan terakhir bersifat tidak bebas dependent karena dipengaruhi oleh pelaku-pelaku lain namun memiliki kekuatan besar dalam pengembangan sistem.

6.2.3. Sub Model Elemen Kendala Pengembangan

Hasil identifikasi terhadap sistem kendala pengembangan diperoleh 16 enam belas sub elemen atau kendala penting yang mempengaruhi sistem pengembangan klaster. Hasil pengolahan matriks penilaian sub elemen tersebut disajikan pada Lampiran 6. Berdasarkan keluaran model Tabel 11 diperoleh bahwa sub elemen kunci yang memiliki daya dorong terbesar pada sistem pengembangan adalah kurangnya dukungan dari pemerintah K7. Keadaan ini memberikan arti bahwa sub elemen tersebut merupakan kendala utama dalam sistem pengembangan klaster.