77
pemasok, industri inti, industri terkait dan industri pendukung serta pelakuinstitusi lain di suatu lokasi tertentu.
Berdasarkan hasil verifikasi bahwa agroindustri inti yang memiliki potensi relatif tinggi untuk dikembangkan dalam sistem klaster agroindustri aren adalah
agroindustri gula aren, sedangkan produk unggulannya adalah gula semut. Faktor- faktor yang memberi bobot dalam mempertimbangkan pemilihan gula semut
sebagai produk unggulan yaitu permintaan produk, harga, biaya produksi, nilai tambah, ketersediaan alsin, kondisi bahan baku, kualitas tenaga kerja dan
kebiasaan masyarakat. Kecenderungan permintaan produk gula semut tersebut antara lain
disebabkan oleh tujuan penggunaan, dimana gula semut bersifat lebih mudah dan fleksibel dalam penggunaannya sebagai bahan baku atau bahan tambahan
pengolahan makanan dan minuman. Harga jual gula semut di pasar domestik dan internasional menunjukan kecenderungan meningkat dari tahun-ketahun
Sumaryanto et al. 1999; Efendi 2010. Selain gula semut, diketahui juga bahwa gula cair dan gula cetak masih memiliki peluang untuk dikembangkan, hal ini
terlihat dari skor keputusan yang dihasilkan dari analisis Tabel 14 dimana tidak terdapat selisih yang nyata jika dibandingkan dengan gula semut.
7.2. Sistem Pengembangan Kelembagaan
Model kelembagaan pengembangan klaster agroindustri aren secara langsung berkaitan dengan elemen-elemen di dalam sistem tersebut. Hasil
indentifikasi menunjukan bahwa elemen penting sistem pengembangan terdiri atas elemen tujuan, kendala, pelaku, aktivitas, dan indikator keberhasilan. Gambar 18
menyajikan hasil sintesis terhadap struktur sistem pengembangan klaster agroindustri aren berdasarkan hasil keluaran model.
78
Aktivitas Pengembangan 1. Pengembangan kerjasama dan koordinasi kegiatan antar
agroindustri aren 2. Pengembangan kerjasama dengan industrilembaga pendukung
3. Pengembangan inovasi dan aplikasi teknologi tepat guna
Sistem Pengembangan Klaster
Agroindustri Aren Pelaku Pengembangan
1. Pemilik lahan 2. Petani penyadap
3. Industri pengolahan 4. Pedagang perantara
5. Kelompok tani 6. Koperasi
Tujuan Pengembangan
1. Meningkatkan nilai tambah agroindustri aren
2. Meningkatkan kemampuan inovasi dan teknologi
Kendala Pengembangan 1. Kurangnya dukungan dari
pemerintah 2. Rendahnya kualitas sdm
3. Rendahnya kemampuan manajerial industri
Indikator Keberhasilan 1. Peningkatan jumlah dan
bentuk kerjasama 2. Peningkatan kemampuan
penguasaan teknologi
Gambar 18 Struktur sistem pengembangan klaster agroindustri aren.
Berdasarkan hasil verifikasi yang diperoleh terlihat bahwa pengembangan sistem klaster pada agroindustri aren memiliki tingkat efektivitas yang tinggi
untuk meningkatkan nilai tambah dan kemampuan inovasi dan teknologi pelaku- pelaku yang terlibat di dalam sistem. Peningkatan nilai tambah dan kemampuan
inovasi dan teknologi tersebut memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan-tujuan lain sistem sehingga secara kumulatif meningkatkan daya saing
agroindustri aren. Kendala yang dihadapi dalam upaya mengembangkan klaster agroindustri
aren di Sulawesi Utara semuanya bersumber dari pelaku-pelaku yang terlibat di dalam sistem. Berdasarkan keluaran model bahwa kendala utama dalam
pengembangan klaster agroindustri aren di Sulawesi Utara adalah kurangnya dukungan dari pemerintah baik pusat maupun daerah, rendahnya kualitas
sumberdaya pelaku, dan rendahnya kemampuan manajerial. Kurangnya dukungan dari pemerintah ditunjukan antara lain oleh
kebijakan dan regulasi yang dikeluarkan tidak memihak kepada upaya peningkatan sektor agroindustri aren. Perhatian pemerintah secara empiris banyak
diberikan pada sektor-sektor agroindustri konvensional yang ada sejak lama dan