Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

88 kegiatan antar agroindustri aren, pengembangan kerjasama dengan industri dan lembaga terkait, serta pengembangan kemampuan inovasi dan aplikasi teknologi. Sedangkan sub-elemen kunci indikator keberhasilan pengembangan adalah peningkatan jumlah dan bentuk kerjasama antar pelaku, dan peningkatan kemampuan penguasaan teknologi. Model pemilihan teknologi yang didahului dengan penentuan produk unggulan menunjukan bahwa usaha agroindustri gula semut merupakan industri pengolahan yang paling potensi untuk dikembangkan. Kapasitas olah mesin pengolahan gula semut yang terpilih adalah 5.000 l nira per satu kali olah. Sedangkan teknologi proses yang dianjurkan adalah kombinasi teknik open pan dan vacum evaporator. Model kelayakan investasi usaha agroindustri aren khususnya usaha pengolahan gula semut menunjukan bahwa pada tingkat kapasitas olah 5.000 l, harga jual di tingkat pabrik sebesar Rp15.000,00 per kg adalah layak dan menguntungkan untuk dilaksanakan. Keuntungan bersih yang diperoleh adalah Rp1.192.876.720,00 per thn dengan tingkat pengembalian modal mencapai 41,17. Hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa jika harga produk mengalami penurunan sebesar 20 menjadi Rp12.000,00 per kg maka usaha pengolahan agroindustri gula semut tersebut masih menguntungkan karena koefisien- koefisien indikator yang diperoleh masih berada pada kategori layak dimana keuntungan bersih rata rata yang diperoleh adalah Rp406.164.220,00 per thn dengan tingkat pengembalian modal sebesar 12,94. Namun apabila harga bahan baku mengalami kenaikan sebesar 50 menjadi Rp1.500,00 per l, maka usaha pengolahan gula semut tersebut secara ekonomi tidak layak untuk dilaksanakan karena potensi manfaat riil yang akan diperoleh bernilai negatif.

8.2. Saran

Berdasarkan pertimbangan bahwa agroindustri aren memiliki nilai strategis khususnya bagi peningkatan nilai tambah dan daya saing produk agroindustri di beberapa daerah di Indonesia maka perlu dilakukan kajian-kajian 89 lanjutan dengan dimensi pendekatan yang lebih luas sehingga diperoleh gambaran dan informasi yang akurat dalam upaya penentuan kebijakan pengembangan. Pengembangan model perlu dirahkan pada bagaimana mengukur besarnya hubungan antara entitas-entitas atau elemen-elemen penting didalam sistem dengan model pendekatan yang lebih akurat dan dinamis.