Pemetaan Zonasi Multiguna Multiple Uses Zone Design for Marine Conservation Area in Pasi Island, Kepulauan Selayar Regency South Sulawesi Province

Gambar 13 Peta hasil zonasi KKLD Pulau Pasi. 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Parameter lingkungan pada lokasi penelitian termasuk dalam kategori normal bagi pertumbuhan organisme laut seperti karang dan ikan karang. Kondisi terumbu karang dalam kategori sedang hingga baik. Keanekaragaman ikan dilokasi penelitian tergolong tinggi dilihat dari indeks H’. 2. Lokasi yang sesuai untuk dijadikan sebagai zona inti KKLD Pulau Pasi adalah sisi Barat Daya pulau stasiun 3, 4, 5 dan 9 pengamatan karang sebagai bagian dari zona inti KKLD. 3. Lokasi yang sesuai untuk dijadikan sebagai zona budidaya adalah pada bagian Utara dan sisi Timur pulau stasiun pengamatan kualitas air. Sisi Timur untuk pengembangan keramba jaring apung KJA dan sisi Barat untuk pengembangan keramba jaring tancap KJT. 4. Lokasi yang sesuai untuk dijadikan sebagai zona wisata bahari adalah pada perairan sebelah Barat Laut Pulau Pasi. 5. Zona penangkapan ditempatkan pada daerah diluar zona inti, zona budidaya dan zona wisata bahari berdasarkan peta partisipatif daerah penangkapan masyarakat. 6. Batas KKLD Pulau Pasi juga merupakan batas terluar zona penangkapan yang berjarak 500 meter dari rataan terumbu karang mengelilingi pulau.

5.2 Saran

1. Diperlukan regulasi PERDA yang dapat mendukung keberadaan KKLD Pulau Pasi untuk menunjang pemanfaatan sumberdaya yang berkelanjutan. 2. Diperlukan penelitian lanjutan dengan pengambilan data yang lebih banyak sehingga memiliki tingkat akurasi yang lebih baik. 3. Diperlukan kerjasama yang baik antara seluruh pihak masyarakat, pemda dan investor dalam pengelolaan KKLD Pulau Pasi. DAFTAR PUSTAKA Adrim M. 1993. Metodologi penelitian ikan-ikan karang. Dalam: Materi Kursus Pelatihan Metodologi Penelitian Penentuan Kondisi Terumbu Karang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi–LIPI, Jakarta. Amien M.A. 2001. Penataan Ruang Kawasan Pesisir. Pustaka Ramadhan- Bandung Arifin. 2001. Ekosistem Padang Lamun. Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin Makassar. Arsjad ABSM, Siswantoro Y, Hartini S, Guritno BS, Doddy MY, Dede S. 2005. Pedoman Survey dan Pemetaan Terumbu Karang . BAKOSURTANAL. Ariyati RW, Sya’rani L, Arini E. Analisis Kesesuaian Perairan Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan Sebagai Lahan Budidaya Rumput Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Pasir Laut, Vol. 3 No. 1, Juli 2007 : 27-45. Aslan LM. 1998. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 105 hlm. Asmawi S. 1990. Pemeliharaan Ikan dalam Keramba. PT. Gramedia Jakarta. Baksir A. 2010. Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Untuk Pemanfaatan Ekowisata Berkelanjutan di Kecamatan Morotai Selatan dan Morotai Selatan Barat Kabupaten Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara. Desertasi. IPB, Bogor. Burke L, Selig E, Spalding M. 2002. Terumbu Karang Yang Terancam Di Asia Tenggara. World Resources Institute. [COREMAP II-LIPI]. Coral Reef Rehabilitation and Management Program II Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia. 2007. Program Monitoring Kesehatan Terumbu Karang Reef Health Monitoring Metode Point Intercept Transect PIT. Bahan Presentase Pelatihan Pemantauan Kondisi Terumbu Karang. Jakarta [COREMAP II-LIPI]. Coral Reef Rehabilitation and Management Program II Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia. 2006. Studi Baseline Ekologi Kabupaten Selayar . Coral Reef Rehabilitation and Management Program Phase II COREMAP II LIPI. Jakarta Dahuri R, Rais J, Ginting SP, Sitepu MJ. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu . PT. Pradnya Paramita. Jakarta Dartoyo AA. 2004. Model Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Berbasis Digital Studi Kasus : Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004. Bakosurtanal Day JC. 2002. Zoning—lessons from the Great Barrier Reef Marine Park. Ocean Coastal Management 45 2002 139–156. [DEPHUT] Departemen Kehutanan. 2006. Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor: P.56Menhut-II2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional . Jakarta Dermawan A, Rusandi A, Sutono D, Suraji. 2007. Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Mendukung Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan Artikel. Jakarta [DKP] Depatemen Kelautan dan Perikanan. 2002. Modul Sosialisasi dan Orientasi Penataan Ruang, Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Ditjen Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Jakarta. [DKP] Depatemen Kelautan dan Perikanan. 2004. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan, Nomor: KEP.38MEN2004, Tentang Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang. Jakarta. [DKP] Depatemen Kelautan dan Perikanan, 2008. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, Nomor: Per.17MEN2008, Tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta. [DKP] Depatemen Kelautan dan Perikanan. 2007. PP No. 602007 Tentang Konservasi Sumberdaya Ikan. DKP. Jakarta Edrus IN. 1993. Pengantar Metodologi Penelitian Ikan Karang. Diktat Pelatihan Metodologi Penentuan Kondisi Terumbu Karang. English S, Wilkinson C, Baker V. 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Second Edition. Australian Institute of Marine Science. Australia. Fachrul MF. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Penerbit Bumi Karsa. Jakarta Friedlander AM, Parrish JD. 1998. Habitat Characteristics Affecting Fish Assemblages on a Hawaiian Coral Reef. Journal Experimental Marine Biology and Ecology 224, 1-30 Gerking SD. 1978. Ecology of Freshwater Fish Production. Blackwell Scientific Publications. Victoria. Australia [GBRMPA] Great Barrier Reef Marine Park Authority. www.gbrmpa.gov.aucorp_sitemanagementzoningzoning_maps.html, dikunjungi pada 16 Agustus 2010 Harriot VJ, Banks SA. 2002. Latitudinal variation in coral communities in eastern Australia: a qualitative biophysical model of factors regulating coral reefs. Coral Reefs 21: 83-94 Hastings A, Botsford LW. 2003. Comparing designs of marine reserves for fisheries and for biodiversity. Ecological Applications 13:S65–S70. Hilborn R, Stokes K, Maguire JJ, Smith T, Botsford LW, Mangel M, Orensanz J, Parma A, Rice J, Bell J. 2004. When can marine reserves improve fisheries management? Ocean Coastal Management 47:197–205. Hill J, Wilkinson C. 2004. Methods for Ecologocal Monitoring of Coral Reefs A Resource for Managers. Australian Institute of Marine Science.