Kondisi Geografis Kondisi Sosial Demografi

dan keramaba jaring apung. Peran perempuan dalam keluarga dapat dikatakan cukup besar, baik sebagai ibu rumah tangga maupun penunjang ekonomi keluarga. Hal ini terlihat dengan aktifnya perempuan bekerja untuk membantu peningkatan ekonomi keluarga seperti berdagang kebutuhan pokok, pengolahan ikan kering dan bahkan membantu suami dalam melakukan perawatan peralatan tangkap. Di Desa Bontolebang telah terdapat Lembaga Keuangan Mikro LKM “Karang Indah” yang berperan sebagai penggerak kegiatan produktif masyarakat. Pemanfaat dana LKM sampai saat ini telah mencapai 96 orang, artinya keberadaan LKM telah mampu menggerakkan masyarakat dalam melakukan kegiatan produktif COREMAP 2009.

4.1.2.2 Desa Kahu-Kahu

Desa ini terdiri atas 4 empat dusun yaitu Dusun Kahu-Kahu Utara, Kahu- Kahu Tengah, Kahu-Kahu Selatan dan Dopa. Mayoritas etnis penduduk desa adalah Makassar dan Selayar. Mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan dan petani. Selain sebagai nelayan dan petani kebun, ada penduduk yang berprofesi sebagai pedagang dan PNS. Di desa inipun peran perempuan dalam keluarga dapat dikatakan cukup besar, baik sebagai ibu rumah tangga maupun penunjang ekonomi keluarga. Hal ini terlihat dengan aktifnya perempuan mengembangkan usaha pembuatan terasi udang yang dipasarkan hingga ke daratan Selayar.

4.1.2.3 Desa Bontoborusu

Desa Bontoborusu terdiri atas 4 empat dusun yaitu Dusun Dongkalang, Dusun Buloiya, Dusun Paoiya dan Dusun Manarai. Mayoritas penduduk beretnis Makassar dan Selayar. Mata pencaharian penduduk didominasi oleh nelayan dan petani, walaupun ada juga sebagai PNS dan mengusahakan jasa lainnya seperti jasa perahu penyeberangan.

4.1.3 Kondisi Aksesibilitas

Aksesibilitas penduduk Pulau Pasi menuju daratan Pulau Selayar ibukota kabupaten relatif mudah dengan menggunakan kapal motor jarangka’. Pulau Pasi dapat ditempuh melalui dua jalur akses. Akses pertama melalui dermaga pasar lama Kota Benteng dengan waktu tempuh ± 30 menit menuju Desa Bontolebang, biaya yang dikenakan Rp. 5 000,-orang. Akses kedua melalui dermaga Padang di Desa Bontosunggu dengan waktu tempuh ± 15 menit menuju Desa Bontoborusu dan Desa Kahu-Kahu, biaya yang dikenakan Rp. 2 000,- orang untuk tujuan Desa Bontoborusu dan Rp. 3 000,-orang untuk tujuan ke Desa Kahu-Kahu. Selain itu, akses darat antar desa Bontoborusu dan Desa Kahu-Kahu telah tersedia dan dapat ditempuh melalui jalan setapak permanen. Untuk Desa Bontolebang juga telah tersedia akses darat seperti dua desa lainnya tetapi hanya menghubungkan antar dusun di desa tersebut. Akses dari Desa Bontolebang manuju Desa Kahu-Kahu ataupun Desa Bontoborusu harus ditempuh melalui jalur laut menggunakan jarangka’ dengan waktu tempuh ± 45 menit. 4.2 Kondisi Fisika Kimia Perairan 4.2.1 Arus Kecepatan arus dilokasi pengamatan terumbu karang berkisar antara 0.55- 20.83 cmdtk. Data kondisi arus hasil pengukuran lapangan di sekitar Pulau Pasi menunjukkan bahwa pada stasiun 1 dan 2 pengamatan karang memiliki arus yang cukup kuat, hal ini diduga disebabkan karena lokasi yang terletak pada ujung selat antara Pulau Selayar dan Pulau Pasi. Sedangkan kecepatan arus untuk lokasi pengamatan kualitas air cenderung lemah, berkisar antara 5.50-35 cmdtk. Kecepatan arus juga akan sangat dipengaruhi oleh proses pasang surut yang berada pada daerah selat dimana pergerakan massa air akan semakin kuat pada celah sempit bahkan ketika mencapai ujung selat. Secara umum kondisi kecepatan arus pada lokasi penelitian berada dalam taraf normal untuk menunjang perkembangan karang, sedangkan untuk pengembangan budidaya kondisinya tergolong lemah namun masih dalam nilai yang dianjurkan walaupun bukan pada kisaran yang ideal sehingga harus mendapat perhatian dalam penempatan dan perawatan keramba Kangkan et al. 2007. Sedangkan arus yang terlalu kuat dapat mengganggu fisiologi ikan, baik yang di sebabkan oleh pergerakan ikan untuk melawan arus atau karena faktor stress. Kondisi fisik perairan pada stasiun pengamatan terumbu karang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9 Kondisi fisik perairan lokasi pengamatan karang St Lokasi Parameter Lingkungan Perairan Suhu Kedalaman Kecerahan Salinitas Kec. Arus °c m ‰ cmdtk 1 Selatan P. Pasi 31.16 10 90 32 20.83 2 Selatan P. Pasi 31.17 4 100 32 20.83 3 Selatan P. Pasi 30.48 10 90 31 0.55 4 Barat P. Pasi 30.57 9 100 32 3.82 5 Barat P. Pasi 30.56 10 80 32 3.72 6 Barat P. Pasi 31.16 5 100 32 7.72 7 Barat P. Pasi 31.37 10 95 32 0.59 8 Barat P. Pasi 31.17 5 100 32 3.62 9 Utara P. Pasi 30.57 5 100 33 3.82 10 Utara P. Pasi 30.56 9 100 28 3.79 4.2.2 Kecerahan Pengamatan dilapangan yang telah dilakukan diperoleh data Tabel 9 dan 10 bahwa kondisi kecerahan pada daerah pengamatan terumbu karang berkisar antara 80-100 dimana kondisi ini akan sangat menunjang pertumbuhan karang karena intensitas matahari yang dapat menembus kolom perairan. Pada stasiun pengamatan kualitas air didapatkan tingkat kecerahan berkisar antara 31-100, hal ini disebabkan karena pada wilayah Timur Pulau Pasi kondisi perairannya keruh terutama yang berada di daerah mangrove . Berdasarkan parameter kecerahan maka seluruh stasiun pengamatan sesuai untuk pengembangan budidaya laut khususnya keramba jaring tancap dan keramba jaring apung serta perkembangan terumbu karang. Adanya material yang terlarut dalam air dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam perairan sehingga proses fotosistesa menjadi terganggu Ariyati et al. 2007. Kecerahan perairan merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung kelangsungan hidup ikan dalam keramba dimana kecerahan perairan akan membantu ikan kerapu dalam proses pengambilan makanan Kangkan et al. 2007. Kondisi fisika kimia perairan Pulau Pasi pada stasiun pengamatan kualitas air untuk kesesuaian budidaya laut dapat dilihat pada tabel berikut: